Tinggal Di Malang

17.5K 1.3K 188
                                    

Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau hanya vote tanpa komen saja itu sudah menghargai karya saya.

Salam sayang

Mm

*****

Tahun 2010 adalah awal aku memilih kampus. Aku mencari di Malang saja karena biaya hidupnya tidak mahal. Udaranya tidak panas sekali seperti di kota Probolinggo.

Selama liburan sebelum masuk kuliah aku berada di rumah. Sebenarnya aku enggan pulang ke rumah tapi ya mau bagaimana lagi? Tidak mungkin aku di kos - kosan. Aku jarang pulang ke rumah baru jika ada keperluan keluarga baru aku pulang.

Hampir sebulan aku tidak pulang ke rumah karena sibuk mengurus kepentingan di sekolah. Mama yang paling sering ke kosku.

"Hana, kamu pulang."

"Iya Joseph. Tapi cuma sebentar saja."

Joseph dan ayahnya menyambut  kedatanganku di rumah. Jika di rumah aku sering mengobrol bersama ayah dan anak ini. Ya banyak yang kami bicarakan mengenai keseharian kakak dan mamaku di rumah.

"Kemarin mama Hana melihat saya."

"Mama Hana tidak sengaja melihat saya di pantulan cermin ini."

Saat aku menanyakan ke mama jawaban mama memang benar. Waktu itu mama sedang duduk menonton televisi. Saat mama menoleh ke dapur di mana ada cermin mama tidak sengaja melihat ayahnya Joseph yang jalannya cepat.

"Mama takut?"

"Awalnya iya Hana tapi mama tidak mau ketakutan nantinya mereka mengganggu mama atau kakakmu."

Akhirnya aku menceritakan semua kepada mama mengenai tugas Joseph dan ayahnya dirumah ini. Untung mama memahami dan tidak merasa keberatan mengenai keadaan ini. Sejak saat itu kadang mama maupun kakak melihat ayahnya Joseph. Kalau Joseph itu pemalu.

Di rumah ini yang paling aku tidak suka ada dua tempat. Yakni kamar mandi belakang dan kamar kakak pertamaku. Dulu kamar kakakku ini di tempati oleh aku dan kakak kedua tapi karena aku takut akhirnya aku dan kakak tidur bersama mama di kamar utama yang luas. Sedangkan kamar itu dipakai oleh kakak pertamaku. Aku enggan kekamar kakak ini karena aku merasa ada sepasang mata yang mengawasiku tapi tidak ada wujudnya.

"Sini...."

Suara panggilan itu yang aku sering aku dengar dari kamar kakak Theo. Ingin sih masuk dan bertanya tapi aku urungkan saja.

"Jangan pernah kesana, Hana."

"Jangan pernah mencari tahu di dalam kamar itu."

"Abaikan saja panggilan itu."

Aku menuruti perkataan Felicia dan Joseph agar tidak ke kamar kakak Theo. Jika aku tidak mendengarkan perkataan mereka pasti Felicia dan Joseph akan terus mengatakan hal itu berulang kali. Ohya sampai sekarang aku heran mengapa kakak Theo tidak merasakan kehadiran sosok itu di dalam kamarnya? Saat aku bertanya sama kak Theo dengan entengnya kakakku ini bicara. "Ya kalau ada pasti kakak ajak bicara deh."

Memang kakak Theo masih belum percaya dengan hal - hal yang berhubungan atau melihat mereka. Mengapa aku berkata seperti itu? Karena memang ada sebagian orang yang tidak peka dan tidak sensitif terhadap keberadaan mereka. Ya orang - orang tersebut tidak akan percaya jika belum ada buktinya. Jika orang itu mempunyai rasa kepekaan dan rasa sensitif meskipun sedikit maka bisa di pastikan orang itu bisa merasakan kehadiran mereka.

Perbedaan antara orang yang peka dan sensitif dengan orang yang tidak peka adalah :

1. Orang yang tidak peka terhadap kehadiran mereka akan mengganggap lelucon dan tidak percaya.

Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang