Sinar matahari memasuki celah-celah kamar, membuat Jeno mengerjapkan matanya beberapa kali. Matanya yang masih sayup menangkap penglihatan yang tak asing baginya.
"Renjun." gumam Jeno mengingat kejadian malam tadi dirinya pingsan dan Renjun datang untuk membantunya atau mungkin itu hanya pengaruh alkohol membuat Jeno berhalusinasi.
Clek
Seseorang datang dengan membawa nampan berisi makanan dan beberapa obat.
"Jaem?" panggil Jeno pelan untuk memastikan.
"Jeno? Kau sudah sadar?" tanya Jaemin dan segera menghampiri Jeno.
"Dimana Renjun?" tanya Jeno.
"Apa yang kau bicarakan? Sudah lebih dari satu tahun Renjun tidak ditemukan Jen. Kau harus menerima kenyataan." kata Jaemin lalu duduk disamping Jeno.
"Tapi tadi malam aku melihatnya." bantah Jeno.
"Semalam kau dalam pengaruh alkohol. Kau lupa?" tanya Jaemin, namun Jeno hanya diam tak menjawab. "Makanlah dulu dan minum obatnya setelah itu kau boleh pulang. Mark sudah beberapakali menghubungimu."
Jeno benar-benar diam, dia tidak menyangka bahwa dirinya sedang berhalusinasi. Ternyata memang benar Renjun sudah pergi.
"Jeno. Aku sudah menghubungi Mark, dan dia yang akan menjemputmu." kata Jaemin disela lamunan Jeno.
"Ya baiklah, terimakasih." balas Jeno datar.
Tak berapa lama Mark datang untuk menjemput Jeno dari rumah Jaemin. Di perjalanan Mark dan Jeno hanya saling terdiam, rasa kesal telah berkumpul di dalam hati Jeno. Dia masih tidak rela jika Renjun harus pergi meninggalkan nya.
Brak
Jeno membanting pintu kamarnya begitu dia sampai dirumah. Pikiran dan perasaannya telah hancur tanpa Renjun, hanya Renjun yang bisa mengobati kesedihannya saat ini.
"Mark ada apa dengan Jeno?" tanya Irene pada Mark yang baru saja memasuki rumahnya.
"Sepertinya Jeno sedikit depresi bun, karena semalam dia mabuk berat dan berhalusnasi bertemu dengan Renjun." jelas Mark.
"Bunda khawatir Jeno akan melakukan sesuatu yang buruk terhadap dirinya Mark. Tolong jagalah Jeno selalu." pinta Irene.
"Mark akan selalu menjaga Jeno bun, selalu." balas Mark.
Tok tok tok
Clek
Perlahan Irene memasuki kamar Jeno yang berantakan, lalu sebentar mengambil buku yang berada dilantai, Irene menatap punggung anak angkatnya dengan tatapan sendu.
"Jeno..." panggil lembut Irene sambil memegang pundak Jeno.
"......" tak ada jawaban dari Jeno. Perlahan Irene duduk di samping Jeno, hatinya sedih sakit teriris.
"Jeno...huhh...dengarlah! Kau jangan terus bersedih seperti ini,sayang. Renjun sudah tenang disana, kamu harus bangkit." kata Irene.
"Gak bun gak!! Renjun belum meninggal Renjun masih hidup!!! Semua orang bohong, Renjun belum pergi." kata Jeno yang emosinya sudah meluap.
"Jeno tenangin diri kamu. Kamu harus ikhlas! Biarin Renjun tenang disana!!" tegas Irene. Dan Jeno duduk tersimpuh dilantai dengan matanya yang sembab.
"Kenapa bunda? Kenapa Renjun harus meninggalkan Jeno?! Huh? Kenapa?!" tegas Jeno balik.
"Ini semua takdir sayang. Ini takdir." jawab Irene lembut sambil mengelus pucuk kepala Jeno.
_♪♪♪_
Jeno melangkahkan kakinya perlahan melewati taman indah yang penuh dengan bunga lili. Senyumnya tak hilang dari raut wajahnya, dia terlihat sangat ceria dan gembira. Tak berapa lama Jeno duduk di tepi danau dengan aliran air yang tenang, dia menarik nafasnya dalam menenangkan kegaduhan dihatinya.
Di detik berikutnya datang seseorang dari arah lain dengan senyum yang sangat manis, dia menghampiri Jeno dan duduk tepat disampingnya.
"Lee Jeno?" panggil orang itu lembut. Jeno yang sebelumnya menutup mata, dia segera menatap seseorang di sampingnya dengan tatapan hangat dan senyum yang menenangkan.
"Renjun." balas Jeno dan orang itu tersenyum manissss sekali. "Kau kenapa?"
"Tidak apa. Kenapa kau disini?" tanya balik Jeno.
"Memangnya aku tidak boleh menemuimu? Jangan coba berbohong kepadaku! Jawab jujur kau kenapa?" tanya Renjun penuh penekanan.
"Kenapa kau harus pergi Renjun?" tanya Jeno yang tiba-giba mengubah nada bicaranya menjadi sangat rendah.
"Aku tidak pergi. Aku akan selalu disini. Di hatimu. Kau jangan terus bersedih ok! Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." kata Renjun lembut.
"Bagaimana jika aku ingin bertemu denganmu?" tanya Jeno lagi.
"Cukup tutup matamu dan bayangkan aku ada didekatmu dan aku akan hadir tepat disampingmu." jawab Renjun sambil menutup mata Jeno dengan tangannya.
"Aku mencintaimu." kata Jeno tepat di telingan Renjun.
"Aku juga mencintaimu, jaga dirimu aku disini selalu untukmu." balas Renjun.
"RENJUN!!!!" pekik Jeno saat dia terbangun dari tidurnya.
Cukup tutup matamu dan bayangkan aku ada didekatmu, maka aku akan hadir disampingmu
Kata-kata itu terus terngiyang di dalam otak Jeno. Dan diapun menutup matanya dan membayangka Renjun ada di sampingnya, tak lama senyumnya berkembang lalu Jeno membuka matanya.
Ya Renjun aku akan meneruskan hidupku. - jeno.
Wihhhh garing sangat pendek pula(?) yang suka vote coment teruz y gaezzzz..... See u next chapter bye bye bye.......
YOU ARE READING
^_Takdir_^
RandomMenjalani kisah Cinta yang rumit penuh akan teka-teki... Perjalanan yang tak berlangsung dengan mudah.. ♪♪♪ #03 on nctcouple
