Part 3: Serba Wareg Malioboro

1.5K 101 1
                                    

"Julio, apa kau ikut makan siang?" tanya Adel setelah sekolah selesai.

"Apa??? Kau mencintaiku???" tanya Julio balik.

"Salah dengar macam apa itu??" dengus Adel dan mulai mengeraskan suaranya, "Apa kau ikut makan siang?"

"Oh. Tentu saja."

Hubungan Julio dan Adel sangat dekat. Wajar karena mereka satu tim di Paladin dan berguru pada Dun sejak masih SMP. Ditambah lagi, mulai kelas 11 hingga sekarang, mereka satu kelas. Julio dan Adel kerap bersama sehingga mayoritas murid menganggap mereka pacaran. Alasan ini membuat para siswa hanya bisa memendam rasa ke Adel. Sehingga Adel tetap jomblo mulai pertengahan kelas sebelas.

Alasan Julio tetap jomblo beda lagi. Dia terlalu mata duitan untuk seorang cowok. Meski secara fisik Julio memang lumayan dan kulitnya putih. Namun, jika sudah dekat dengan Julio, maka orang akan mengetahui kenapa dia mata duitan. Pengendali perak itu mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk biaya masuk jurusan zoologi. Sebenarnya tidak untuk biaya masuk saja tapi juga SPP untuk tiap semesternya.

Sebenarnya Julio bukan anak yang tergolong miskin dan kaya. Ibunya bekerja sebagai pegawai negeri di kantor walikota. Sehingga gaji dan tunjangan sudah membuatnya berkecukupan. Namun, karena Julio memiliki dua adik, dia bertekad untuk berusaha sendiri demi kuliahnya. Julio berpesan pada ibunya agar fokus membiayai dua adiknya. Keluarga Julio juga mendapat pensiunan ayahnya yang sudah meninggal.

Ayah Julio meninggal ketika berusaha menyelamatkan adiknya. Yaitu paman Julio atau ayah Sandra. Dua kakak beradik dari Departemen Investigasi Supernatural itu harus gugur di lebatnya hutan Jawa Timur.

"Sandra kapan ke sini?" tanya Adel.

Julio mengangkat bahu, "Entahlah. Dia sekarang sibuk menangani misi susah bernama Kamar Merah. Penuh teka-teki. Misinya juga terhambat karena Putra terluka dan masih dirawat di RS."

"Aku kangen Sandra."

"Kalau misinya selesai, kemungkinan liburan semester baru ke sini. Itu pun kalau tidak ada misi tambahan."

Julio dan Adel meraih dan menggantungkan tas mereka di punggung. Dua anggota Paladin yang bekerja sambilan sebagai murid SMA itu segera ke parkiran sepeda motor sebelum berangkat. Mereka hanya menggunakan sepeda Julio dan Juliolah yang mengemudi. Sepeda Adel tetap berada di parkiran.

"Kita kemana?" tanya Julio

"Serba Wareg Malioboro," tanya Adel.

"APA??!! KAU GI ..."

"Kutraktir!!" potong Adel yang cukup membuat Julio langsung tancap gas.

Julio terkekeh, "Aku tidak rewel lagi, deh."

Butuh dua puluh menit untuk sampai di Serba Wareg Malioboro. Warung lesehan ini sedikit mahal untuk anak sekolah biasa karena kualitasnya memang lumayan enak. Karena Julio dan Adel bukan anak sekolah biasa, atau dengan kata lain mereka mendapat penghasilan dari Paladin, maka Serba Wareg Malioboro tampak biasa bagi mereka. Julio memesan lalapan ayam dan sambal jamur sedangkan Adel memesan lalapan angsa dan sambal terasi. Setelah memesan, mereka segera duduk.

"Kenapa tiba-tiba makan siang di sini? Bukankah di rumah lebih hemat?" tanya Julio.

"Aku baru saja dikabari ibuku. Tidak ada masakan di rumah dan ibuku malas masak. Jadinya aku disuruh beli."

"Enak ya jadi orang kaya."

"Jangan begitu," dengus Adel, "Aku juga iri padamu yang bisa mengendalikan perak dan air sekaligus."

Julio and Black UnicornWhere stories live. Discover now