[10] Let's Have Fun!

65 13 1
                                    

"Kakhal?" dia, kakakku.

"Kak. Tari?"

"Loh, Nadila beneran? Kok, disini?"

"Yuni, tumben kesini?"

Kami sama-sama tak percaya akan bertemu kakak kami disini. Ternyata, mereka juga lagi jalan-jalan setelah pulang sekolah kemall ini.

"Iya Kak, aku.. Diajak jalan sama temanku," jawab Yuni malu-malu.

"Nah, gitu dong.. Adek kakak jangan galau mulu.. Keluar kan enak..," ujar Kak. Tari.

"Jadi.. Ini adekmu Ta?" tanya Kakhal.

"Oh iya, Khal.. Aku lupa ceritain. Iya, ini adekku, Yuni. Kalau kamu, pasti.. Nadila ya?" dia mencoba mengingat.

"Iya Kak,"

"Oalah.. Udah kenal Nad?" tanya Kakhal.

"Iya Kak. Waktu itu, main kerumah Yuni,"

"Salam kenal ya, Yuni.. Aku Khalista. Panggil aja, Kakhal, biar gampang"

"Oh iya, Kak.. Baik,"

Kami jadi saling mengenal. Kakak kami satu sekolah, juga bersahabat. Sama sepertiku dan Yuni. Hanya saja, Kak. Tari orangnya humble, dan dia berteman sama siapa saja bisa langsung dekat. Beda saat aku dengan Yuni, aku agak susah saat berkenalan dengannya. Karena memang, ia pemalu, jarang beradaptasi dengan orang-orang sekitar. Tapi aku memaklumi saja.

Kakak kami akhirnya duduk disebelah adeknya masing-masing.

"Kalian, makan?"

"Iya,"

"Makan apa? Kok, cuma duduk?" tanya Kak. Tari.

"Ini lagi nunggu dua temen kita mesen," jawabku.

"Pas banget sih, kita juga mau makan.. Aku pesan dulu ya. Tari, kamu mau apa?" tawar Kakhal.

"Nasi kari boleh Khal, sama air mineral aja ya," katanya. Lalu Kakhal pergi memesan. Kami lanjut berbincang.

Kemudian.. Datanglah.. Oddy dan Zaki. Yang ternyata, lama sekali.. Untungnya, kami tidak bosan menunggu. Karena kedatangan Kakhal dan Kak. Tari.

"Maaf ya, lama.. Ngantrinya, panjang juga," ucap Zaki.

"Nggak apa-apa.. Makasih ya.. Oh iya, Ki, Dy.. Kenalin, ini kakaknya Yuni, Kak. Tari. Kak. Tari, ini.. Oddy sama Zaki, teman sekelas kita," kenalkanku kepada Oddy dan Zaki

Hanya teman? Batin Zaki tak percaya. Rasanya sakit.. Tapi dia sadar, dia memang hanya dianggap teman. Bukan lebih dari itu..

Oddy tersenyum sambil memperlihatkan senyumnya, mengulurkan tangannya kepada Kak. Tari, tapi, Kak. Tari, hanya membalas dengan menguncupkan kedua tangannya. Ah, Kak. Tari memang baik sekali. Oddy mengerti saja. Bukan mukhrim..

"Dy, lo gimana sih? Kan, nggak boleh kalau bukan mahram..," Zaki menepuk tangan Oddy agar menurunkannya.

"O-oh, oke oke hehe," Oddy terkekeh.

Zaki dan Oddy sambil makan Kak. Tari menceritakan soal dirinya. Tentang sekolahnya, temannya, juga keahliannya. Saat Kak. Tari menceritakan keahlian bermain gitar dengan tangan kirinya. Oddy langsung bertanya.

"Kakak juga kidal?" tanya Oddy.

"Nge gas amat sih Dy, hati-hati keselek," tegur Zaki.

"Iya, makanya.. Saya juga kalau mau jabat tangan sama siapa pun susah, karena pasti saya balas dengan tangan kiri.. Itu pun gak sopan juga, dosa.. Saya juga nggak mau.. Lagi pula, kalau bukan mahram mah, juga nggak boleh atuh. Tapi memang itu yang harus diterima, konsekuensinya, jika kidal," jelasnya.

Reach (The Story Of Lefty Hand)Where stories live. Discover now