8

6.8K 374 12
                                    

*Warning : konten dewasa!

Malam ini hujan turun dengan sangat derasnya. AC di kamarku aja sampai aku matiin karena dinginnya sampai menusuk tulang.  Aku turun dari kasur, dan keluar kamar. Ruang tamu dan tengah sudah gelap. Selain terdengar suara gemuruh hujan, samar-samar aku juga denger suara orang yang lagi ronda sambil memukul tiang listrik.

Aku dorong pintu kamar ayah. Kulihat mereka berdua sudah tertidur pulas dengan saling memunggungi.

Aku naik ke atas kasur mereka, dan ikut bergabung tidur diantara keduanya.

Gerakkanku yang sudah sepelan ini, nyatanya tetap aja membuat keduanya terbangun.

"El mau tidur disini?"

"Iya. Abisnya dingin di kamar." Selain dingin, aku juga sebenernya sih agak takut juga. Kan gak lucu kalo tiba-tiba hantunya Ragil dateng. Hhhiii...

"Mau Ayah buatin susu anget, El?"

"Ayo!" Aku jadi antusias. Lagian aku gak mau menyia-nyiakan malam ini begitu aja dengan mereka. Soalnya besok aku harus ke rumah papi. "Pah, ubinnya dingin. Gendong dong!"

"Anak ini lagi mau manja-manjaan rupanya ya..."

Aku langsung melompat ke punggung papah. Kudengar dia agak menahan nafas dan bereaksi dengan sangat berlebihan.

"Anak kita jadi makin berat nih, hun.."

"Aku gak berat tau, Pah! Papahnya aja kali yang makin tua!"

Ayah memperhatikan aku dan papah dengan senyumnya yang lebar.

Kami bertiga duduk di meja makan. Menikmati susu jahe panas buatan ayah yang sangat enak sekali. Rasa kantukku sudah benar-benar hilang.

"El besok jadi ke rumah Om Alex?" Tanya ayah.

"Iya. Soalnya papi katanya bawa oleh-oleh cokelat dari luar."

"El berapa lama disana?" Ekspresi Ayah udah berubah.

"Kan satu minggu, ayah."Jawabku sambil meneguk susu jahe hangat milikku yang tinggal tersisa separo gelas.

"Mulutnya belepotan.."Ujar papah sambil mengelap atas bibirku dengan tisu.

"Kan satu minggu disini. Satu minggu di rumah papi."

"Hun..." Papah berujar pelan sambil memegang tangan ayah.

Aku bisa mengerti apa yang dirasakan oleh ayah. Tapi aku juga sangat sayang papi. Dan aku gak mungkin pergi gitu aja darinya.

Tanpa terasa azan subuh berkumandang. Mau tidur lagi pun gak mungkin. Bisa-bisa nanti aku yang malah kesiangan.

"El mau mandi sama papah gak?"

"Sama ayah juga ya?" Aku menyengir ke ayah. Dia sepertinya kaget sekali. "Ayo, sekali-kali kita mandi bertiga ya!"

"El aja sama papah ya?"

Aku geleng. "Aku maunya bertiga."

"Tapi..."

"Dari kecil kan aku gak pernah ngerasain mandi sama ayah dan papah. Sedangkan Ragil hampir setiap hari pastinya. Itu kan gak adil.."

"Ayolah hun.." Papah tersenyum nakal sama ayah.

Akhirnya kami bertiga mandi bersama. Dan untuk pertama kalinya, aku lihat penisnya papah dan ayah. Hhheeheee..

"Masa El mandi pake celana gitu? Curang..." Tukas papah.

"Biarin aja sih, hhheehhe.."

"Tau gitu Ayah gak ikutan. Udahan aja deh.."

Ayah&Papa [Finale]Where stories live. Discover now