MTM - 48

248K 12K 310
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Saat ini Arga dan Seina tengah dalam perjalanan menuju apartment.

Tadi, pukul 7 malam, mereka benar-benar pergi ke rumah sakit untuk melakukan checkup, menuruti saran Meka.

Dan sejak keluar dari ruang dokter sampai saat ini, Seina nampak terus menyunggingkan senyumnya selagi tangan kirinya mengusap-usap perut datarnya.

"Gar...," panggil Seina.

Arga yang tengah fokus menyetir hanya menolehkan kepalanya sekilas. "Kenapa? Kamu lapar? Mau makan apa?"

"Bukan itu. Aku mau ngomong," ujar Seina menolak pertanyaan Arga.

"Ya itu udah ngomong. Kamu gimana sih?" goda Arga.

Sepersekian detiknya sebuah cubitan mendarat pada lengan kiri Arga, laki-laki itu meringis diiringi decakan dari mulut Seina.

"Kamu nyebelin! Aku ngambek!" Seina melipat kedua tangannya di depan dada, pandangannya fokus pada kaca pintu mobil di sisi kirinya.

Melihat tingkah Seina yang seperti itu Arga justru terkekeh dan berniat ingin menggoda lebih parah.

"Yaudah ngambek aja, aku nggak peduli." Arga berlagak tak acuh.

Seina menolehkan kepalanya, menatap Arga, matanya membola seraya tangan kanannya terulur menjewer telinga Arga.

"Kamu gak pengertian banget sih?"

"Terus aku harus apa?" tanya Arga pura-pura tak mengerti setelah Seina melepaskan jewerannya.

"Pikir aja sendiri!"

Arga menghela napas kemudian tersenyum tipis, laki-laki itu menarik kepala Seina untuk mendekat padanya, menciumnya beberapa kali.

"Iya. Iya. Kamu mau ngomong apa? Aku dengerin," ujar Arga setelahnya.

"Daddy mau dengerin omelan Mommy kalian dulu," kekeh Arga. Tangan kirinya bergerak mengusap perut Seina.

Seina sempat protes mendengar ucapan itu, tapi akhirnya wanita itu terdiam dan mulai kembali berbicara, mengatakan apa yang ingin ia ucapkan sejak tadi.

"Aku nggak mau pergi ke butik selama kandungan aku belum 16 Minggu," ujar Seina.

"Kenapa?" Arga mengeryitkan kening.

"Biar anak-anak kita kuat dulu. Aku nggak mau mereka kenapa-kenapa, kalau di butik kan aku suka bolak-balik urus ini-itu, takut kecapekkan. Dokter tadi bilang, aku gak boleh kecapekkan 'kan?" ujar Seina panjang lebar.

Arga menganggukkan kepala paham. "Tapi aku yakin, mereka anak yang kuat."

Mereka? Ya... hasil checkup tadi menunjukkan rahim Seina memiliki dua kantung janin, yang artinya wanita itu mengandung bayi kembar dengan usia kehamilan menginjak 6 Minggu beberapa hari.

Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now