Siapa Di Sana

7.9K 879 26
                                    

Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau hanya vote tanpa komen saja itu sudah menghargai karya saya.

Salam sayang

Mm

*****

Hari yang tak pernah aku lupakan adalah hari di mana aku diajak berbincang-bincang dengan sosok yang nyaris menyerupai manusia. Aku benar-benar tidak tahu jika 'dia' bukan seperti kita pada umumnya.

"Hana, ayo cepat pergi. Nanti kita terlambat."

Aku dan teman akan pergi ke perusahaan menangani hal yang di suruh oleh kantor. Awalnya tidak terjadi apapun karena aku tidak sesuatu yang aneh.

Selagi menunggu pemberitahuan karena ada kami yang akan mengunjungi pemilik perusahaan maka aku dan Risa duduk di pos satpam. Beberapa saat kemudian Risa pamit ke kamar kecil dulu dan aku masih duduk di sana seorang diri sedangkan satpam lainnya menjaga gerbang.

"Mbak kerja di sini?"

Tanya seorang satpam yang perawakannya sedang. Aku mengatakan jika aku ada janji bertemu dengan pemilik tempat ini karena bosku menyuruh menyerahkan dokumen.

"Tidak Pak. Saya hanya menyerahkan dokumen saja."

"Apa sudah di panggilkan Pak H...?"

"Masih menunggu bapak satpam lainnya yang akan mengabari."

"Jangan tunggu di sini. Ayo ikut saya biar saya tunjukkan tempatnya."

Aku pikir bapak tersebut akan menyuruhku menunggu di bagian dalam yaitu resepsionis jadi aku mengikutinya dari belakang.

"Loh Mbak mau ke mana?"

"Ini saya diajak bapak satunya masuk ke dalam."

"Bapak? Bapak siapa, Mbak?"

"Itu Pak. Bapak yang memakai jas biru dan agak gemuk."

Semua bapak satpam menatapku heran dan bertanya-tanya.

"Mbak, di sini tidak ada karyawan atau satpam memakai pakaian jas biru. Dulu memang kami pakai jas itu, tetapi kini sudah tidak terpakai. Mungkin Mbak salah lihat."

Aku memang melihat seorang bapak memakai jas biru dan agak gemuk. Cara bicaranya dingin dan cenderung diam. Aku pikir pertama kali mungkin bapak ini sakit tapi ternyata 'dia' bukan manusia. Hari itu aku tak menyangka bertemu 'dia' yang berjalan layaknya manusia meski cara jalannya cepat.

Sudah tak aku hiraukan lagi penampakan yang aku lihat. Kami keburu dipanggil untuk menghadap atasan untuk menyerahkan dokumen. Aku tak melihat 'dia' lagi setelah kami pulang dan melewati pos satpam.

"Kamu tadi waktu ke kamar kecil berpapasan dengan seorang bapak yang mengenakan jas biru?"

"Nggak ada tuh Hana. Kenapa?"

Aku tidak bisa menjawabnya karena aku juga bingung. Jelas - jelas tadi sempat melihat 'dia' berjalan dan berpapasan dengan Risa. Masa Risa tidak melihat? Ya sudahlah anggap itu awal perkenalan saja.

*****

Cerita yang di atas pertama kalinya aku melihat 'mereka' dengan jelas di waktu siang hari dengan tubuh yang tidak hancur. Kalau malam wajar jika aku tak bisa melihat jelas. Selama ini jika aku melihat 'mereka' di siang hari hanya berupa sileut/sekelebatan atau kalau nyata maka aku melihat wujudnya dengan paras yang tidak bagus.

Seperti biasa aku menunggu jemputan untuk pulang kerja. Hal itu sudah menjadi rutinitas yang biasa dilakukan oleh kami sebagai karyawan di sini.

Ketika menunggu di dalam mobil jemputan. Aku mencium wangi bunga kamboja. Kupikir teman yang membawa tapi saat aku tanya bukan dia yang membawa. Wanginya sampai menusuk hidung. Rasanya pengen muntah dan mual saat menciumnya.

"Hana,..."

Ada yang memanggilku tapi ketika menengok ke belakang tidak ada orang satupun. Aku mempertajamkan pendengaran lagi agar lebih jelas.

"Sini Hana..."

Suara yang aku dengar ternyata bukan berasal dari dalam mobil tapi dari luar. Dari dalam mobil aku bisa melihat ada seorang wanita memakai long dress di ujung pos satpam melambai - lambaikan tangannya ke arahku. Siapa wanita itu aku tak mengenalnya. 'Dia' tetap di sana dan tak bergeming sekalipun. Kukira 'dia' akan menghampiri mobil ini tapi nyatanya tetap di sana.

"Kok semakin banyak saja penampakan di sini."

Aku mengeluh kepada diri sendiri karena di manapun berada pasti ada 'mereka'.

*****

Oh, ya di kantor kalau sudah jam 10 malam akan terasa ngeri ngeri sedap jika sendirian di sana.  Di akhir tahun sebelum libur panjang kami ada kegiatan untuk menyusun pembukuan.

"Kamu kalau mau pulang. Beritahu nanti kami antar."

Karena hanya aku yang jarak rumahnya jauh maka teman - teman menyarankan agar mengantar aku pulang ke rumah. Saat jam waktu menunjukkan pukul sembilan malam aku merasa haus kemudian terpaksa mengambil air dingin sendirian di Pantry karena semua orang pada sibuk.

Dari jauh aku sepertinya melihat sesuatu di pantry. Ada seorang 'wanita' yang berdiri di sana di kegelapan malam. Agak samar wajahnya karena tertutup oleh gelap. Aku hanya bisa melihat telapak kakinya yang tak menyentuh lantai. Tentu saja aku terkejut melihat telapak kaki yang berdarah dan tak menyentuh lantai apalagi sendirian di pantry. Akhirnya tidak jadi ambil air dingin. Aku ambil air isi ulang saja.

Belum hilang rasa kaget ini,  malah dikejutkan lagi suara di lantai tiga yang anak tangganya memang dekat dengan pantry. Suara kekehan, suara tawa anak kecil dan suara batuk wanita. Aku yakin di lantai atas tersebut sudah tidak ada seorangpun yang bekerja. Jadi seakan-akan di lantai tiga ada orang yang bekerja padahal lampunya sudah padam.

"Kok lama kamu ambil airnya, Hana."

Syukurlah ada teman yang menghampiriku kalau tidak mungkin kaki ini akan segera naik ke lantai tiga dan melihat gerangan siapa 'mereka'.

"Di lantai atas sudah tidak ada orang, kan?"

"Iya sudah pulang semua jam lima tadi. Memang ada apa?"

Tak mungkin aku cerita karena dia orangnya penakut. Sebelum meninggalkan pantry aku sempat menoleh ke belakang dan telapak kaki itu masih di sana.

Sampai sekarang aku tidak tahu siapa pemilik telapak kaki itu dan suara batuk yang ada di lantai atas. Aku biarkan saja hal itu terjadi tanpa mau mencari tahu. Aku tahu 'mereka' tidak ingin di ganggu jadi aku tidak akan mencari tahu lagi.

Tbc

Sampai sekarang Hana tidak tahu siapa sosok bapak satpam itu. Ya sudahlah Hana anggap itu sebagai sosok satpam penjaga di gedumg tersebut....

Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )Where stories live. Discover now