Part 14: Si Tanduk Gila

869 62 4
                                    


Kombinasi antara pengendalian perak dan air membuat lawan Julio kewalahan. Dia sendiri terus mendesak lawannya ke pintu gudang. Julio melapisi tubuhnya dengan perak sebagai pertahanan dan pengendali air untuk menyerang. Berkali-kali tendangan dan pukulan lawan Julio hanya mengenai lapisan peraknya. Sehingga mau tidak mau dia harus menyerang kepala Julio yang tidak dilapisi perak. Tapi, dengan gaya serangan seperti itu, tentu Julio mudah untuk menebaknya. Di saat lawannya kelelahan, Julio menggunakan cambuk air, melilitkannya ke kaki lawan dan menariknya. Julio menggunakan kesempatan ini untuk membunuh lawannya namun niatnya terhenti ketika pintu gudang terbuka. Dikuasai rasa penasaran, Julio tidak melanjutkan serangannya. Melainkan ingin melihat siapa yang muncul kali ini.

Dari gudang keluarlah satu centaur lagi. Tapi terlihat lebih besar dan lebih kekar. Dia memakai jubah dan tongkat panjang khas penyihir. Mukanya tidak terlihat jelas dan tentunya membuat Julio penasaran. Centaur besar itu, dengan kecepatan yang mustahil, memukulkan tongkat besarnya ke Julio dan membuatnya terlempar menghantam peti muatan. Julio sampai memuntahkan darah. Dia masih beruntung karena lengannya yang dilapisi perak tadi reflek menangkis. Kalau tidak, bisa hancur tulang-tulnang rusuknya.

"Mundur! Kita pergi!" kata centaur kecil, "Kalian berdua, naiklah ke punggungku!"

"Ayo, keluarlah!" kata centaur besar pada orang-orang di dalam gudang, "Akan kubuka jalannya!"

Sebuah mobil sedan keluar dari gudang dengan kecepatan tinggi. Mobil itu langsung berbelok dan semua yang ada di dalamnya berusaha menembaki telur. Dun bertindak cepat dengan cara menghentikan semua peluru dengan pengendalian logamnya. Centaur besar mulai mencoba. Sambil berlari kabur, dari tongkat sihirnya, muncul puluhan bola api yang mengarah langsung ke telur raksasa. Murid-murid Dun berinisiatif langsung berusaha mati-matian menahan serangan bola api. Meski mereka gagal mendapatkan salah seorang Scarab Circle hidup-hidup, setidaknya mereka memiliki telur besar yang siapa tahu ada petunjuknya.

Scarab Circle berhasil kabur. Yang berada di dalam mobil mengarah ke perkotaan. Sedangkan para centaur berderap ke hutan seperti kuda yang ketakutan. Centaur penyihir menembakkan cahaya keunguan, yang warnanya seungu bunga lavender, sebelum menghilang di balik pepohonan yang gelap

"Kita kejar mereka?" kata Andre.

"Tidak usah," kata Dun, "Paling tidak kita memiliki telur ini."

"Cahaya ungu apa barusan?" tanya Adel.

"Sihir yang digunakan untuk menipu manusia biasa," jawab Dun, "Tentunya manusia biasa tidak mau melihat makhluk Mitologi Yunani setengah kuda dan setengah manusia bersembunyi di balik pepohonan gelap."

Suara raungan dari dalam gudang menusuk telinga Julio dan rekan-rekannya. Makhluk apapun yang raungan barusan, ini menjadi tanda bahwa pertarungan mereka masih belum selesai. Jantung Julio berderap cepat. Rasanya ingin keluar dari dadanya.

"Fenrir? Werewolf ? Cerberus? Wyvern? Scorpionman? Werehyena? Ahool? Gargoyle? Megalania Prisca? Sphinx? Manticore? Mares of Diomedes? Kappa? Nessie? Kraken? Scylla? Hydra?" Andre menyebut hewan-hewan mitologi yang muncul di kepalanya, "Dan kita harus menghadapi mereka tanpa cahaya sedikitpun?"

Derapan terdengar dari dalam gudang yang semakin mendekat. Terjadi debuman hebat ketika makhluk itu keluar. Pintu, tembok dan sisi atasnya hancur. Puing-puing bangunan terlempar ke segala arah. Debu yang berterbangan ditambah gelapnya malam membuat Julio tak bisa melihat makhluk apa yang mereka hadapi. Hanya dengusan buas dan liar yang terdengar. Tim Julio seolah-olah akan menghadapi singa buas yang baru saja lepas dari kandangnya.

Julio and Black UnicornWhere stories live. Discover now