19 - district vioren aka the WEAKEST district asking for help?! *fake gasp*

Start from the beginning
                                    

"Ya, Sir." Charles menghampiri dengan patuh.

Sir Roman mengamati Charles lekat-lekat, kedua alisnya bertaut tidak suka. "Buang kesedihan itu, Letnan, kenakan atributmu yang paling mengintimidasi," tegurnya, Charles cuma mengangguk, kedua sudut bibirnya ditarik paksa supaya melengkung ke atas. "Kubilang mengintimidasi, bukan sembelit menahun!" Sir Roman menepuk-nepuk pipi Charles agak keras.

"Ya, Sir."

"Seseorang penting sedang menunggumu di lobi, sebaiknya jangan kecewakan tamu kita."

Charles mengerjap bingung. Air muka sembelitnya berubah penasaran. "Wartawan?" tebaknya, tak terlalu berharap banyak.

"Memangnya siapa kau? Selebriti? Cepat temui saja dia! Ini perintah Chief Preston."

"Ya, Sir," ulang Charles untuk ketiga kalinya.

Sir Roman meneriakkan sesuatu lagi, sayangnya Charles luput mendengar, alhasil cuma bisa membalas dengan "ya, sir" keempatnya hari itu, padahal Sir Roman bertanya apakah ia sedang sembelit betulan. Charles mencapai puncak tangga lantai empat lalu segera melesat turun ke lantai satu tempat lobi berada. Lebih baik menggunakan kaki untuk berlari ketimbang berdiri diam, itulah mengapa Charles tidak menyentuh lift.

Setibanya di lobi, Charles mendapati satu sosok asing tengah duduk di salah satu sofa yang tersedia. Pemuda berseragam polisi yang jelas bukan milik Kepolisian Petrova. Tepat di sebelahnya duduklah asisten kepala polisi—Mrs. Brie, wanita anggun yang umurnya telah mencapai kepala lima tetapi masih aktif bekerja sebagai penegak hukum. Tumpukan kertas dokumen mengisi kekosongan di atas meja kaca oval di hadapan mereka. Perbincangan keduanya terhenti saat Charles datang.

Mrs. Brie, anggun dan berkelas, mengangguk singkat ke arah Charles sebelum kembali berbalik ke sosok pria muda di hadapannya, yang justru memandang Charles dengan tatapan kagum dan nyaris tidak percaya.

"Letnan Kale, perkenalkan, ini Chief Jessamy Griender, kepala kepolisian Distrik Vioren," ucap Mrs. Brie, melirik chief muda yang dimaksud. "Chief Jesse, ini Letnan Charles Kale, ketua ... Tim Charles, kau sudah mendengar apa tugas mereka."

Seorang chief di usia sebelia ini? Giliran Charles yang menatap pemuda itu tak percaya, netra birunya menekuri simbol lima bintang di seragam kepolisian Jessamy Griender. Asli; itu lambang resmi. "Senang bertemu denganmu, Chief." Ia mengulurkan tangan.

Jessamy Griender langsung berdiri dan menjabatnya erat. "Sebuah kehormatan bagiku," ujarnya tulus, "terima kasih telah menerima kedatanganku."

"Sudah sepantasnya begitu." Charles menarik tangannya kembali. "Kelihatannya ini pertemuan penting. Tidak setiap hari kami kedatangan chief dari distrik lain," ungkapnya, dikonfirmasi oleh anggukan Mrs. Brie. "Ayo ke kantorku, kita bicarakan masalahmu di sana jika memang diperlukan."

"Kurasa memang perlu." Mata Jessamy yang kehijauan berkilat-kilat penuh keyakinan. Membara. Seolah ada yang menaruh bara api di dalamnya.

Charles tak kuasa menahan senyum. "Kalau begitu, silakan ikuti aku. Kami permisi, Mrs. Brie."

"Permisi." Jessamy membeo, buru-buru menyusul Charles yang sudah tiga-empat langkah di depannya.

Sepanjang perjalanan menuju ruang kerjanya, Charles menyadari Jessamy Griender menyita cukup banyak perhatian. Pertama-tama, itu pasti karena seragamnya, sedangkan yang kedua pasti adalah fakta bahwa dirinya adalah orang asing.

Mereka berpapasan dengan Laysee dan seperti biasa, sang sekretaris langsung menyapa Charles bak kawan lama, "Sup, Bos."

Seperti biasa pula, Charles merespons seadanya, "Iya, iya, sip."

heart of terrorWhere stories live. Discover now