MTM - 42

267K 14K 476
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Sei?" Panggilan Arga membuat Seina mengurungkan niat untuk memejamkan matanya, gadis itu kembali berdehem menyahuti panggilan suaminya. Ciaelah suami.

Malam memang sudah semakin larut, setelah mereka merasa cukup bernostalgia di balkon apartment, Seina yang berkata mulai mengantuk pun mengajak Arga untuk masuk.

Dan awalnya Arga ingin tidur di sofa seperti biasanya namun Seina melarangnya, ia mengajak Arga untuk tidur satu ranjang dengannya--meski dengan posisi saling adu punggung.

Seina masih terlalu gengsi dan canggung untuk tidur dalam dekapan Arga. Astaga... membayangkannya saja membuat jantungnya berdetak secara berlebihan, selalu.

"Gue kira lo udah tidur," ujar Arga lagi.

Sepersekian detiknya Seina merasa kasurnya bergerak dan akhirnya ia tau apa penyebabnya setelah merasakan sebuah tangan melingkar pada pinggangnya.

"Gar ...," desis Seina.

"Kenapa?" Laki-laki itu kini nampak menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher Seina, sempat membuat Seina mendesis risih.

"Jangan begini," gumam Seina berusaha menyingkirkan tangan Arga dari pinggangnya tapi terang saja itu tidak segampang pemikiran Seina karena nyatanya Arga terlalu erat memeluknya.

"Gue mau tidur sambil peluk lo," kekeh Arga.

Ia kemudian nampak berusaha menarik tubuh Seina agar gadis itu mau menghadap ke arahnya.

"Jangan punggungin gue," protes Arga.

"Gue lebih nyaman begini," tolak Seina.

Tidak... Seina berbohong. Astaga, itu ia ucapkan karena ia harus berusaha menyembunyikan suara detak jantungnya, Seina tidak ingin Arga sampai mendengarnya.

"Kesel deh," decak Arga.

Seina nampak tak acuh tapi perlahan ia mulai merubah posisinya, membuat Arga tersenyum lebar dan semakin menarik Seina ke dalam dekapannya.

"Gue gak bisa napas!" protes Seina seraya memukul lengan Arga.

"Sorry," sahut Arga.

"Gar," panggil Seina.

Gadis itu nampak mendongakan kepalanya untuk dapat melihat wajah Arga, Arga sendiri yang sudah mulai memejamkan mata kembali membukanya dan merespon panggilan Seina.

"Kenapa?"

"Lo tadi udah cerita semuanya, apa lo gak mau tanya kapan gue mulai suka sama lo?" tanya Seina ragu.

Kedua kelopak mata Arga kembali terbuka, menundukan kepala, menatap Seina lekat.

"Emang kapan?"

"SMA," sahut Seina.

Reflek. Arga bangkit dari posisi baringnya, laki-laki itu kini duduk di atas kasur, menatap Seina yang juga ikut merubah posisinya.

Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now