Tok... Tok... Tok...
Clek
"Eh..Mark? Masuk nak!"
"Eh iya bunda makasih."
Setelah masuk kerumah Jaemin, Mark segera duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu Wendy memanggilkan Jaemin.
Tak butuh waktu lama, Jaemin sudah datang menghampiri Mark dan duduk di hadapannya.
"Ada apa Mark?" tanya Jaemin.
"Kenapa kau tidak suka aku disini?" Mark balik bertanya.
"Bukan begitu.. Hanya saja aku tau seharusnya kau sibuk dengan pekerjaanmu di kantor." jawab Jaemin lembut.
"Aku bosan di kantor tidak ada kau." ujar Mark manja.
Memang setelah pertunangan mereka. Jaemin diperintahkan resain dari kantor Mark oleh Irene, sekarang pekerjaan Jaemin hanya membantu Wendy dirumah.
"Bukankah kau mendapatkan sekertaris yang lebih sempurna dari ku." ledek Jaemin dengan tersenyum evil.
"Hah...kau ini." Jaemin hanya tertawa kecil menanggapi keluhan Mark.
"Aku datang kemari ingin mengajakmu liburan." ujar Mark to the poin.
"Liburan?"
"Iya liburan..ke Bali. Kau mau?"
"Hah?! Tapi..."
"Bunda Irene dan Bunda Wendy juga ikut." jawab Mark seakan mengerti dengan apa yang akan di tanyakan Jaemin.
Lagi pula mana mungkin mereka berlibur hanya berdua?
"Baiklah aku setuju!" akhirnya Jaemin menyetujui ajakan Mark dengan senang.
"Besok kita berangkat." ujar Mark singkat.
"Tapi aku belum meㅡ"
"Aku sudah menyiapkan semuanya. Kau hanya tinggal menyiapkan pakaian mu dan bunda Wendy." sarkas Mark membuat Jaemin mengangguk.
"Kau manis." ujar Mark lalu tersenyum pada Jaemin.
"Kalau begitu, kau jangan melihatku!" sarkas Jaemin membuat Mark mengerutkan dahinya heran.
"Kenapa?"
"Kau bisa mati karena diabetes dan aku tidak bisa menikah dengan mu."
Mark yang mendengar celotehan ringan dari Jaemin pun tersenyum bahkan tertawa. Mengingat baru pertama kali Jaemin berkata dengan sangat percaya diri seperti tadi.
Tetaplah seperti ini Mark, aku sangat menyukainya. - jaemin
_♪♪♪_
Jaemin diam tertegun begitu melihat keadaan kamar hotel yang di pesan Mark untuknya.
Mewah..
Kata yang menggambarkan indahnya kamar tersebut.
"Kau suka?"
"Kau gila Mark? Tentu aku sangat senyukainya!!"
Sedangkan Irene dan Wendy memilih memesan satu kamar untuk mereka berdua. Tujuannya untuk mempererat hubungan dengan besan.
Jaemin memasuki kamarnya bersama Mark dan membereskan barang bawaan.
Bukan berarti Mark tidur di satu kamar dengan Jaemin. Hanya saja Mark enggan pergi ke kamarnya. Bosan. Yang dirasakan Mark tanpa Jaemin.
"Cepatlah berbenah! Aku ingin mengajakmu ke pantai." ujar Mark gemas.
"Untuk apa kita kesana?" tanya Jaemin sambil masih sibuk dengan tas yang berisi baju-bajunya.
"Ingin melihat sunset. Itu sangat Indah jika di sore hari." jawab Mark.
"Benarkah? Kalau begitu tunggu sebentar.!" segera Jaemin menuju kamar mandi untuk berganti baju dan sekedar cuci muka.
"Ayo!" seru Jaemin sambil menarik tangan Mark keluar dari kamar hotel.
Lain halnya dengan Irene dan Wendy yang sedang berada di spa dekat hotel untuk merilekskan diri setelahh perjalanan yang cukup jauh.
"Tidak terasa ya anak-anak kita sudah dewasa." celetuk Irene kemudian.
"Kau benar.. Rasanya begitu cepat saat mereka menginjak dewasa." balas Wendy sambil tersenyum.
"Sekarang kita hanya tinggal menunggu kedatangan malaikat kecil di rumah kita." timpal Irene.
"Tidak sekarang. Kau lupa ini hanya liburan, bukan honeymoon mereka." kata Wendy mengingatkan.
"Ah benarkah? Aku melupakan hal itu.." dan mereka berdua sama-sama tertawa bahagia.
Di pantai.
Sesekali Mark mengejar Jaemin yang selalu meledeknya tentang sikap Mark yang dulu sombong dan arogan.
"Apa yang kau katakan tadi Na Jaemin?!"
"Ya kau dulu adalah pria es batu yang menyebalkan. Kau ingat?!"
"Tidak akan ku ampuni kau Na Jaemin!!"
Mark kembali mengejar Jaemin meskipun dia sudah nampak kelelahan.
Mark berhenti untuk mengambil nafas, selain itu Mark menangkap sosok orang yang dia kenal, berjalan ke arahnya.
"MARK LEE?!" tanya orang tadi sedikit ragu.
Jaemin yang melihat hal tersebutpun langsung menghampiri Mark. Entah karena CEMBURU atau sekedar PENASARAN.
"Haechan?" ujar Mark berusaha meyakinkan dirinya.
"Ya ini aku Haechan." jawab Haechan dengan senyum sumringah karena Mark masih bisa mengenalnya.
"Kau apa kabar Mark?"
"Seperti yang kau lihat Chan aku baik sangat baik."
"Wah kau berubah, bukan lagi Mark yang cuek dan sombong."
"Kau ini."
"Oh ya..eekkkmmm... Siapa dia yang di sampingmu?" Haechan berusaha meneliti Jaemin dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Ah dia... Dia tunanganku. Na Jaemin." ujar Mark memperkenalkan Jaemin dan Jaemin memberikan tangannya untuk bersalaman dengan Haechan.
"Na Jaemin."
"Aku Haechan. Jika kau tanya aku siapa? Kau bisa mengenalku sebagai orang yang pernah berharga di hidup Mark."
"Kau ini Haechan."
Mark dan Haechan tertawa ringan sedangkan Jaemin hanya memasang muka yang seakan bertanya.
Apa maksud perkataannya?
Apa yang di katakan tadi? PERNAH BERHARGA? Apa mereka memiliki hubungan?
Jangan-jangan dia mantan kekasih Mark!
"Jangan cemburu begitu Jaemin. Aku hanya masa lalu, sedangkan kau masa depannya." seketika Jaemin kembali lagi dengan situasi, selama tadi dia sedikit melamun.
"Ah..iya aku mengerti Haechan." jawab Jaemin canggung.
"Jagalah dia Mark! Kurasa dia mudah cemburu." goda Haechan.
"Berarti dia menyayangiku Haechan." balas Mark singkat namun mampu membuat keadaan hati Jaemin seperti di goncang gempa..
"Malam nanti aku ada acara makan malam. Kau mau bergabung? Ajak Jaemin juga! Disana ada bundaku sudah lama kan kau tidak bertemu dengannya?"
"Ya baiklah. Aku juga sangat merindukan Bunda Seulgi. Dan aku akan mengajak Bunda kj dan Bundanya Jaemin."
"Good ide! Ok bye see you." setelah Haechan pergi Mark membisikan sesuatu pada Jaemin.
"Jangan cemburu seperti itu! Wajahmu sangat terlihat merah padam!"
"IH....MARK LEE!!!"
NEXT CHAPS? Votement gaes ok see you bye bye!!
YOU ARE READING
^_Takdir_^
RandomMenjalani kisah Cinta yang rumit penuh akan teka-teki... Perjalanan yang tak berlangsung dengan mudah.. ♪♪♪ #03 on nctcouple
