11 ~ Rumpi

2.8K 303 4
                                        

Tak ada yang memulai pembicaraan antara Renjun dan Jaemin sejak mereka tak sengaja bertemu dan Renjun mengajak nya untuk duduk di bangku taman.

"Apa kau kekasih Jeno?" tanya Renjun setelah berfikir berjuta kali diotaknya. Membuat Jaemin sedikit terkejut dengan pertanyaan Renjun.

"Aku? Aku hanya sahabatnya tak lebih. Aku memang menyukainya, tapi dia bilang dia sudah menyukai orang lain. Dan mungkin yang dimaksud Jeno adalah kau Renjun." ujar Jaemin, karena sebelumnya mereka telah menceritakan semua tentang diri mereka masing-masing.

"Tapi tidak mungkin Jaem!" tegas Renjun.

"Kenapa tidak mungkin? Tidak ada yang tidak mungkin dalam cinta." ujar Jaemin meyakinkan.

"Kau berbicara seperti itu karena kau menyukai Mark kan?" tanya Renjun berusaha meledek Jaemin, dan benar saja langsung terlihat semburat merah dari wajah Jaemin.
"Buka begitu maksudku. Tapiㅡ"

"Aku mengerti Jaemin." ujar Renjun memotong perkataan Jaemin lalu mereka sedikit tertawa.

"Jika kau sudah bertunangan dengan Mark, jagalah dia ok! Aku akan menitip kan Mark padamu." ujar Jaemin penuh senyum.

"Kalau begitu kau juga harus menjaga Jeno untukku. Buat dia bahagia." pinta Renjun dengan senyumnya juga yang manis.

Mereka kembali diam, pandangan mereka lurus menatap keindahan taman ditemani sepoi angin musim semi.

"Yang kita lalui ternyata berat." ujar Renjun lalu mengdenguskan nafasnya kasar.

"Ini adalah masalah tersulit yang pernah ku hadapi selama aku di dunia ini." ujar balik Jaemin.

"Jaemin. Jika aku tak ada, siapa yang akan kau pilih?" tanya Renjun sangat serius.

"Apa yang kau bicarakan? Kau kan disini. Dan kau akan melaksanakan pertunangan besok." ujar Jaemin terkejut.

"Jawab saja pertanyaanku, Na Jaemin." ujar Renjun memaksa.

"Aku tidak akan kembali pada Jeno,karena aku yakin dia sangat mencintaimu dan tidak ada Jaemin di dalam sana." ujar Jaemin sedih namun setelah itu dia kembali tersenyum.

"Kalau begitu, tetaplah beri perhatian pada Jeno jika aku tidak ada." ujar Renjun dengan senyum bagai malaikat.

"Kau ini. Memangnya kau akan pergi kemana sampai harus meninggalkan Jeno?" tanya Jaemin berusaha santai, namun ada rasa aneh dalam hatinya.

"Sudah lupakanlah." balas Renjun.

_♪♪♪_

Plak

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi Mark dan kini pipinya menjadi sangat merah..

"KAU GILA MARK!! UNTUK APA KAU MENYUKAI SEKERTARISMU SENDIRI?! SEDANGKAN KAU SUDAH AYAH JODOHKAN!!" bentak Suho pada anak semata wayangnya.

"Sudahlah sayang, Mark masih labil. Itu hanya Cinta biasa yang akan hilang." ujar Irene berusaha membela Mark.

"Gak bun. Mark beneran cinta sama Jaemin.." bantah Mark yang matanya sudah berair.

"Mark inget kamu ada Renjun yang cinta sama kamu!!" seru Suho kelewat kesal pada Mark.

"Yah, Renjun gak pernah cinta sama Mark! Renjun cuma cinta sama Jeno." tegas Mark tanpa menyadari telah membongkar semuanya.

Plak

Satu tamparan lagi yang datang dari Irene, dengan kekesalan yang mulai memuncak.

"Jangan gila kamu Mark!! Selama ini kamu yang pergi dengan Renjun bukan Jeno!!" kesal Irene.

"Mark yang salah bun. Mark gak ketemu sama Renjun tapi Jeno yang ketemu Renjun.." pengakuan Mark membuat Irene dan Suho merasa sangat bingung.

"Tapi Mark. Apa yang harus ayah katakan pada keluarga huang?" tanya Suho frustasi.

"Mark mohon ayah.. Mark gak mau di jodohin sama orang yang gak Mark sukain." ujar Mark memelas.

"Panggilkan Jeno sekarang!"






































Pendek banget ya chapter ini? Garing pula! Ngebet update sihh... Btw setuju gak kalo aku bikin wp tentang persahabatan dan cinta? Bukan bxb! Pake bahasa nonbaku gitu. Setuju gak?

Buat wp ini masih ada ending yang gimana gtu.. Awas gaje aja ya kawan, tergantung mood soalnya
:')

See you next chapter guys bye bye..

^_Takdir_^Where stories live. Discover now