"Em maafkan aku." ujar Jaemin lalu membenarkan posisinya kembali.
"Lain kali jalan dengan hati-hati. Kau akan menyusahkan orang lain kalau begini." ujar Mark dingin namun sedikit kikuk.
"Kau tidak mengetahui bertapa licinnya jalanan ini. Lagi puls ini semua salah mu." kesal Jaemin.
"Salahku?" tanya Mark heran.
"Tentu saja jika kau tidak menyuruhku berjalan cepat, aku tidak akan jatuh seperti tadi." jelas Jaemin.
"Dasar orang idiot." dengus Mark.
"APA?!" pekik Jaemin terkejut karena sedikit mendengar perkataan Mark yang mengatakan Jaemin itu idiot.
"Lupakan. Ayo kita ke tepi danau itu." ujar Mark seenaknya langsung menarik tangan Jaemin, membawanya ketepi danau taman itu.
Mereka duduk bersebelahan memandangi danau dengan air yang tenang, sekaligus menghilangkan beban keduanya terlebih beban yang harus Mark tanggung.
Entah kenapa Jaemin, saat berada di dekatmu aku merasa nyaman walau sering kali aku dan kau bertengkar karena suatu hal. Apa aku mulai menyukaimu bahkan mencintaimu? Tapi kenapa perasaan ini datang saat aku akan menjadi milik orang lain yang tak ku sayangi? - mark
"Maafkan aku yang selalu kasar dan sering memarahimu Na Jaemin." gumam Mark tanpa sadar, matanya tak lepas dari wajah Jaemin yang tengah menikmati ketenangan jiwanya. Tapi setelah mendengar perkataan Mark tadi Jaemin pun beralih memandang Mark dan tatapan mereka pun bertemu satu sama lain yang hanya berjarak kurang lebih 10 cm.
"Aku menyukaimu." kalimat itu spontan keluar dari mulut dari seorang Mark yang terkenal akan sikap arogannya.
"Apa maksudmu Mark?" tanya Jaemin heran berusaha mengendalikan perasaanya yang sudah tidak karuan.
"Aku benar menyukaimu. Mau kah kau pergi denganku dan meninggalkan semuanya?" tanya Mark mulai serius. Jaemin terdiam berusaha memahami kata demi kata yang Mark ucapkan. Mark kembali menjauhkan dirinya dan kembali menatap danau.
" Aku menyukaimu sejak kau menjadi asistenku Jaemin. Kau berbeda dari yang lain, kau tidak pernah mengeluh sedikitpun walau aku tahu kau lelah."
"Apa aku tak salah dengar?" Jaemin masih tak percaya dengan apa yang Mark ucapkan.
"Tidak Jaemin aku mohon bawalah aku pergi! Aku tidak mau bertunangan dengan orang tidak aku sayangi." ujar Mark matanya terlihat berbinar meratapi nasibnya.
"Apa kau sudah gila Mark?! Aku tidak mungkin melakukan itu." balas Jaemin yang nada bicaranya mulai meninggi.
"Aku tahu kau juga menyukaiku Na Jaemin. Aku bisa merasakan detak jantungmu." ujar Mark tiba-tiba.
"Sudah hentikan Mark. Aku ingin pulang." ujar Jaemin berusaha menghindari pertanyaan Mark. Karena sejujurnya Jaemin juga sudah menyukai Mark, entah sejak kapan yang jelas itu terjadi secara tiba-tiba.
Mark menahan tangan Jaemin saat Jaemin berdiri dan akan beranjak pergi meninggalkan taman itu.
Chu~
Mark mencium pipi Jaemin sekilas, membuat Jaemin hanya diam dengan seribu bahasa.
"Datanglah ke pertunanganku minggu depan." kata Mark datar dan meninggalkan Jaemin yang masih diam mematung.
Kenapa kau lakukan hal ini terhadapku Mark Lee? Kau membuatku seperti berada di tengah jurang. Kau sudah bisa membuatku lupa akan Jeno, tapi disaat itu juga kau akan meninggalkanku - jaemin.
_♪♪♪_
"Renjun!! Tunggu aku Renjun!!" seru Jeno lalu mempercepat langkahnya mengejar Renjun yang berjalan lebih cepat di depannya. Renjun tentu marah dia marah setelah melihat Jeno berpelukan dengan seseorang di taman beberapa waktu lalu.
"Tinggalkan aku Lee Jeno!!" seru Renju tanpa menoleh ke arah Jeno sedikit pun.
"Berhentilah!! Kenapa kau jadi marah seperti ini?!" teriak Jeno terus mempercepat langkahnya.
"Kau sudah bahagia dengan orang lain kan Jeno dan aku sudah ikhlas jika harus bertunangan dengan Mark." ujar Renjun tanpa menoleh ke Jeno, saat dia menghentikan langkahnya begitupun dengan Jeno yang ikut berhenti.
"Orang lain? Siapa maksudmu?" tanya Jeno lalu berjalan mendekati Renjun. Renjun tidak berjalan selangkah pun saat Jeno mnghampirinya dan membuat Renjun berdiri menghadap Jeno.
"Tentu saja orang yang di taman malam itu." jawab Renjun kesal.
"Dia hanya sahabatku Renjun." ujar Jeno lembut sambil kedua tangannya menggenggam pundak Renjun.
"Ck.kau hanya bisa berkata bohong. Kau pikir aku akan percaya?" ketus Renjun acuh.
"Apa yang bisa membuat kau percaya?" tanya Jeno lembut.
"Tinggalkan aku Lee Jeno. Semua yang kita jalanin selama ini salah! Tidak seharusnya aku menjalin hubungan spesial dengan calon adik iparku sendiㅡ."
"Jangan katakan hal itu lagi Huang Renjun! Itu cukup membuatku sakit." ujar Jeno memotong perkataan Renjun.
"Kenapa aku harus menyukaimu Jeno? Kenapa kau hadir di hadapanku?" tanya Renjun yang mulai lelah dengan kenyataan hidupnya.
Jeno menghembuskan nafasnya berat. Memang apa yang di katakan Renjun benar, mereka salah besar dalam merasakan perasaan yang begitu seperti CINTA.
"Maafkan aku Jeno. Aku harus pergi."
"Tetaplah disini bersamaku Renjun."
Gaje gak sih? Sangad ya. Emang gak ahli aku tu cuma iseng gabut geto :v
Ya udahlah yang mau vote mangga yang gak aku cuma tawakaltu ae :v coment gaes lanjutin gak ff ny? APA STOP?!
HEHEHEHEHE berkidding eaa
YOU ARE READING
^_Takdir_^
RandomMenjalani kisah Cinta yang rumit penuh akan teka-teki... Perjalanan yang tak berlangsung dengan mudah.. ♪♪♪ #03 on nctcouple
