14 ~ Bangkit

2.7K 265 8
                                        

Eh BTW maaf ya kalo lagi kebanyakan scane NoRen nya dari pada MarkMin. Tapi kalian tetep happy kan? Atau gak?

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_

"Morning!! Bunda ayah Mark." sapa Jeno dengan senyuman yang sudah lama tak dia tampakan. Sedangkan Suho, Irene dan Mark menatap Jeno heran tapi mereka juga senang jika memang benar Jeno bisa bangkit.

"Kau sudah baikan Jen?" tanya Mark pada Jeno yang sudah duduk dihadapannya.

"Bunda seneng kalo kamu udah baikan sayang." timpal Irene dengan tersenyum haru.

"Iya bun Mark. Jeno udah sadar Renjun itu gak akan pergi jauh dari Jeno." balas Jeno penuh senyum hingga matanya membentuk garis manis.

"Ayah bangga sama kamu Jeno. Ternyata kamu sudah bisa berfikir dewasa." kata Suho dengan wajah sumringah.

Susahana begitu hening, hanya terdengar suara dentingan antara sendok dan piring. Semua orang benar-benar bahagia karena Jeno sudah berusaha untuk bangkit.

"O ya Jeno, pertunangan Mark dan Jaemin akan di laksanakan 2 minggu lagi." kata Irene kemudian.

"Kau jadi bersama Jaemin?" tanya Jeno sumringah. Mark hanya menjawab dengan senyuman malu-malu.

"Ah Jeno ayah berniat memberi kamu wewenang untuk memegang perusahaan ayah yang di China. Bagaimana kamu siap? Tapi kalo kamu belum siap juga gakㅡ"

"Bisa kok yah. Jeno siap." balas Jeno mantap memotong perkataan Suho membuat yang lain benar-benar bahagia.

"Kalau begitu kamu akan berangkat ke China setelah pertunangan Mark ya." kata Suho di balas anggukan dari Jeno.

"Bunda ayah kalo gitu Mark berangkat ke kantor dulu ya." kata Mark berpamitan.

"Ehh... Mark tunggu!!" teriak Jeno dan Mark pun berhenti. "Aku ikut!! Bun ayah Jeno duluan ya."

"Kau ingin kemana?" tanya Mark saat mereka berada di dalam mobil.

"Antarkan aku kerumah sakit tempat bunda Wendy dirawat." kata Jeno pada Mark.

"Bunda Wendy sudah sehat sekarang. Apa kau aku antar kerumahnya saja?" tanya Mark masih fokus menyetir.

"Hah?! Maksudnya bunda Wendy udah sembuh dari kangkernya? Tapi kenapa saat aku pingsan di rumah Jaemin aku tidak melihat bunda Wendy?" tanya Jeno terkejut, Mark hanya mengangguk dan tersenyum sekilas ke arah Jeno.

"Itu karena bunda Wendy sedang pergi." balas Mark.

"Kalau begitu antarkan aku segera kerumahnya." kata Jeno antusias.

"Yah baiklah ayo." kata Mark lalu mereka berdua masuk ke mobil.

Tak berapa lama Mark menghentikan mobilnya tepat didepan rumah sederhana di sebuah pemukiman. Yang tak lain adalah rumah Jaemin.

"Jeno aku pergi dulu ya." kata Mark setelah Jeno turun dari mobilnya.

"Terimakasih. Hati-hati di jalan." balas Jeno lalu Mark melajukan mobilnya.

Tok.... Tok.... Tok...

Clek

"Jeno kau?" tanya Jaemin menggantung melihat sosok Jeno yang sehat berada di hadapannya.

"Iya ini aku Jeno. Ada apa?" tanya Jeno penuh senyum. Saking terkejutnya Jaemin pun segera memeluk Jeno erat.

"Kau sudah bangkit Jeno?" tanya Jaemin haru dalam pelukan Jeno.

"Ya Jaemin, aku ingin memulai semuanya dari awal." balas Jeno lembut. "Oh ya dimana bunda Wendy?"

"Dia ada di dalam. Dia selalu menanyakan keadaan mu Jen." kata Jaemin lalu melepaskan pelukannya.

Segera Jeno dan Jaemin pun menemui Wendy di dalam rumah.

"Bunda lihat lah siapa yang datang?" kata Jaemin gembira.

"Mark kah itㅡASTAGA JENO?!" pekik Wendy lalu segera memeluk Jeno yang sudah dianggap menjadi anaknya sendiri.

"Iya bunda ini Jeno." jawab Jeno membalas pelukan Wendy, air matanya pun sudah menetes.

"Kau apa kabar sayang? Terakhir bunda dengar dari Mark kalau kau sedang depresi karena kehilangan kekasihmu." kata Wendy panjang lebar.

"Itu benar bun, tapi sekarang Jeno udah bangkit. Jeno percaya Renjun selalu ada di hati Jeno." balas Jeno, sekarang mereka sudah duduk di soffa ruang tamu.

Begitu lah Wendy jika sudah ada Jeno anak kandungnya pun akan terlupakan.

"Jaemin di lupain nih?" sindir Jaemin.

"Gak lah anak bunda kan ada dua." balas Wendy penuh senyum.

Beruntungnya Jeno meskipun dia anak yatim piatu. Tapi dia tetap mendapat perhatian lebih bahkan dari dua bunda.

"Bun, Jeno kangen banget sama bunda. Jeno seneng pas tahu bunda udah sembuh dari kangker." kata Jeno kemudian.

"Bunda juga kangen sama kamu. Bunda sedih pas denger kabar kamu depresi." balas Wendy.

"Jaem. Kau akan melakukan pertunangan dengan Mark dua minggu lagi ya?" goda Jeno.

"Eh apaan sih kamu Jen?" elak Jaemin malu-malu.

"Hahah.... Inget ya Jaem, aku cuma pesen, secepatnya kasih aku keponakan." goda Jeno lagi yang sukses membuat wajah Jaemin memerah. "Ihh...apaan nih? Wajahmu merah sekali. Bunda sepertinya Jaemin sedang malu-malu."

"Sudahlah Jaemin ke kamar dulu." kata Jaemin berusaha meninggalkan percakapan yang membuatnya mati terbakar rasa malu.

Sedangkan Jeno hanya tertawa lepas, sungguh sudah lama sekali Jeno tidak menampakan senyum dan tawa lepas seperti ini.

"Bun, setelah Jaemin dan Mark tunangan. Jeno harus pergi ke China untuk menjalankan perusahaan ayah Suho disana." kata Jeno masih berusaha tersenyum meski hatinya berat meninggalkan Wendy.

"Kapan Jeno kembali?" tanya Wendy sambil mengusap lembut rambut Jeno.

"Entahlah. Tapi saat Jeno kembali, bunda adalah orang pertama yang Jeno temui." kata Jeno kemudian dan mereka berpelukan untuk kedua kalinya.

























Garing sangat sumpah.. ㅋㅋ ada yang nungguin nih wp gk sih? Gak ya:') masih mau next gak? Votecoment ny gaes bye bye bye

 ㅋㅋ ada yang nungguin nih wp gk sih? Gak ya:') masih mau next gak? Votecoment ny gaes bye bye bye

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Yang tertarik baca wp baru aku ya.... Kalo kurang respon aku apus nanti ceritanya..

^_Takdir_^Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz