^_Takdir_^

23 ~ Meet

"Jaemin!?" ucap Mark percaya tak percaya melihat tunangannya datang bersama Jeno yang baru keluar dari bandara.

Setelah terdiam dalam beberapa saat. Mark pun menghampiri Jaemin lalu memeluknya erat seakan tidak ingin kehilangannya lagi.

Jeno dan Renjun yang melihat moment itu hanya bisa tersenyum bahagia. Sedangkan Chenle dan Jisung hanya diam karena tidak mengetahui apa-apa.

"Kakak dingin. Dia itu siapa?" bisik Chenle penasaran.

"Dia itu kakaknya kakak, tunangannya kak Jaemin." jelas Jeno yang di balas 'oh' dari Chenle dan Jisung karena Jisung juga ikut mendengarkan percakapan mereka.

Setelah melepas pelukannya dengan Jaemin, Mark kembali terkejut akan adanya Renjun disisi Jeno.

"Astaga Jeno! Dia..."

"Ya Mark ini aku Renjun." jawab Renjun sebelum Mark menyelesaikan kalimatnya dengan wajah heran.

"Ini sebuah keajaiban! Bagaimana kau bisa datang bersama Jeno. Apa kau juga berada di China?"

"Iya Mark selama ini aku tinggal di China. Ceritanya panjang."

"Tak apa yang penting kau sudah disini bersama Jeno. Jangan pergi lagi atau Jeno akan benar-benar gila nanti." perkataan Mark membuat semua tertawa kecuali Jeno yang wajahnya sudah memerah.

"Dan dua orang yang manis ini siapa?" pandangan Mark beralih pada Chenle dan Jisung.

"Ini Chenle adik anggkatku selama di China dan di sebelahnya dia Jisung kekasih Chenle." berakhirlah dengan wajah Chenle dan Jisung yang terkejut mendengar penuturan Renjun.

"Kakak.." rajuk Chenle manja.

"Bukankah itu benar?" saut Renjun.

"Kak kalau begitu aku panit duluan ya. Aku harus mengunjungi rumah sahabatku. Nanti Chenle kalo mau pulang hubungin aja Jisung, kita pulang bareng ke China." ujar Jisung.

"Ok Sung." jawab Chenle dengan penuh senyum.

Di perjalanan pulang Jeno dan Renjun menceritakan semua yang terjadi pada mereka, termasuk Jeno yang mengalami kecelakaan hingga harus mendapatkan donor ginjal.

Setelahnya mereka telah sampai di rumah masing-masing, begitupun Renjun.

Keadaan di rumah keluarga Lee sangat heboh karena kepulangan calon menantunya dan Jeno.

Irene dan Suho menyambut mereka dengan kehangatan ala keluarga. Darai tangis air mata tak luput menyelimuti keadaan, yang tentunya adalah air mata kebahagiaan.

"Terimakasih ya sayang kamu udah mau kembali." ujar Irene seraya memeluk Jaemin.

"Iya bunda. Maafin Nana ya." jawab Jaemin yang mulai menangis juga.

"Apa kabar kamu disana Jen?" kini giliran Suho yang bertanya pada anaknya.

"Baik ayah. Hanya saja beberapa hari yang lalu Jeno mengalami kecelakaan." jawab Jeno.

"Tapi kau baik saja kan?" timpal Irene khawatir.

"Ya sudah lebih baik bunda." jawab Jeno dengan senyum.

"Dan kau Jaemin. Kau jangan pergi lagi apapun yang terjadi! Itu membuat Mark gila." tegur Suho di balas anggukan imut dari Jaemin dan tawa semua orang.

"Kalo gitu, Mark pamit nganterin Jaemin pulang dulu ya bun yah."

"Yah kok pulang sih? Bunda kan masih kangen sama Nana." rengek Irene layaknya anak kecil.

"Udah lah bun, bunda Wendy juga pasti kangen banget sama Jaemin." kata Jeno menengahi.

"Lagian nanti Jaemin sering main deh." ujar Jaemin.

"Ya udah deh. Hati-hati ya anak bunda."

Di mobil susana begitu hening. Mark sesekali menatap wajah Jaemin yang dia rindukan, senyuman pun tak luntur dari wajah mereka.

"Mark.. Bagaimana keadaan Haechan?" pertanyaan Jaemin itu membuat Mark diam untuk beberapa saat.

"Hmm.. Jaem! Haechan sudah pergi." jawab Mark dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Jadi benar dia sudah pergi? Secepat itu kah?" suara Jaeminpun seketika berubah menjadi sedih.

"Dia sudah menceritakan semuanya Jaem." ujar Mark.

Sampai di halaman rumah Wendy. Jaemin segera keluar dari mobil untuk menemui bundanya itu.

"Bunda..!!" panggil Jaemin di ambang pintu. Merasa tak asing dengan suara tersebut Wendy pun segera keluar rumah dan mendapati anaknya tengah tersenyum haru.

Tanpa pikir lama Wendy segera memeluk anak semata wayangnya itu.

Gaes maaf ya kalo alurnya jdi krang nyambung.. Faktor sibuk ini mah. You know lah. Fighting baca ya gaes smoga suka. Kritiknya jangan lupa. Vote comment dont you forget. Bye bye bye.