3. Si Mulut pedas

Start from the beginning
                                    

Rayya geram, ia berjalan mendekati Aydan. Dan memicingkan matanya tepat didepan wajah lelaki itu.

"Sekatanya ya! Jangan asal fitnah! Berkata baik atau diam! Sesimple itu!"

Aydan menahan nafasnya, mukanya memerah, "Jangan deket-deket!" Ia menoyor tepat didahi Rayya dan mulai berjalan menjauhi kelas itu.

"Wooyy, Aydan! Bantuin gue ngeprint tugas kemarin!" Teriak Aldo sambil berlari mungkin mengejar Aydan.

"Dasar!! Kenapa sih semua orang disekolah ini pada aneh!" Dumel Rayya.

Rayya pun melanjutkan acara piketnya.

Revan yang melihat nya menahan tawa dan sesekali menggeleng kan kepala dengan dumelan Rayya.

"Lu juga Van, malah diem. Gue denda lu!" Ucap Rayya, sembari menyimpan kembali sapu.

"Lah kok gitu?" sahut Revan.

"Iyaaa gue denda lu, beliin gue satu botol air minum!" titah Rayya sambil mengibas ngibaskan tangannya. Bendara nyuruh KM nya? Alah sudah biasa.

Tanpa sepatah kata Revan keluar dari kelas.
Dan Rayya hanya bodo amat.

Ia pun memasang headphonenya dan mulai memejamkan matanya.

Buk

Rayya kaget ya walaupun gak terlalu kenceng sih suara nya.

"Nih," ucap Revan dan mulai melangkah keluar kelas.

"Buat gue?" tanya Rayya.

"Ya lah masa buat Bu kantin, tadi kan lu yang nyuruh, gimana sih?!" sekilas Revan menoleh ke arah Rayya.

"Lah gue cuman canda kali Van," jelas Rayya. Revan tidak menyahut lagi, ia sudah berada diluar kelas.

***

Kantin hari ini sesak dipenuhi kerumunan orang-orang yang menahan lapar, dan rayya pun termasuk. Entah mengapa dari sejak pagi perutnya ini tak bisa bersahabat sekali.

"HEY LO KALAU JALAN ITU PAKE MATA!" omel seseorang diluar kantin, semua orang yang didalam pun berlari keluar hanya cuman ingin melihat kejadian itu.

"Maaf kak... Tapi yang aku tahu jalan itu pake kaki bukan pake mata," ucap perempuan berkacamata itu dengan lirih. Padahal ia tak sengaja menabrak kakak kelasnya ini.

"Iya maksud gue itu, udah jangan so' ngajarin gue!" Bentak perempuan yang diketahui anak kelas 12 itu.

"Rame bat dah diluar, padahal cuman orang ngomel ngomel doang," ucap Rayya dan memerhatikan Kakak kelasnya yang sedang mengomel itu.

"Biasalah namanya juga kak Erisa," sahut Khalisa. Sudah biasa?

"Maksudnya sudah biasa gimana?" Kini Rayya mulai terobsesi membicarakan seniornya itu.

"Dia emang suka bikin geger satu sekolah, udah biarin aja dia emang agak lebay, apa apa disewotin mirip banget kayak lo Ray, Haha," jelas Khalisa, Rayya menatapnya tajam.

"Udah ah, balik yuk!"

Bruk!

Didepan kantin yang sesak, tidak sengaja Khalisa bertabrakan dengan Aydan dan air yang dibawa Aydan tumpah semua sepatunya.

Scandal Tomboyish Girl || a Game [Tamat]Where stories live. Discover now