Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TERBIT]

MTM - 33

"Mau ngapain?" tanya Seina.

"Gue gak tau," balas Arga.

"Dasar suami gak berguna!"

Setelah melontarkan kalimat itu, Seina langsung mematikan sambungan teleponnya, ia mulai tampak gelisah.

Berkali-kali Seina melanjutkan makannya sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

"Kenapa sih?" Meka yang mulai risih dengan sikap Seina pun bertanya.

"Kelar dari sini gue langsung balik yah?" ujar Seina.

"Lah gue ke butik sendirian dong?" tanya Meka yang mendapat anggukan kepala dari Seina.

"Mentang-mentang boss bisa pulang kapan aja. Tapi emang kenapa sih? Arga kan tadi? Dia ngomong apa? Lo sampe gelisah gini," ujar Meka panjang lebar.

"Orangtua gue sama orangtua dia mau main ke apartment kita, dan ya lo tau lah gue harus sampe sebelum mereka sampe kalo gak mau ketauan soal kehamilan itu." Masih ada nada kegelisahan di ucapan Seina.

Tetapi bukannya prihatin, Meka justru menertawakan kehidupan Seina.

"Makanya hamil beneran aja dong," ujar Meka.

"Hamil anak si Agar? Ogah! Kalo hamil anak Gavin ya baru gue mau," kekeh Seina.

"Dasar!"

"Udah ah gue mau lanjutin makannya setelah itu pulang, mau beresin apartment juga," ujar Seina sebelum ia kembali memakan habis sushinya.

***

"Loh kenapa belum siap Sei? Ini udah jam berapa?"

Seina menganga saat ia membukakan pintu apartment-nya untuk kedua orangtuanya dan Arga, langsung mendapat pertanyaan itu dari Wulan--Mama Arga.

"Siap-siap untuk ke mana?" Seina mengerutkan keningnya.

"Eh masuk dulu, Ma, Pa." Seina mempersilahkan setelah mencium punggung tangan orangtuanya dan orangtua Arga bergantian.

Soal pertanyaannya sebelumnya, Seina berharap jika mereka tidak mengajaknya untuk pergi check-up kandungan. Lagipula bukan kah beberapa hari lalu Seina baru memberikan hasil check-up palsunya kepada mereka?

"Arga mana?" tanya Heri.

"I----" Baru akan menjawab, Arga yang baru keluar dari dalam kamar setelah mandi langsung menyahuti.