Part 35: Tim Sandra Versus Srayuda

400 51 12
                                    

Baru berdiri dari kursi simulasi, Andre merasa pusing. Kepalanya terasa dipukul oleh belasan palu. Dia memijat kepalanya perlahan sambil berpegangan di sisi kursi. Julio buru-buru memapah Andre dan membawanya ke sofa. Darah mengalir dari hidung dan membasahi kaosnya. Tidak pernah mengalami seperti ini sebelumnya, Julio hanya menganga tanpa tahu harus bertindak apa.

"Del, ambil tisu atau kapas!" perintah Dun.

Adel buru-buru mencari tisu atau kapas atau apapun. Apapun asal bisa menghentikan mimisan Andre. Setelah ketemu, Adel langsung menggulung kapas dan memasukkannya ke lubang hidung Andre.

"Apa yang terjadi pada Kak Andre?" tanya Sandra yang duduk di sebelah Adel. Putra dan Marcell juga mengerumuni Andre.

"Ini hal yang terjadi ketika kau memaksa tubuhmu di mesin simulasi. Hal seperti ini biasa terjadi," kata Dun, "Berpengaruh besar ke otak, syaraf dan mental. Minimal seperti yang terjadi pada Andre sekarang ini. Maksimal kelumpuhan selama beberapa hari."

"Dan jangan lupa efek yang lain," Jay menambahkan.

Baru saja Jay mengakhiri kalimatnya, tiba-tiba mata Andre terbelalak. Dia langsung berdiri lalu berlari menuju kamar mandi dan menutup pintu di keras. Cukup banyak efek samping muncul. Suara orang muntah terdengar sangat keras dari toilet.

"Gangguan pencernaan?" kata Putra.

"Ya, semacam itu," kata Julio, "Seperti ketika mabuk laut yang didahului oleh pusing lalu muntah."

"Jay, kalian boleh memulai latihannya," kata Dun, "Biar kami yang mengurus pengendali tanaman yang sepertinya sedang hamil itu."

"Apa tidak masalah?" tanya Sandra.

"Tenang. Aku dan Jay sering melihat kejadian seperti ini," kata Dun.

Sesuai saran Dun, Sandra dan timnya duduk di mesin dan memulai latihan. Mesin ini mengeluarkan musik relaksasi yang cukup tenang. Saking tenangnya cukup untuk membuat mereka tertidur kira-kira dalam waktu lima menit. Pada menit kesepuluh, Sandra dan timnya sudah sampai di tempat yang sama persis dengan tempat Julio dan timnya latihan tadi. Peraturannya juga sama persis. Seribu srayuda akan muncul dan berapa jumlah srayuda yang berhasil dibunuh oleh tim Sandra. Sama seperti Dun, Jay juga bertindak sebagai pengawas. Semua keputusan dan kerja sama tim terserah pada murid-muridnya.

"Kita akan mencapai tiga puluh persen. Melebihi 22,6 persennya Kak Julio!!" kata Marcell dengan penuh semangat.

"Aaaahhhh ... itu tidak mungkin," kata Sandra, "Kita hanya pemburu hantu. Bukan pemburu hewan mitologi. Itupun juga karena Kak Andre mengaktifkan marga Bloodmoonnya."

Putra tersenyum, "Astaga Sandra, teman kita sedang semangat, nih. Siapa tahu dia bisa membunuh sepuluh persen dengan semangatnya."

Srayuda pertama muncul dari sungai. Dilihat dari jubah dan tongkatnya yang panjang, jelas ini srayuda penyihir. Sandra bergidik melihat hewan mitologi itu. Karena dari pinggang hingga ke bawah mirip ular, cara berjalannya juga mirip ular. Inilah yang membuat Sandra jijik. Srayuda itu membidik tim Sandra dengan tongkat sihirnya. Tiga buah pusaran air muncul dari sungai. Dengan gerakan seperti bor, tiga pusaran air itu langsung membidik Sandra, Marcell dan Putra.

"Berpencar!!!" teriak Putra yang berlari mengikuti rekannya. Mereka berhasil menghindari serangan barusan.

Formasi tim Sandra langsung berantakan. Mereka menganga melihat area cekungan dangkal yang disebabkan oleh tiga pusaran air barusan. Kesimpulannya, berarti pusaran air barusan cukup kuat untuk merusak tanah. Bahkan cukup membuat batu-batu terlempar ke segala arah.

Julio and Black UnicornWhere stories live. Discover now