Part 7: Hutan Jati

1.1K 79 0
                                    

Julio tersenyum dan melemparkan mutan yang menggigit tangannya. Mutan itu menghantam kandang besi dan jatuh terkapar. Moncongnya mengeluarkan geraman mirip anjing.

Para murid Dun saling bahu membahu. Dengan pengendalian tanaman, Andre menciptakan kandang-kandang kayu agar para kambing tidak mengganggu pertarungan. Sementara Adel dengan susah payah melukai Chupacabra. Dari belasan cakar pasirnya, hanya dua yang mengenai kaki mutan. Itupun hanya luka goresan kecil. Dan ketika si mutan mencoba menerkam Adel, giliran Julio yang menghantam moncong si mutan dengan tinju peraknya. Ada kalanya tinju Julio meleset sehingga Adel harus meniup pasir ke mata Chupacabra untuk membutakan sementara. Setelah menciptakan kandang-kandang kayu, Andre bergabung. Kayu-kayu runcing seukuran anak panah tumbuh di kulit-kulitnya. Karena lompatan Chupacabra yang cepat, hampir semua panahnya meleset. Meski mampu bertahan dengan baik, tiga orang manipulator ini tidak mampu melukai Chupacabra karena lompatan dan kelincahannya yang luar biasa.

"Bandel juga!" kata Julio yang mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.

Julio memulai pengendalian airnya. Dia mereaksikan gas-gas hidrogen dan oksigen di udara untuk menciptakan H2O atau air. Dua bola air seukuran bola tenis sudah terbentuk di udara. Begitu Adel melihat dua bola air itu, dia segera mencegah Julio.

"Jangan buang energi, Julio," kata Adel, "Taktik 'tanah basah' tidak akan bekerja untuk lawan berukuran kecil dan lincah."

"Sial! Logis juga!" kata Julio.

"Jangan sampai mutan itu mati, teman-teman! Julio, tinjumu terlalu keras!" perintah Dun dari luar kandang, "Jika mati, kita tidak akan bisa melacak sarangnya dan serangan akan terus berlanjut."

"Mutan ini reptil atau anjing, sih?" tanya Adel.

"Tidak keduanya," timpal Andre, "Cara melompatnya tadi, aku nyaris mengira dia kangguru."

Struktur tubuhnya mirip anjing dengan moncong yang mirip anjing pula. Bedanya, dia mampu melompat seperti kangguru dengan dua kaki belakangnya yang lebih besar dari kaki depannya. Tulang punggungnya ditumbuhi duri-duri tajam hingga ke ekornya yang sangat panjang. Semua giginya runcing seperti gigi hiu. Kuku-kuku yang timbuh di dua puluh jarinya juga runcing. Sisik-sisik hijau bagaikan reptil menghiasi seluruh tubuhnya. Ukuran tubuhnya kira-kira 0,9 hingga 1,2 meter. Matanya mirip mata kucing. Mungkin karena mata itulah, mutan ini mampu bergerak mudah di malam hari dan mampu mengatasi trio Julio, Andre dan Adel. Mutan kombinasi anjing-reptil inilah yang sekarang dihadapi oleh Julio dan timnya: El Chupacabra.

"Tunggu, mungkin kita bisa memperberat kaki-kakinya agar larinya lambat," kata Andre.

"Jangan dengan perakku! Harganya mahal!" bantah Julio.

"Tenang, aku punya cara yang lebih murah." kata Andre yang mulai mengaktifkan pengendalian tanamannya, "Terus pojokkan dia, Adel, Julio!!!"

Sementara Julio dan Adel menekan chupacabra, Andre menciptakan borgol dari kayu. Empat batang kayu yang diameternya seukuran paha orang dewasa tercipta dari tangan Andre. Batang-batang kayu itu membentuk seperti borgol namun lebih tebal. Ketika chupacabra terpojok, rantai-rantai Dun yang besar mencekik leher chupacabra sehingga membuatnya tak bisa bergerak. Kesempatan yang bagus untuk memasangkan borgol-borgol ke kaki-kakinya. Meski tidak terlalu signifikan, Julio dan timnya merasakan kecepatan chupacabra yang menurun.

"Bagaimana?" tanya Dun dari luar.

"Lepaskan dia dari kandang dan segera rantai lehernya, Dun," teriak Julio.

Julio and Black UnicornUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum