4

7.9K 407 6
                                    

Pak Rafli memberikan contoh bagi kelompokku dan kelompok yang lain, bagaimana cara membuat ifumie dan fuyunghai secara sederhana, namun tetap nikmat, lezat dan juga berkelas.

Rupanya praktek kali ini, Pak Rafli menjelaskan tentang apa itu Chinese Food. Ada beberapa bahan yang seharusnya digunakan, karena bisa menambah cita rasa masakkan itu sendiri. Tapi, mengingat sekolah ini adalah sekolah yang 85% adalah beragama muslim, maka Pak Rafli meniadakan beberapa bahan yang dianggap haram tersebut. Seperti arak, daging babi, serta minyak babi juga.

"Sekarang, Bapak dan Ibu Widya akan memberikan kalian waktu satu jam, untuk bisa membuat kedua masakan ini."

"Waktu kalian, dimulai dari sekarang!" Bu Widya pun menekan stopwatch yang mengalung di lehernya.

"Gue ngocok telor ya!" Ujar Gito.

"Aku bersihin sayuran aja." Sahut Aisyah. "Eh, untuk ifumie, dia sayurnya modelnya kayak capcay gitu ya?"

Aku memperhatikan kelima teman-temanku itu. Kalau mereka terus berbicara seperti itu. kapan akan selesainya?!

"El, ayo jangan bengong..!" Pak Rafli menyadarkanku.

Saat aku mulai memecahkan empat butir telor ke dalam sebuah wadah plastik, lalu menambahkan daging udang dan ayam yang udah dicincang, daun bawang, wortel yang diparut kasar, lada hitam, garam dan ....

Aku udah menyelesaikannya..!! Lengkap dengan guyuran sausnya yang agak asam, manis dan kecut segar rasanya.


"El, itu kamu gak salah?" Salah seorang temanku bertanya tanpa berkedip.

Lalu saat aku menyelesaikan hidangan berikutnya, aku sepertinya telah membuat sesuatu yang sangat fantastis! Padahal sih, aku menganggap bahwa ifumie ku itu, biasa aja.

"Keren banget lo, El!"

Aku tertawa saja menanggapinya. Semoga Pak Rafli dan Bu Widya suka dengan inti rasanya.

"El, ini sangat hebat.." Akhirnya pujian itu keluar dari mulut wali kelasku.

"Kita singkirin aja buatan kita. Malu-maluin tauk!" Bisik Ika pada Aisyah dan Aini. Dan aku bisa mendengarnya.

"Kamu sudah biasa masak ya, El?" Tanya Bu Widya.

"Enggak juga. Kadang aja, kalau aku lagi bosen aja gak ngapa-ngapain. Hhehe.."

"Pak Rafli, gimana kalau El kita masukkan ke tim inti masak sekolah kita saja?"

"Bagaimana, El? Apa kamu setuju?"

Aku tidak bisa langsung memberi jawaban. Aku sama sekali belum tahu tim inti itu apa, siapa ketuanya, dan kebanyakkan dari mereka itu apakah dari siswa seangkatanku atau tidak.

"Anak-anak, seperti yang sudah kita ketahui, bahwa dua minggu lagi, atau lebih tepatnya setelah ujian semester ganjil, sekolah kita akan mengadakan class meeting. Dan biasanya, sekolah kita akan mengadakan beberapa acara. Diantaranya lomba memasak antar kelas, lomba basket, futsal, market day, dan juga pentas seni sebagai acara puncaknya." Urai Pak Rafli.

"Dan Ibu harap kalian semua ikut berpartisipasi dalam acara ini." Sambung Bu Widya.

"Lomba masak pokoknya El yang harus ikut! Biar kelas kita juara! Bener gak temen-temen?!" Usul Ika yang langsung membuat mataku memelotot sejadinya.

"Setuju!!"

"Jangan aku ya..., please. Yang lain aja deh."

"Gak usah merendah gitu, El. Kita tahu kok sehebat apa dirimu itu." Kata Aisyah yang malah membuatku kikuk.

Ayah&Papa [Finale]Where stories live. Discover now