18 ~ Good Bye

2.5K 234 22
                                        

Perlahan Mark membuka matanya, tapi berbeda dari semalam sekarang dia sudah berada di kamar hotelnya.

Di detik berikutnya dia menyadari akan keadaan Jaemin dan segera menghampiri kamarnya.

Nihil.

Tidak ada Jaemin di kamarnya dan dimana pun.

"Mark.." panggil lembut Wendy dari arah lain.

"Bunda Wendy? Dimana Jaemin?" tanya Mark segera.

"Dia sudah pergi."

"Hah? Apa maksud bunda pergi?!"

Wendy hanya diam dan berjalan memasuki kamar Jaemin, membuka laci kamar dan mengambil secarik kertas didalam nya.

"Ambilah ini Mark!"

"Apa ini bun?"

"Kau akan mengetahui setelah membukanya."

Dan Wendypun pergi meninggalkan Mark yang tengah diam mematung. Mark kembali memasuki kamar Jaemin dan duduk di sana sambil membaca apa yang Jaemin tulis.

Untuk Mark...

Kau tahu betapa sakitnya hatiku saat makan malam itu? Hatiku hancur, entah mengapa aku merasa aku tidak pantas untukmu. Aku sadar siapa aku dan siapa kau! Tak seharusnya aku lancang menyukai kau, atasanku. Setelah aku melihat Haechan, ku rasa dia cocok untukmu Mark Lee. Pergi lah kepadanya dan hidup bahagia bersamanya. Jangan cari aku lagi, karena itu hanya akan membuatmu menderita...

Senyum hangat
Na Jaemin :')

Tanpa disadari air mata Mark sudah mengalir, hatinya sesara di goreskan benda tajam hingga berdarah. Miris memang.

"Kenapa kau lakukan ini Jaemin?! KENAPA?!!!"

crak

Bagus! Kini Mark telah berhasil melukai punggung tangannya karena memukul cermin dihadapannya.







Sedangkan Jaemin yang berada di dalam pesawat penerbangan China, hanya duduk dengan tatapan kosong, memikirkan apa yang telah dia lakukan.

Flashback on

"Haechan kau?" ucap Jaemin canggung, tidak ada respon sedikit pun dari Haechan.

"Berikan Mark kembali padaku!"

Deg

Ucapan datar Haechan sukses membuat hati Jaemin hancur untuk kedua kalinya.

"Tidak Haechan apa maksudmu? Kau bercanda kan?" tanya Jaemin dengan suara parau hampir menangis.

"Aku serius! Aku masih mencintai Mark jadi aku mohon padamu!"

"Haechan aku tidak bisa! Aku dan Mark sudah bertunangan!"

"Aku mohon Jaem. Untuk permintaan terakhirku, tolong kabulkan permintaanku!"

"Apa maksudmu permintaan terakhir?"

"Umurku tidak akan lama lagi Jaem. Aku mengidap penyakit kangker hati stadium akhir dan kesempatanku untuk sembuh itu kecil."

"Tapi Haechan apa kau tidak ada permintaan lain selain itu?!"

"Tidak Jaem. Hanya itu! Aku mohon mengertilah! Berikan Mark untukku!"

"Haechan?"

"Aku hanya ingin ditemani dengan orang yang aku sayangi fi sisa hidup ku."

"Tidak Haechan...aku tidak bisa melepas Mark!"

Segera Haechan memeluk Jaemin yang tengah menangis.

"Untukku Jaem."

Flashback off

"Good Bye Mark Lee."
















Mark diam sendiri hanya bertemankan suara deburan ombak. Haechan yang melihat hal itupun segera menghampiri Mark.

"Hi Mark?"

"Oh Haechan."

"Kau kenapa?"

"Aku Baik"

"Kau jangan berbohong! Aku tahu saat seperti ini kau sedang berbohong."

"Jaemin pergi meninggalkanku. Entah kemana?!"

Dia benar memberikan Mark padaku, - haechan

"Hmm sudahlah Mark, jangan terlalu dipikirkan. Jika memang dia cinta sejatimu, dia pasti akan kembali lagi."

"Kau benar."

"Ada apa dengan tangan mu?"

Tatapan Haechan mulai khawatir saat melihat tangan Mark terbalut perban.

"Bukan hal besar." Mark kembali menarik tangannya yang sempat di genggam Haechan.

"Tapi Mark, aku yakin kau pasti melukai dirimu sendiri!"

"Sudahlah!"

"Kau tetap saja keras kepala!"

Dan keduanya beralih hingga menatap langit menyaksikan tengelamnya matahari.












Berjam-jam Jaemin berada di pesawat yang akhirnya Jaemin bisa juga mendaratkan kakinya di China.

Senyumnya berkembang namun perlahan luntur kembali setelah pikiran tentang Mark melintas.

"Tidak Jaem. Lupakan dia! Sekarang kau buka lembar baru."
jaemin segera mengambil hp di sakunya untuk menghubungi seseorang yang sangat dia kenal.

Call JenoLee

"Halo Jen? Aku sudah berada di China."

"......."

"Ceritanya panjang. Cepat kau jemput aku!"

"........"

"Iya aku tunggu."

Pip

Tak lama Jaemin menunggu, ada sebuah mobil hitam berhenti dihadapannya. Saat orang itu keluar dari mobil, Jaemin juga mulai tersenyum.

"Jaemin. Maaf kalau kau harus menunggu." ujar Jeno sambil memeluk Jaemin.

"Tidak masalah... Emm Jen? Dia itu? Siapa dia?"


























Sama siapa sih Jen? Kok bukan aku yg diajak? Jahad ih :p

Gimana gaes? Masih mau next? Atau stop up? Vote comment nya jngan lupa Say unchh..... Bye bye bye

^_Takdir_^Where stories live. Discover now