20 ~ Pendonor

2.8K 239 11
                                        

"Renjun?" lirih Jeno.

"Le. Kakak harus pergi kebutik sekarang."

Dengan cepat Renjun melepas genggaman tangannya pada Chenle dan berlari meninggalkan caffe itu.

Jeno yang melihat Renjun pergi, segera mengejarnya.

"RENJUN!!"

Chenle terdiam menatap kepergian Jeno dan Renjun, perlahan dia menampakan senyuman pertanda dia terlepas dari beban.

"Kak Jaemin. Kau mengenal Renjun kakakku?" tanya Chenle menghampiri Jaemin yang masih duduk lesu di meja caffe.

"Ya aku mengenalnya. Dulu dia adalah calon dari tunanganku. Tapi justru dia dan Jeno yang saling jatuh hati." jelas Jaemin sambil tersenyum miris.

"Aku tahu kak."

"Maksudmu?"

"Aku tahu kalau Jeno menyukai kakakku. Dulu saat aku pertama bertemu dengannya, aku melihat foto kak Renjun di dompetnya. Dan saat itu lah aku tahu kalau kak Renjun memiliki hubungan dengan kak dingin."

"Tunggu. Tadi kau bilang Renjun itu kakakmu?"

"Iya dia kakak angkatku. Sudah 2 tahun aku mengalami depresi ringan karena kehilangan sosok kakak yang selalu melindungiku karena kecelakaan. Kebetulan sewaktu ayah pergi bertugas di Indonesia, ayah menemukan kak Renjun dalam keadaan tidak sadarkan diri di sungai dekat proyek ayah."

Chenle menghentikan ceritanya sesaat untuk menarik nafasnya berat. Hatinya sudah terasa sesak tapi dia tahu dia harus menceritakan semuanya pada Jaemin.

"Lalu apa yang terjadi?" tanya Jaemin penasaran.

"Keadaannya sangat kritis dan alat medis Indonesia tidak memungkin untuk menyembuhkan kak Renjun. Hingga ayah membawanya ke China.

Sampai kak Renjun sadar ayah mengangkatnya menjadi anak karena kak Renjun mengalami amnesia. Semenjak kehadiran kak Renjun keadaanku semakin membaik begitupun dengan kak Renjun yang mulai mendapatkan ingatannya.

Tapi sayangnya bunda dan ayah selalu melarang Renjun untuk pulang ke rumah alasannya karena Chenle. Setiap malam kak Renjun menangis dan selalu menuliskan nama Jeno di dairy nya."

Chenle mulai sedikit menitihkan air matanya yang di tatap iba oleh Jaemin.

"Chenle kasihan sama kak Renjun, Chenle mau kak Renjun bahagia jadi Chenle ngerencanain pertemuan ini buat kak Renjun sama kakak dingin." Chenle menampakkan senyumnya yang sangat manis pada Jaemin, membuat Jaemin merasa salut padanya.

"Kau anak yang hebat Chenle."

Di tengah obrolan tiba-tiba hp Chenle berdering adanya panggilan masuk.

Kak Renjun call

"Ya hallo kak. Kenapa?"

"Chenle...Jeno..hiks Jeno.."

"Kenapa sama kak dingin?"

"Jeno kecelakaan hiks...keadaannya kritis hiks...."

"APA?! KAK RENJUN GAK BERCANDA KAN?!"

"Gak Le kakak serius...hiks....sekarang kakak ada di rumah sakit Leong...hiks..cepet kesini!"

"Iya kak Chenle kesana.."

tut

"Ada apa Chenle?" tanya Jaemin khawatir.

"Kak Jeno kecelakaan kak." jelas Chenle sendu.

"Hah?! CEPET KITA KERUMAH SAKIT LE!!"


















"CHENLE!!" Renjun segera menghampiri dan memeluk Chenle sambil menangis saat dia baru saja sampai di rumah sakit bersama Jaemin.

"Kak tenang kak.. Sssttt... Chenle yakin kakak dingin pasti baik-baik aja." ujar Chenle menenangkan.

"Apa yang di katakan Chenle benar Njun. Kau harus yakin, sekarang kita duduk saja dulu ya." timpal Jaemin.

Renjun telah duduk di antara Jaemin dan Chenle. Wajahnya kusut dan matanya sembab, Renjun benar-benar takut kehilangan Jeno untuk kedua kalinya.

"Renjun, aku sudah tahu semua ceritanya kenapa kau bisa ada disini. Chenle yang memberi tahu padaku." kata Jaemin.

"Aku gak mau kehilangan Jeno lagi, Jaem." isak Renjun.

"Hei yakinkan dirimu! Saat acara pertunangan itu, sebenarnya kau akan bertunangan dengan Jeno bukan dengan Mark. Jadi kau adalah miliknya."

"Tapi aku tidak bisa kembali bersama Jeno."

"Kenapa kak?" timpal Chenle.

"Karena kau juga menyukainya Le."

"Gak kak. Chenle lebih bahagia kalo kakak dingin bersama kakak, Chenle rela kok kak." seketika itu juga Renjun kembali menangis dalam pelukan Chenle.
"Kamu emang adik kakak yang paling baik le. Terimakasih..."

Clek..

Renjun, Jaemin dan Chenle pun segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD.

"Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Jaemin segera.

"Dia baik-baik saja kan dok?" sarkas Renjun.

"Teman kalian. Mengalami kerusakan yang cukup parah pada salah satu ginjalnya, akibat benturan kecelakaan itu dan sekarang kami sangat membutuhkan donor ginjal untuknya." jelas dokter yang membuat hati mereka hancur.

"Saya bersedia mendonorkan ginjal saya dok."






















































Capek juga ya heheheh.... Tapi kalo liat respon kalian jadi semangat and bikin senyum sendiri kayak orgil(orang gila). So please your vote and comment gaes.. See you bye bye bye....

^_Takdir_^Where stories live. Discover now