Part 43: Tim Dun dan Tim Jay Versus Archer Manticore (2)

327 41 8
                                    

Karena hanya Julio yang lebih mudah bermanuver, maka dia mengambil handgun dan menembaki manticore. Dua dari tiga tembakan berhasil menembus kulit manticore. Tapi Julio harus bisa menghadapi konsekuensi ketika manticore menukik tajam untuk menyerang dirinya. Tukikan tajam bagaikan seekor elang yang mengincar ular di sawah. Dun, Andre dan Adel segera bangkit melihat Julio yang terancam.

"Adel! Andre! Tetap di sini!!" komando Dun seraya menembakkan tameng bangsa romawinya ke manticore, "Marcell!! Sandra!! Siapkan!!"

Lemparan tameng Dun sukses menghantam manticore dan mengubah arah terbangnya. Makhluk itu tersungkur ke tanah yang tak jauh dari Julio. Tapi makhluk itu cukup cerdas. Meski terlihat pusing setelah dihantam tameng Dun, manticore itu tetap menembaki Julio. Beberapa sasarannya meleset. Dun segera mengendalikan tamengnya lagi dan meletakkannya tepat di depan Julio. Beruntung, tiga buah duri membentur tameng Dun.

"Gunakan tamengku, Julio, dan kemarilah!!" perintah Dun.

"Marcell!!!" komando Jay, "Serang bersama-sama!!"

Dua pengendali listrik itu menembakkan tombak listrik mereka. Dua buah tombak listrik kuning. Tenaganya memang lemah tapi cukup untuk melumpuhkan lawan. Kilatan listrik beserta suara percikannya terdengar cukup keras. Sayang, manticore itu berhasil menghindari serangan listrik barusan dan langsung berderap mengincar punggung Julio.

"Butakan matanya, Putra!!!" komando Jay.

Sebuah cahaya putih dengan intesitas kuat menerangi mata manticore. Karena buta sesaat, langkah manticore masih lurus saja sementara Julio sudah berbelok mendekat ke para manipulator. Manticore ini memang sangat merepotkan. Meski buta sesaat, kini langkah manticore langsung berbelok kembali ke arah Julio menggunakan penciumannya.

"SIAL!!!" umpat Andre sambil mengendalikan akar-akar tanaman.

Manticore itu jatuh tersungkur karena akar yang tumbuh di depannya. Andre berusaha memanfaatkan momen ini dengan cara melilit manticore dengan akar. Tapi sang manticore tiba-tiba mengepakkan sayap dan terbang. Andre memaksakan pengendalian tanaman berusaha meraih tubuh manticore. Namun, sia-sia saja, akar-akar tak bisa menjangkau tubuh manticore. Manticore itu sudah keburu tinggi.

"Sandra!!!" perintah Jay.

Sandra mengarahkan bibir ke langit dan menyemburkan api. Membungkus makhluk beracun itu dengan api yang berkobar-kobar. Tiba-tiba saja empat buah duri melesat dari gumpalan api itu. Karena terlalu fokus dengan apinya, Sandra terlambat menghindar. Dua buah duri meleset dan dua yang lain berhasil menembus kulit kaki kanan Sandra. Sandra berhasil membakar manticore hingga membuatnya kabur ke hutan. Tapi di saat yang bersamaan, racun manticore sudah bercampur ke darah Sandra.

"SANDRA!!! SANDRA!!!" mata Julio membelalak dan langsung lari menolong adik sepupunya. Sementara yang lain, secara insting langsung memasang posisi bertahan di sekeliling Sandra.

"Kak Julio ... aku ...," Sandra sendiri panik sampai tak bisa berkata apa-apa. Di otak sandra penuh dengan bayangan kematian.

"Adel, lapisi tanganmu dengan pasir dan cabut dua durinya," kata Dun sambil mengeluarkan tongkat sihirnya, "Jangan sampai benda beracun ini melukaimu juga."

"Sudah, Dun," kata Adel.

"Amankan posisi dulu, teman-teman!!!" kata Dun, "Aku akan menolong Sandra."

Dun menempelkan tongkat sihir ke salah satu lubang di kaki Sandra. Sandra menggigit bibir menahan rasa perih. Dun merapalkan mantra anti racun dan beberapa detik kemudian sebuah cahaya menyala di ujung tongkat sihir. Cahaya itu lalu masuk ke kulit dan membuat bagian dalam kulit Sandra bercahaya sesaat. Sampai pembuluh darahnya terlihat.

Julio and Black UnicornWhere stories live. Discover now