46 | ALBERIC2

58.2K 2.6K 169
                                    

Terkadang sebelum kita menemukan cinta yang nyata, kita harus berkorban terlebih dahulu. Bahkan jika harus mengorbankan perasaan terlebih dahulu
-Lenric


Seorang perempuan kini terduduk di sebuah bangku taman, malam dan sendirian. Acara pemakaman kemarin pun masih melekat di pikirannya. Anna, perempuan itu kini tengah termenung dengan mengusap perutnya.

Matanya menatap lurus ke depan, begitu banyak beban yang dipikulnya. Bahkan kini ia sangat membutuhkan sebuah sandaran hanya untuk meringankan beban itu. Tidak ada! Ya baginya tidak ada satupun tempat ia meringan beban sedikitpun, semua orang yang di dekatnya pasti akan pergi. Dia tidak memiliki teman hidup sesungguhnya, tidak ada cinta yang tulus mencintainya.

"Gue salah ya? Iya gue Anna paling bangsat!" Anna menatap kedua tangannya.

Anna mengingat kejadian setelah pemakaman Alpha, dimana Lena berbicara sesuatu dengan Aice tanpa sepengetahuannya jika Anna mendengar dari belakang.

Flashback

"Sebenci-bencinya gue dengan Anna, gue nggak bakal balas dendam sama dia." Lena tersenyum kepada Aice, air matanya mengalir. Tangannya meraih tangan Aice, tangan Lena yang terasa dingin.

"Kenapa?"

"Dia perempuan yang lemah Aice, gue tahu kalau butuh cinta." Lena kini mengeratkan genggamannya. "Hingga dia salah memilih jalan, dia malah memilih untuk mencintai Alpha."

Aice tiba-tiba memeluk Lena erat, sangat erat bahkan Anna yang melihatnya iri melihat jika Lena memiliki teman dalam hidupnya.

"Lena lo perempuan paling kuat yang pernah gue temui, lo selalu berkorban untuk orang lain Lena. Gue beruntung punya sahabat kayak lo, lo tahu cinta yang lo punya itu besar sangat besar hingga semua orang tahu itu dan mereka semua berusaha untuk meminta cinta itu." Aice berbisik pelan di telinga Lena hingga Anna yang melihat mereka secara diam-diam tidak bisa mendengar ucapan Aice.

Aice melepas pelukan itu. "Sekarang apa yang mau lo lakuin ke Anna?"

Lena tersenyum simpul, air matanya kering dan mungkin sudah lelah mengeluarkan embun lagi. "Gue akan tunggu permintaan maaf dari dia," jawab Lena sungguh-sungguh.

Aice membulatkan matanya. "Lo serius?"

Lena mengangguk. "Gue yakin suatu hari nanti saat dia sudah menemukan kebahagiaannya sendiri dia akan minta maaf." Anna terpaku sendiri melihatnya. Sebaik itukah Lena? Apa ia sekarang merasa bersalah.

"Lo baik banget sih Lena sama gue." Gumam Anna.

Anna mengingat jelas kejadian itu. Kejadian yang begitu membekas dari kemarin malam hingga malam, ia begitu bersalah setelah Lena mengatakan itu di depannya dan tanpa ia tahu jika disana ada dirinya.

"Gue nyesel, gue udah hancurin kebahagiaan orang lain!" Anna berteriak walau sekarang jam telah menunjukan pukul sebelas malam.

"Lena maafin gue! Gue udah bikin banyak kesalahan, kenapa gue egois?" Anna menangis disana, kakinya ia angkat ke atas bangku taman dan ia melipatnya, lalu ia memeluknya.

"Gue perempuan paling bangsat! Gue pelakor, gue jahat." Anna menangis sejadi-jadinya menyesali dengan semua yang telah ia perbuat.

Memang banyak yang bilang jika sesal datang pada akhirnya, ia sendiri bisa membuktikan itu. Apa ia bisa membalikan waktu? Apa ia bisa mengembalikan Alpha untuk Lena? TENTU TIDAK!

"Gue jahat," Anna menenggelamkan kepalanya. Tanpa disadarinya seseorang datang dan duduk di sampingnya.

"Lo nggak jahat," Anna tersentak kaget, lalu kepalanya mendongak untuk melihat si pemilik suara itu.

LENRIC [ALBERIC2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang