Sesekali Jeno menyeruput minuman favoritnya begitupun dengan Mark yang duduk tepat di hadapan Jeno. Mereka berdua sedang berada di caffe yang biasa mereka datangi sekedar berbagi cerita.
Namun mereka masih diam akan pikirannya masing-masing. Hening. Suasana yang tergambar di antara mereka.
"Jen." akhirnya Mark buka suara dan menghentikan aktifitasnya sesaat.
"Hm?" balas Jeno yang juga menghentikan aktifitasnya sementara.
"Malam itu aku melihatmu memeluk seseorang di taman. Dia Jaemin kan? Sahabatmu." ujar Mark.
"Kau melihatku juga? Dari mana kau tahu dia sahabatku?" tanya Jeno penasaran.
"Dia sekertarisku di perusahaan. Ah tunggu kau bilang aku juga tahu? Memangnya siapa lagi yang mengetahui kau di taman?" tanya Mark yang tak kalah penasaran.
"Renjun juga melihatku." jawab Jeno frustasi.
"Kau kenapa? Apa kau menyukai Renjun?" lagi-lagi Mark bertanya dengan sangat penasaran.
"Menurutmu?" Jeno justru menjawab pertanyaan Mark dengan pertanyaan lagi. Untuk beberapa detik mereka kembali terdiam.
"Itu alasan kau menolak cinta Jaemin?" dan hanya pertanyaan dan pertanyaan yang terlontar dari keduanya.
Jeno lansung mengubah ekspresi wajahnyabhang seakan bertanya 'dari mana dia tahu semuanya tentang aku dan Renjun?'
"Jangan heran begitu. Kemarin aku pergi bersama Jaemin dan menanyakan semua hal itu, diapun menjawab semuanya secara detail padaku." ujar Mark yang seakan bisa membaca pikiran Jaemin.
"Tunggu apa kau juga mencintai Jaemin?" tanya Jeno lagi.
"Begitu lah. Aku nyaman dengannya, aku juga kagum akan apa yang dia lakukan. Selalu bekerja keras tanpa rasa lelah demi bundanya." jelas Mark tentang alasannya menyukai Jaemin.
"Hei lalu kau pikir Renjun ku hanya diam saja tak bisa bekerja dengan keras begitu?!" tegas Jeno yang berusaha membela Renjun. Mark hanya terkekeh mendengar penjelasan Jeno yang begitu kesal saat Renjun di bandingkan dengan orang lain.
"Jika dipikir aneh juga ya. Jaemin yang menyukai mu justru aku yang menyukainya. Dan aku yang di jodohkan dengan Renjun justru kau yang menyukainya. Aku terkadang tidak mengerti dengan jalan kehidupan yang begitu rumit." ujar Mark panjang lebar.
"Semua yang kau katakan benar Mark. Tapi sepertinya cinta kita tidak ada yang berakhir dengan baik. Kau akan bertunangan dengan Renjun dan aku tak mungkin memacari kakak ipar ku sendiri kan? Miris." balas Jeno lalu meminum segelas kopinya lagi.
_♪♪♪_
Malam ini Mark pergi ke sebuah clup terkenal. Dia ingin menenangkan pikirannya yang kacau memikirkan perjodohannya dengan orang yang tidak ia sukai di tambah dia menyukai seseorang yang justru membuat dia mendapatkan hukuman perjodohan dari ayahnya.
Mark melampiaskan segala kekesalannya dengan meneguk beberapa gelas minuman haram itu, bukan beberapa tapi dia sudah minum banyak.
Tepat di jam dua dini hari dia keluar dari clup, menyetir mobil dengan ugal-ugalan dan berhenti di taman dimana dia bertemu dengan Jaemin waktu itu.
"AAAKKKK AKU MEMBENCI HIDUP INI?!" jerit Jaemin frustasi.
"AKU MENCINTAIMU NA JAEMIN!!!! KENAPA KAU HADIR DI HIDUPKU?!" pekik Mark lagi dan lagi.
Tanpa disadari ada seseorang yang memperhatikan Mark dan langsung menghapirinya.
"Mark." panggil orang itu, Mark pun menoleh dan segera memeluk orang tadi.
"Jangan tinggalkan aku Na Jaemin! Aku menyayangimu!" ujar Mark tepat di telinga Jaemin dan memeluk Jaemin makin erat.
"Mark. Apa kau minum? Ada apa denganmu?" tanya Jaemin pelan.
"Aku tidak bisa kehilanganmu Jaemin. Aku membutuhkan mu." ujar Mark, perlahan pelukannya merenggang dan tubuhnya langsung lemas dan Mark pingsan di pelukan Jaemin.
"Mark.. Mark bangun, kau pingsan?" tanya Jaemin khawatir. Tak ada jawaban, setelah berfikir Jaemin memutuskan membawa Mark ke rumahnya dengan seluruh tenaganya.
Pagi datang menyapa, Mark mengerjapkan matanya beberapa kali hingga menemukan sosok Jaemin datang dan membuka tirai kamarnya.
"Jaemin? Aku berada dimana?" tanya Mark dengan sedikit kesadarannya."Akkhh kepalaku!"
"Beristirahatlah. Semalam aku menemukanmu di taman sedang mabuk berat sampai pingsan, jadi aku membawamu kerumahku." jawab Jaemin sambil membereskan kamarnya.
Grep
Mark menarik tangan Jaemin hingga Jaemin berada tepat di hadapannya. Mereka terdiam, Mark menatap lekat manik mata Jaemin memandang setiap detail ketenangan dari wajah Jaemin. Sedangkan Jaemin hanya diam tak bisa berbuat apa-apa. Wajah Mark makin dekat dan semakin mendekat, Jaemin juga perlahan menutup matanya.
Chu~
Mark mencium Jaemin tepat di bibirnya, untuk beberapa saat hanya diam dengan lembut tanpa kekasaran.
5 detik
10 detik
15 detik
Mark menjauhkan tubuhnya seperti semula. Dan memandang Jaemin lagi.
"Aku mencintaimu." ujar Mark perlahan. Segera setelah seluruh kesadarannya kembali, Mark beranjak dari kasur Jaemin dan pergi meninggalkan rumah Jaemin dan Jaemin yang masih diam dengan kejadian 5 menit lalu.
"Aku juga mencintaimu Mark. Tapi apa mungkin kau akan bertunangan 3 hari lagi dan aku akan kehilanganmu untuk selamanya." monolog Jaemin perlahan yang tanpa disadari dia telah meneteskan air mata.
Gaje sangad sumpah! Makin lama makin gaje gak sih? Huaaaa aing teh sad tau. Dah otakku tercemar amih. Maafkeun tunanganmu ini Jen :v
BTW masih mao lanjut gak? Apus aja ya ceritanya? Abis aku kehabisan inspirasisi... Wkwkwkwk
Terserah kalian deh ya. Vote kuy kalo masih mau lanjut.
YOU ARE READING
^_Takdir_^
RandomMenjalani kisah Cinta yang rumit penuh akan teka-teki... Perjalanan yang tak berlangsung dengan mudah.. ♪♪♪ #03 on nctcouple
