Kos Baru dan Wanita Jepang

14.5K 1.3K 111
                                    

Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau vote itu sudah menghargai karya saya.

Salam sayang

Mm

******

Jika bukan karena kosku yang ini tidak bermasalah dengan pihak tertentu mungkin sampai lulus SMA aku akan tinggal di sana. Tapi aku terpaksa pindah kos lagi.

"Mama sudah cari kos lagi tapi hanya satu kamar yang kosong. Kamarnya luas. Jadi kakak bisa menginap jika kakakmu pulang dari Malang."

Aku hanya menurut saja karena yang biaya dan bayar kos semua dari mama. Kosku yang baru ini campur. Ada cowok dan ada cewek tapi di pisahkan oleh pagar jadi bersebelahan. Kamarnya cukup luas dan kamar mandi ada di luar. Kala itu biaya kosnya tidak mahal tapi lagi - lagi kenapa kosku ini dekat dengan kamar inap pasien di mana aku kadang bisa mendengar tangisan kehilangan pada malam hari.

Malam pertama saja aku di sambut oleh suara cekikikan wanita dari depan kamar dan suara anjing yang tiap malam bergonggong. Anjing ini hanya untuk sebagai penjaga kos saja karena pekerja kosnya jarang ada di kos cewek.

"Ayo keluar...."

"Ayo main sama aku."

"Hahahaha....."

Kadang mereka mengetuk kamarku dengan tawa mereka yang cekikikan.

"Aku mau tidur. Jangan ganggu."

Jika aku sudah berkata seperti itu maka mereka akan pergi dengan sendirinya tapi akan datang lagi esok malam.

Kamarku ada di ujung sendiri di mana ada loteng tempat pekerja kos tidur. Namanya bu Wiji begitu aku biasa memanggil beliau. Bu Wiji sudah berusia hampir 50-an tugas beliau menyapu, mengepel dan mencuci pakaian anak kos khusus wanita.

Biasanya jam 03.45 pagi bu Wiji akan melakukan aktifitasnya setelah Sholat. Pagi itu aku melihat bu Wiji menyapu halaman depan kamarku karena keadaan waktu itu masih gelap aku tak memperhatikan dengan jelas apa yang di sapu bu Wiji.

"Sudah bangun, mbak?" Tanya bu Wiji kala itu.

"Ini bu saya mau kekamar mandi."

Karena kamarnya terletak di sebelah kamarku ya terpaksa kan aku harus keluar. Saat bu Wiji bertanya kepadaku tanpa sadar aku melihat kamar atas yang menjadi tempat tidur beliau. Aku melihat ada nenek tua sedang duduk di anak tangga. Oke aku menyabarkan hati dengan apa yang aku lihat. Memang nenek itu tidak melihatku tapi kan aku melihatnya dengan rambut putih panjang sambil disisir olehnya. Siapa yang tidak takut melihat nenek itu di jam 4 pagi hari? Sampai -sampai anjing yang diikat menyalak dengan nyaringnya dan terlihat gelisah.

"Ada apa sih sama anjing ini?"

Bu Wiji terlihat kesal karena anjing pemilik kos tak mau diam. Tiap pagi jam 4 selalu begitu kata bu Wiji. Karena sudah dua kali di jam yang sama aku melihat nenek itu maka aku memutuskan tidak mau ke kamar mandi di waktu itu.

Anjing itu baru terdiam di saat Adzan subuh berkumandang. Karena Mesjidnya tidak terlalu jauh dari kos aku. Mungkin karena menganggu anak - anak kos lainnya. Pemilik kos memindahkan anjing tersebut ke rumah induk atau rumah pemilik kos.

"Sudah tidak berisik lagi ya mbak? Anjing sudah di pindah sama pemilik kos."

Meskipun tidak ada suara anjing lagi yang menyalak di kos wanita ya tetap saja bulu kudukku merinding jika di jam seperti itu. Bu Wiji tetap melakukan aktifitasnya tiap pagi. Bu Wiji yang tak dapat melihat ya bersikap tenang saja bolak - balik kekamarnya sambil melewati nenek itu. Beliau akan menghilang sesaat saat ada suara Adzan Maghrib, Adzan Subuh atau ada yang membacakan doa. Di sore hari saat matahari terbenam nenek itu akan di anak tangga sambil menyisir rambutnya dan menyanyikan lagu sinden. Beliau tidak mengganggu selama aku berada di kos sana tapi suara nyanyiannya itu yang membuat aku enggan keluar kamar.

Selain nenek itu yang menjadi 'penghuni kos' ada lagi seorang anak kecil ( cowok) yang selalu berlari -lari kesana kemari. Jika orang awam tak akan mendengar suara dentuman kakinya. Tidak tiap malam bocah itu melakukan aktifitas larinya. Ya semaunya dia kapan mau lari. Kadang suka mengetuk tiap kamar anak - anak kos. Ya tentu saja anak - anak kos tidak akan merasakan kehadirannya. Tentu beda denganku. Kehadiran mereka datang secara tiba - tiba. Kadang mereka tidak ada tapi tiba - tiba mereka muncul begitu saja di depanku saat aku mau ambil nasi di dapur. Mereka tidak usil seperti di kosku yang dulu tapi rasanya tidak enak tiba - tiba dikejutkan dengan kedatangan mereka.

Saat aku mau membuka pintu kamar mereka ada di depan kamarku. Saat aku ambil nasi mereka ada di sebelahku. Saat ada temanku dan kami duduk di bangku teras depan mereka mondar - mandir di hadapanku.  Jadi rasanya kan tidak enak. Rasanya aku ini di awasi. Lama -kelamaan aku membiasakan diri dengan kehadiran mereka. Terserah mereka saja asal jangan pernah melukai aku. Itu sudah lebih dari cukup.

******

Kalian ingin tahu siapa nama asli Felicia?

Kemarin kata Hana, Felicia menyebutkan namanya " Felicia Van Dwvazalywn"

Nah susah kan mau menyebutnya? Aku aja susah. Wkwkwkwk.......

Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )Where stories live. Discover now