[11] Setelah Hujan Ada Pelangi

72 14 6
                                    

Karena aku sama Kakhal masih kurang mengetahui daerah Jakarta. Kakhal memesan taksi online. Selama perjalanan, kami mengobrol banyak sekali, bahkan tak henti, sampai tak sadar, bahwa silky puddingku sudah mau habis.

"Oh iya, mau.. Kakhal tunjukkin sesuatu. Mau tahu nggak?" tanyanya yang gak kayak biasanya.

"Apaan tuh? Tumben.. Nyembunyiin sesuatu?" aku pun mencurigai. Karena memang ada sesuatu yang aneh dari Kakhal.

"Ini diaa..," Kakhal memberikan sebuah undangan cantik kepadaku.

"Apa nih Kak?" tanyaku cengengesan masih tak mengerti dengan undangan yang cantik, tapi, polos tak ada tulisan.

"Itu undangan dari cafe teman kakak yang baru buka, besok kamu diminta untuk tampil dicafenya.. Dia ngelihat kamu di ApTube, makanya tertarik buat undang kamu untuk nyanyi," jelas Kakhal.

"Ihh, kakak ngelihat ya videoku?" aku jadi malu.

"Heheh iya dong.. Kan, kakak subscribe channel kamu.. Masa, kakak gak tahu.. Oh iya, besok, libur kan?" tanya Kakhal memastikan.

"Sabtu ya..? Iya Kak.. Paling ekskul, cuman aku nggak ada ekskul hari Sabtu," jawabku.

Aku tersipu malu mendengarnya, bagaimana tidak?
Tiba-tiba, saat aku melihat undangan secara detail, "Kalau aku ajak temanku boleh?"

______

Baru saja aku sampai disekolah, aku sudah melihat Yuni, yang lagi-lagi menangis ditangga. Untungnya masih sepi. Karena masih pagi sekali. Aku khawatir dengannya.

"Ada apa Yun?" tanyaku yang langsung memeluknya erat.

"N-nad... Sepedaku..—" jawabnya tersedu-sedu.

"A-ada apa emangnya?"

"Itu.. Hiks.. Sepedaku.. Bannya kempis sama.. Kekunci..," jawabnya diiringi isaknya.

"Loh?! Kok bisa? Kamu kan ngga pasang kunci kan?"

"Iya.. Cuman distandar doang.. Terus akhirnya.. Aku nggak bisa buka.., karena dikunci," dia terus menangis.

"Ya Allah.. Perasaan.. Udah minta nitip. Terus, sepedanya dimana?"

"Masih diparkiran.. Gimana ini Nad..." Yuni sangatlah bingung.

"Y-yaudah.. Sabar yaa..," ucapku. "Nanti coba kita buka dan cari biangnya," aneh saja padahal sudah dititipkan satpam juga.

***

Saat jam kosong, murid-murid biasanya menghabiskan waktunya untuk, baca buku, main, bahkan ada yang rajin, mau belajar atau mengerjakan pr, itu sebenernya bukan rajin sih.. Wkwk. Kalau, aku mengajak beberapa temanku seperti, Yuni, Zaki, dan Oddy untuk menemaniku dicafe besok. Aku juga memberikan undangan itu. Zaki membaca detail lokasi tersebut. Sepertinya, ia tahu.

"Lokasinya, gak jauh dari rumah gue ini.. Tahu tempat ini. Besok, karena gue ada paskib, dan Oddy ada basket, pada kumpul disekolah aja kita naik angkot," usul Zaki setelah melihat peta tersebut.

"Hmm yaudah deh,"

Oddy yang mencari-cari sesuatu diundangan pun, aku celingak-celinguk, penasaran.. Dia nyari apa.. Coba? Tiba-tiba yang ia temukan, dia melonjak kaget, matanya berbinar, "Undangan makan gratis untuk empat orang, guys!"

"Wihh, beneran?" Zaki seperti tak percaya.

"Iya iya.. Kita berarti termasuk..," kata Oddy ingin sombong.

"Kayaknya sih.. Kalau gitu, besok, kita ganti baju dulu sebelum kecafe, harus dandan yang rapih," ucapku.

"Tuh, jangan tampilan gembel gak jelas, Dy. Hormatin gitu.. Kalau diundang," sindir Zaki. Karena Oddy anaknya tidak rapihan. Dia suka tidak rapih memakai seragam. Makanya, suka ditegur sama guru-guru. Masih heran.. Kenapa dia ya? Yang dipilih jadi ketua?

Reach (The Story Of Lefty Hand)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu