MTM - 26

224K 11.7K 565
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Sudah hampir 2 jam Seina dan Gavin berada di restaurant ini, mereka sudah berbincang banyak setelah makanan keduanya habis sekitar satu jam lalu.

Sampai akhirnya Seina kembali mengingat apa yang Gavin katakan. Bukankah laki-laki itu sempat mengatakan akan berbicara sesuatu padanya?

"Gavin ...," cicit Seina.

Gavin yang nampak sudah sibuk dengan ponselnya pun berdehem, masih enggan untuk menatap Seina.

"Mau ngomong apa? Tadi katanya lo mau ngomong sesuatu?"

Reflek. Gavin langsung mendongakan kepalanya untuk menatap Seina, kemudian tersenyum tipis saat mendapati wajah Seina dengan ekspresi penasaran.

Seina nampak menggemaskan.

Seina yang melihat Gavin malah terkekeh pun akhirnya berdecak. Kenapa Gavin jadi terlihat menyebalkan seperti Arga?

"Kalo udah gak ada yang mau diomongin, ayo kita pulang aja!"

Seina sudah bersiap untuk bangkit dari duduknya kalo saja Gavin tidak menahannya untuk kembali duduk.

Seina sedikit berdecak saat kembali mendapati ekspresi menyebalkan milim Gavin.

"Duduk lagi, Sei," kekeh Gavin.

"Oke. Jadi lo mau ngomong apa?"

"Gue suka sama lo."

Terang saja ucapan itu membuat Seina membelalakan mata.

Hell-o! Seina memang senang mendengar Gavin mengatakan itu. Setidaknya harapan Seina; Gavin menyukainya dan bisa berpacaran dengannya itu benar.

Tapi apa segampang itu Gavin mengatakan kalimat itu? Secepat itu? Mereka belum kenal lama.

Ralat, mereka sudah saling kenal saat di Perguruan Tinggi, tapi berkenalan secara intens. Mengobrol akrab selama berjam-jam, baru mereka lakukan baru-baru ini--belum sampai satu bulan.

Ah ... Seina jadi merasa serba salah.

"Sei?" Gavin mengkibas-kibaskan tangannya saat tak kunjung mendapat respon dari Seina.

"Ya?"

"Gue suka sama lo, cinta. Lo mau jadi pacar gue?" Gavin menatap Seina lekat, membuat gadis itu sedikit salah tingkah.

Tetapi entahlah, rasanya mulut Seina sulit terbuka untuk menjawab iya. Ada apa dengannya?

Gadis itu nampak terdiam, hatinya sangat ingin mengatakan iya tapi pikirannya juga terus bertanya; Gimana sama Arga?

"Ah masa bodoh ...," desis Seina.

"Eh??" Gavin menatap Seina bingung.

"Masa bodoh? Lo nolak gue, Sei?" tanya Gavin.

Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now