16 | ALBERIC2

74.6K 3.7K 30
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Sayangnya jika cinta ini hanya terbelenggu di dalam hati, terlihat semu dan terasa gelisah
-Alberic

"Sayang, besok aku mau temenin Yuka ke Sma Darmantara, Sma aku dulu." Lena meminta ijin kepada Alpha dengan nada lembut agar Alpha mengizinkannya karena bagaimanapun Yuka adalah sahabatnya.

"Emang mau ngapain?" tanya Alpha membuat Lena menatap Alpha. Kini mereka berada di ruang keluarga dan menonton televisi.

"Besok katanya ada rapat orang tua, di karenakan orang tua keponakannya Yuka lagi sibuk kerja jadi Yuka yang gantiin orang tua dia buat hadir di rapat itu. Terus Yuka minta temenin buat hadir kesana." Jelas Lena tanpa ada yang di tutupi.

"Masalahnya kamu nggak boleh capek sayang, besok aku kan harus kerja, gak ada yang bisa jagain kamu, emang gak ada temen Yuka yang lain?" tanya Alpha mengusap lembut pipi Lena.

Lena menggeleng. "Manda besok mau jalan sama Farel, Aice ada pertemuan sama dosennya. Kamu tahu kan kalau si Aice itu telat satu tahun buat kuliah? Jadi sekarang dia lagi sibuk-sibuknya." Alpha tersenyum, inilah sifat yang sangat disukai Alpha, Lena itu perempuan yang jujur, tidak pernah berbohong dan selalu bicara dengan jelas tetapi lembut.

"Yaudah kamu hati-hati disana ya. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa." Alpha mengusap rambut Lena, Lena pun memegang tangan Alpha yang mengusapnya.

"Iya aku pasti hati-hati, kamu kalau kerja jangan deket sama cewek lain ya. Aku gak suka, walaupun aku belum pernah sekalipun ke kantor kamu karena kamu suka larang-larang." Lena mencebikan bibirnya membuat Alpha terkekeh pelan lalu mengacak rambut Lena.

"Iya nanti kamu boleh datang ke kantor aku kok, bilang ke semua orang kalau Saylena Fendricollas itu istrinya Alpha Fendricollas." Lena tertawa melihat Alpha yang kini tengah mengepalkan tangannya di udara, dengan pakaian santainya.

"Untung sayang, kalau nggak udah Lena tendang dari rumah." Alpha menghentikan aksinya dan menatap Lena dengan wajahnya yang dibuatnya seimut mungkin.

"Emang kamu berani tendang manusia se imut aku?" tanya Alpha dengan wajah yang dibuat seimut-imutnya.

"Berani-berani aja sih, tapi manusia yang sekarang ada di depan aku itu lebih imut jadi gak tega." Lena tersenyum lalu memeluk Alpha dan bersandar di dada bidangnya, mereka pun melanjutkan kembali menonton televisinya.

"I love you Lena,"

"Love you too."

×××××

"ANJAY GUE KANGEN BANGET SAMA NIH SEKOLAH!!" teriak Yuka heboh saat mereka turun di parkiran Sma Darmantara. "Lena lo tahu sesuatu gak?" tanya Yuka membuat Lena menggeleng.

"Geng yang dulu, yang di ketuai sama si Eric udah bubar dan gak ada lagi di sekolah ini, tapi bubarnya baru dua tahun yang lalu sih." Jelas Yuka membuat Lena mengernyit bingung.

"Kenapa?" tanya Lena heran.

"Eric sendiri yang bubarin, walaupun dia masih kuliah Eric sudah di beri kepercayaan oleh ayahnya untuk mengurus sekolah ini. Dia juga barus sadar kalau organisasi yang tidak di perbolehkan sekolah bisa memberi dampak negatif bagi orang lain," penjelasan Yuka membuat Lena membulatkan matanya terkejut, pasalnya dulu Eric sangat setia dengan pertemanan di geng tersebut.

"Gak semua juga kan dampaknya negatif? Pasti ada juga dampak positifnya."

"Gak tahu gue juga, yaudah yuk kedalam takut keponakan gue udah nunggu," Lena mengangguk lalu berjalan beriringan bersama Yuka.

Saat Lena berjalan dari lorong ke lorong ia jadi teringat masa Sma nya dulu di Indonesia. Sudah dua kali ia pindah Sma, bahkan ia sekolah di Sma Darmantara hanya beberapa bulan saja. Lena terkadang tersenyum sendiri, tersenyum saat mengingat kebodohannya dulu, apalagi saat ia di bodohi sama mantannya dan sahabat kejamnya yang sekarang resmi menjadi kakak iparnya.

"KAK YUKA!!" teriakan yang menggelegar itu membuat Lena dan Yuka menoleh ke sumber suara, disana ada seorang perempuan yang tengah berdiri di depan pintu sekolah, Yuka dan Lena memutuskan untuk menghampirinya.

"Kak kenapa kakak malah kesini?" perempuan dengan seragam putih-abu itu bertanya kepada Yuka.

"Emang rapatnya dimana Yul?" tanya Yuka kepada keponakannya yang bernama Yulu.

"Di aula sekolah kak, bukan disini." Yuka dan Lena mengernyit bingung, apakah sekarang di Sma Darmantara sudah memiliki aula sekolah? Karena waktu mereka sekolah tidak ada aula sekolah dan setiap rapat orang tua kelas merekalah yang akan di pakai.

"Kakak gak tahu?" Yuka menggeleng. "Yaudah yuk Yuli anter." Yuka mengangguk, Yuli berjalan diikuti Lena dan Yuka di belakangnya.

Mereka berjalan ke arah samping gedung sekolah hingga mereka sampai di sebuah bangunan yang tak kalah besar dan berdiri kokoh. Yuli pamit kepada Yuka untuk kembali ke kelasnya dan Yuka hanya mengangguk tanda bahwa ia mengijinkannya. Lena menarik Yuka untuk segera memasuki aula sekolah tersebut.

Setelah sampai di dalam Yuka dan Lena mencari tempat kosong untuk duduk, aula tersebut kini di dalamnya penuh dengan kursi-kursi yang tersusun dengan rapi. Lena dan Yuka duduk di barisan pertama karena barisan belakang telah penuh oleh ibu-ibu yang lebih memilih untuk bergosip daripada mendengar orang yang tengah menyampaikan sesuatu mengenai sekolah ini.

"Gila emak-emak malah ngerumpi di belakang," komentar Yuka kepada Lena.

"Namanya juga emak-emak yang di rumpiin gak lain lagi pasti tentang administrasi sekolah, atau tentang style yang mereka gunakan." Lena mencibir pelan, Yuka mengangguk-anggu saja karena baginya apa yang di katakan Lena memang benar adanya.

"Tes, tes assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucapan dari pengeras suara itu membuat Lena dan Yuka menghentikan obrolannya.

"Terima kasih sudah datang dalam acara rapat hari ini. Perkenalkan nama saya Alberic Kevano Darmantara, saya pemilik dari yayasan ini." Lena langsung menolehkan kepalanya menatap orang yang tengah berbicara. Eric pun yang berbicara seraya mengedarkan pandangannya tak senghaja tatapannya langsung jatuh kepada seorang perempuan yang duduk di barisan paling depan.

"Napa tuh Eric malah liatin lo Lena?" tanya Yuka membuat Lena menatap Yuka dengan santai tanpa ada kendala apapun.

"Mungkin dia kangen sama gue." Lena terkekeh pelan membuat Yuka berdecak sebal.

"Pede banget sih lo," Lena tertawa pelan. "Kan mungkin aja gitu si Eric belum move on sama gue, gue kan orangnya ngangenin Yuk," Lena mengambil cermin yang berukuran kecip dari tasnya dan melihat wajahnya yang kini terolesi make up natural.

"Ngaca aja terus, sampai tingkat kepedean lo tembus ke pluto. Lo ngomong kayak gitu si Alpha denger bisa marah besar tuh anak," Yuka menrebut cermin kecil Lena dan melihat wajahnya lewat cermin tersebut. "Gue juga gak kalah cantik kok,"

"Alpha udah percaya sama gue Yuk, dia gak bakal marah sama gue."

"Gue tahu Lena tapi kalau masalahnya sampai bersangkutan sama si Eric bisa aja kepercayaan dari suami lo bisa patah begitu aja." Ucapan Yuka membuat Lena terdiam lalu ia membalas perkataan Yuka dengan senyum miringnya.

"Kepercayaan tidak mudah untuk di patahkan, tetapi keyakinan sangat mudah untuk di patahkan," dan kali ini Yuka yang yang terdiam.

A/N : Maaf baru up

Follow ig
albericavano_
saylena.maymac

LENRIC [ALBERIC2]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن