Kepergian Sahabat

7K 889 41
                                    

Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau hanya vote tanpa komen saja itu sudah menghargai karya saya.

Salam sayang

Mm

*****

Kisah yang aku ceritakan kali ini tak pernah aku lupakan. Sama seperti cerita tentang kematian teman kantorku cerita ini juga tak jauh berbeda dengan hal tersebut.

Bagaimana jika kalian di hadapkan oleh berita kematian yang kalian dengar dari mulut 'mereka' sendiri? Antara percaya dan tidak tentunya, bukan? Aku juga seperti itu. Malam itu aku ketika pulang dari lembur ada sebuah suara yang membuat aku tak ingin dengar.

"Hana, cepat atau lambat kamu harus siap menghadapi kenyataan."

"Dia tidak lama tinggal di sini lagi."

"Persiapkan dirimu untuk menerimanya."

Aku seakan - akan tak mau mendengar karena terlalu takut melihat, mendengar dan menerima kenyataan itu. Aku diperlihatkan bahwa teman dekatku akan meninggal dalam beberapa minggu lagi. Syok tentu saja tapi tetap saja aku tak bisa menyangkalnya.

Jauh sebelum aku masuk tempat kerja ini memang aku sudah diberitahu jika aku berada di tempat kerja tersebut semua ada alasannya. Aku harus menolong seseorang meski tidak bisa menyelamatkan nyawanya setidaknya aku bisa membantu keluarganya.

"Ayo kita nanti pulang bareng Hana."

Ricky namanya, dia adalah teman dekatku di kantor. Dia yang selalu mengajari aku jika tidak tahu apapun. Dia sahabat sekaligus kakak untuk aku. Rasanya aku tak bisa menerima jika suatu hari nanti dia pergi untuk selamanya dan aku yang tahu terlebih dulu. Mungkin kalian merasa hebat memiliki kemampuan seperti ini tapi tidak bagi aku. Terlalu sulit aku menghadapinya meski aku sudah berusaha tidak mau peduli dan tidak mau tahu tetap saja suara itu selalu memperingatkan aku jika dalam waktu dekat akan ada yang meninggal.

"Di tanya malah bengong."

Aku bukan melamun atau bengong saat dia sedang berbicara denganku tapi aku lagi melihatnya saat dia berbalik badan.

"Apa yang kamu lihat? Ada 'dia' ya?" bisiknya kala itu.

Entah apa perasaanku atau memang benar. Masa aku tak melihat bayangan tubuhnya persis sama dengan ibu Ari. Aku buang jauh - jauh pikiran seperti itu tapi aku salah. Waktu aku dan dia ke tempat parkir di siang hari pasti bayangan tubuh kita terkena matahari tapi bayangannya dia tidak ada. Mungkin bagi orang normal tidak bisa melihat perbedaannya.

"Tidak apa - apa, Hana. Kamu sudah tahu artinya."

Menerima kenyataan yang sudah tahu peristiwanya membuat aku sedih karena tak bisa berbuat apapun. Bagaimana aku bisa mencegah kematian? Sedangkan aku hanya manusia biasa.

"Sedari tadi kamu diam saja Hana. Ada apa?"

Aku tak bisa berkata jujur saat itu. Terlalu takut lebih tepatnya aku mengatakannya. Saat aku di boncengnya aku merasa memegang sebuah balok kayu yang keras di bahunya. Aku sekali lagi berpikir positif mungkin dia kecapekan selesai mengangkat barang - barang berat.

Semakin aku berpikir untuk positif hal itu makin membuat aku takut. Aku dapat mencium wangi yang tak biasanya. Bukan parfum atau bedak yang biasanya dia pakai.

*****

Di tanggal 18 Juli hal yang seharusnya tak terjadi membuat aku harus menerima kenyataan. Ricky tidak masuk kerja karena sakit. Awalnya dia sms aku kalau tidak masuk karena lambungnya sakit.

"Hana, nanti ke sini ya. Ada yang ingin aku sampaikan kepadamu."

Ketika aku sedang mengerjakan tugas samar - samar aku mendengar suara panggilannya. Jelas sekali di telingaku bukan melalui telepon. Hari itu memang rasanya aku gelisah sekali seperti ada sesuatu yang akan terjadi sore ini.

"Aku tunggu, Hana."

Suaranya begitu nyata di telinga seakan - akan dia ada di hadapanku sekarang padahal dia ada di kosnya. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kos melihat keadaan dia yang sakit bersama teman - teman yang lain karena selama bekerja dia jarang sekali membolos.

Dari kejauhan perasaanku tak nyaman di tambah lagi ada sesosok sekelebatan yang selalu beriringan jalan denganku. Jalannya begitu cepat hingga aku tak tahu siapa ' dia'.

"Hana, coba lihat kok ramai di tempat kosnya."

Kami saling bingung dan memandang tak percaya dengan apa yang kami lihat. Dia sahabat sekaligus kakak bagi aku atau yang lainnya telah meninggal karena sakit. Aku maupun yang lainnya sangat syok saat itu. Bayangkan jika kalian pergi ke tempat tinggal sahabatmu dan melihat sahabatmu sudah tiada? Yang ada kalian pasti sangat kaget, syok dan tak percaya. Itulah yang kami rasa. Kami tak bisa berucap apapun.

"Aku akan pergi, Hana. Jangan bersedih. Semua sudah ada waktunya."

Di saat seperti itu aku masih bisa mendengar suaranya tapi aku tidak bisa melihat dia ada di mana.

"Sampai jumpa lagi, Hana."

Tepat aku berdiri di depan pagar kosnya suara dia terdengar lagi. Rasanya ketika dia berucap tidak ada kesedihan tetapi perasaan lega. Suaranya semakin lama semakin menjauh tetapi aku masih bisa mencium wangi yang harum yang bukan dari berasal dari tubuhnya. Entahlah tak bisa aku gambarkan seperti apa harumnya.

Sore itu menjadi hari kelabu bagi aku dan lainnya yang hendak berkunjung ke kosnya. Kami menyaksikan kawan kami sudah tiada.

"Yang seharusnya sudah pergi akan pergi, Hana."

"Kamu tak bisa mencegah yang namanya kematian."

Suara yang lembut seperti seorang bapak datang lagi kepadaku. Seakan - akan berkata jika aku harus merelakan kepergiannya yang mendadak. Memang jauh sebelum kejadian ini ada aku sudah di peringatkan jika akan seseorang yang harus aku bantu tapi aku tak menyangka jika orang tersebut adalah kawan dekat selama ini di kantor.

Andai jika aku tidak mendengar bisikannya di siang hari waktu di kantor mungkin aku tidak akan pernah tahu dia akan meninggal sore itu. Andai aku dan teman - teman yang lain tidak ke sana mungkin kami tidak akan tahu penyebab sakitnya.

Memang kita tidak bisa mencegah yang namanya kematian. Itu hanya urusan Tuhan saja. Kita harus siap kapanpun kita di panggil olehNya meski sedih kehilangan seorang kawan atau keluarga kita harus mengikhlaskan kepergiannya.

Sebelum dia pergi ada pesan yang membuat aku merasa tidak sendirian. Aku merasa dia tidak pergi selamanya hanya pergi untuk selamanya. Kalian tahu bukan bagaimana jika seseorang yang kalian anggap tiada yang pasti kalian akan merasa kehilangan. Seperti itulah aku dan kawan - kawan lainnya.

Tbc

Maaf ya ceritanya sedikit. Ya karena memang cerita part ini tidak banyak dan tidak selalu menceritakan penampakan yang seram, bukan?


Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )Where stories live. Discover now