29

5.3K 320 19
                                    

"Arggghhh..., Kak Nino --- enak banget jepitannya Kak..."

Crett.. Crett.. Crett..

Mataku perlahan membuka. Nafasku masih belum stabil. Tapi yang barusan kurasakan itu --- jepitan lubang anus Kak Nino --- dan juga goyangan pinggulnya --- sungguh bisa membuatku mencapai klimaks ber....

"El..."

"KAK HERDIIII....!!!" Seketika mataku membelalak. Aku pun bangun dan mendapati aku terbangun di dalam mobilnya!!?

"Kok aku bisa disini sih?!!"

Kak Herdi menyodorkan padaku kotak tisu miliknya. "Sebaiknya itu kamu dibersihkan dulu, El.."

"Itu...?" Aku menunduk. Dan aku beneran malu bukan main!! "Kok aku bisa gak pake baju?!!" Ucapku gelagapan sambil membersihkan lelehan spermaku sendiri pada perut dan selangkanganku.

'ANJING BANGSAT LO...!!'

Suara teriakkan itu langsung mengalihkan perhatianku.

Pandanganku beralih ke arah luar. Dan aku sungguh tersentak dengan apa yang kulihat saat ini.

Kak Dimas, ayah, dan papah yang sedang meringkus Kak Nino yang sepertinya berusaha akan kabur.

"El, kamu mau kemana?" Kak Herdi menahan tanganku.

"Aku mau tu ---" Suaraku berhenti pada kalimat itu.

Mataku membuka lebar.

Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri, kalau orang yang baru aja keluar dari rumahnya Kak Nino itu adalah --- Ragil...

'HENTIKAN DIMAS!!'

'GAK BISA, OM!! SEBELOM POLISI DATANG, AKU AKAN MEMATAHKAN KEDUA KAKINYA INI!'

'LO JANGAN BEGO, DIMAS!! LO MAU NANTI LO SATU SEL SAMA DIA?!!'

Aku menurunkan kaca jendela mobil Kak Herdi.

Tidak. Aku tidak mungkin salah lihat.

Sebab Kak Dimas, ayah, dan papah kini sedang berbicara dengan sosok yang sangat mirip denganku itu.

"EL TOLONG AKU!!! MEREKA INGIN MENYIKSA DAN MEMBUNUHKU...!! EL, TOLONG AKU, SAYANGGG...!!"

Sayang? Kenapa Kak Nino masih aja memanggilku dengan panggilan seperti itu?

"MEREKA YANG TELAH MENJEBAKKU SELAMA INI, EL!! MEREKA SENGAJA MEMUTARBALIKKAN SEMUA FAKTANYA!!"

"El..." Ayah berlari menghampirku sambil membawakan baju milikku. "Kamu pakai baju dulu ya.."

"Ayah, dia itu ---"

Ayah mengangguk. Ia menarik kepalaku lalu mencium dahiku. "Dia Ragil, El."

"Ragil..." Suaraku terasa berat sekali.

Kulihat terus sosok itu.

Tadi mata kami sempat bertemu sejenak. Namun kini dia sudah mengalihkannya lagi pada papah.

Apa dia masih menaruh rasa benci dan dendam itu padaku?

Ayah&Papa [Finale]Where stories live. Discover now