Ssssttt....Jangan Berisik

14.8K 1.3K 89
                                    

Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau hanya vote tanpa komen saja itu sudah menghargai karya saya.

Salam sayang

Mm

*****

Kisah ini di mulai ketika aku sudah hampir sebulan di kos. Jika kalian warga Malang pasti tahu jalan Tambora. Aku dan kakak kos di sana. Kalau penampakan yang wajahnya seram masih tidak ada. Di kos sini banyaknya anak - anak yang berkeliaran jika malam hari sudah datang atau lebih tepatnya saat semua anak kos tidur.

Bagi mereka yang tidak dengar tidak akan merasa terganggu karena mereka akan tidur dengan nyenyaknya. Tiap malam aku terganggu sebenarnya mendengar suara nyanyian mereka dan jujur aku tidak berani ke kamar mandi jika sudah jam menunjukkan pukul 10 malam.

Tok ...tok ...

Kadang mereka mengetok pintu kamar kosku dan berjalan hilir mudik bukan hanya di depan kamar saja tapi mereka akan melompat-lompat di anak tangga menuju lantai bawah.

Oh, ya sekedar info karena kamarku ini berada di lantai atas. Aku bisa mendengar aktifitas semua anak-anak kos lainnya. Ya bukan hanya anak kos saja sebenarnya tapi juga aktifitas mereka.

"La ... la ... la ..."

"Ha ... ha ... ha ..."

Anak-anak tersebut bernyanyi dan saling bergandengan tangan sambil berputar. Jika kalian bisa membayangkan seperti kalian main di masa kecil.

"Mereka hanya anak - anak yang tidak memahami jika mereka bukan lagi seperti kamu, Hana."

"Mereka mengganggap bahwa keberadaan mereka di sini tidak akan mengganggu kalian."

Kata Felicia maupun Hiromi mereka adalah anak-anak dari korban suatu peristiwa di masa lalu. Felicia dan Hiromi tidak mau mengatakannya.

Duk ... duk ...

Tak ... tak ...

Mereka suka naik anak tangga dan bernyanyi dengan lagu yang tak aku pahami. Saat matahari sudah menampakkan diri mereka akan pergi. Entah sembunyi di mana. Mereka senang muncul di malam hari.

"Jangan ramai ya. Aku mau tidur."

Mereka akan berhenti sejenak setelah itu mereka akan melakukan aktifitasnya lagi. Aku bisa apa? Ya sudah diam saja sambil berusaha untuk tidur.

Bukan hanya anak- anak itu saja yang berada di kos. Ada salah satu kamar ( dipakai oleh teman kampusku) di depan kamarku. Entah kenapa ada perasaan yang tidak enak saat aku ke kamarnya. Ada sepasang mata yang selalu mengawasi. Aku tidak tahu siapa dia? Ngeri dan bergidik, meskipun aku hanya melihat pintu kamarnya saja tanpa masuk ke kamar temanku.

Selain sepasang mata yang membuat aku ngeri ada juga suara - suara bisikan yang ramai. Bisikan yang tidak jelas. Aku tidak tahu mereka itu bicara apa dengan berbisik - bisik. Wujudnya tidak ada hanya suara - suara mereka saja yang tidak jelas.

Selama hampir setahun aku dan kakak tinggal di kos ini. Selama itu pula aku tidak betah di kos ini. Anak - anak kos banyak dan mereka sering muncul di malam hari.

"Ssttt...sstt..."

Inilah yang tidak aku inginkan jika sendirian di dapur. Mereka mencoel pundakku, melihatku dari arah belakang dan menggoda aku dengan sahutan mereka.

Kadang aku melihat mereka dalam wujud teman kosku. Aku merasa tidak enak jika diperlihatkan seperti itu. Hal yang sangat menjengkelkan.

"Mbak, sudah pulang kerja?"

Mbak A ini kamarnya ada di lantai bawah. Aku sering melihatnya pulang malam karena pekerjaannya di salah satu Mall. Hari ini tidak biasanya mbak A ini pulang lebih awal dan berada di dapur.

"Iya."

Aku sangka mbak A ini mungkin tidak enak badan atau sedang marah sama pacarnya. Jadi aku abaikan saja dan membiarkannya masuk ke kamar untuk beristirahat.

"Sudah istirahat saja, Mbak kalau sakit."

Beramah tama sedikit untuk mengakrabkan diri sesama anak kos. Masa bertemu tidak tegur sapa. Benar, bukan?

"Iya."

Akhirnya Mbak A ini pergi dari hadapanku. Aku pikir Mbak A sudah masuk kamarnya tapi anehnya aku tidak dengar suara derit pintu saat dibuka atau ditutup. Ya aku pikir mungkin ia menutupnya dengan pelan.

Aku baru menyadari jika Mbak A ini tidak di kos sejak kemarin ketika pekerja kos memberitahu aku esoknya.

"Mbak, titip kos ya kalau ada yang datang tanya saja ada keperluan apa?"

Bik Sum ( namanya memang asli ya) selalu menitipkan kos jika aku berada di kos kalau bik Sum pergi.

"Mau ke mana, Bik?"

"Mbak tidak tahu ya kalau mbak A masuk rumah sakit?"

Aku? Bengong tidak jelas. Jadi siapa dong yang aku lihat kemarin malam? Dia yang menyamar jadi mbak A ini sama persis.

"Kemarin Mbak A masuk rumah sakit karena penyakit lamanya kambuh."

Aku tidak mendengarkan perkataan Bik Sum selanjutnya. Aku hanya berdiri dari tempat duduk dan langsung masuk kamar begitu saja.

"Mbak, saya matikan tvnya, ya."

Aku tidak menjawab perkataan Bik Sum. Ah dasar dia itu mengerjai aku. Sampai sebegitunya dia menjahiliku dengan menyamar sebagai teman kosku.

Kadang mereka itu benar-benar menyerupai kita sebagai manusia. Apakah aku takut? Tidak takut tapi heran saja. Kok bisa-bisanya mereka itu mengerjai manusia dengan menyamar yang serupa dengan manusia.

Sebenarnya mereka itu tidak sampai mencelakai kita (jika mereka itu menyerupai wujud kita) hanya saja mereka itu ingin bermain - main saja.

*****

Kemampuan yang tidak aku ingin miliki adalah mendengarkan bisikan mereka atau orang-orang di sekitar yang sedang berbicara mengenai sesuatu meski itu hanya berbisik saja. Makanya jangan membicarakan aku di belakang karena diriku bisa tahu dari suara atau dari wajah mimik kalian.

Mungkin akan ada yang mengatakan jika aku ini hanya sekedar cari perhatian saja tapi benar - benar ini terjadi. Aku bisa mendengar suara teman- teman dari jarak 100meter. Kalau terlalu jauh sekali tentu tidak bisa.

Waktu itu di kampus baru aku memiliki loker untuk menyimpan barang - barang karena kampus ini menyediakan loker penyimpanan. Saat aku membuka loker. Ada dua kakak kelas ( perempuan) sedang bercerita mengenai si A yang kata mereka memiliki sifat yang negatif. Siapa sih yang mau mendengarkan mereka yang sedang bergosip? Aku kan tidak mau tapi masalahnya pendengaranku tajam. Bagaimana bisa aku menutup telinga ini? Mau pakai headset tetap saja aku dengar meskipun tidak secara jelas.

Aku mau menghilangkan kemampuan ini  jelas tidak bisa. Aku sudah capek kalau begini terus. Enak jika kita tahu bahwa ada teman yang bergosip mengenai kita jadi kita bisa berhati - hati. Tidak enaknya tiap hari aku mendengarnya. Apalagi jika mereka itu memanggil namaku dari jauh.

"Semua yang kamu miliki adalah untuk kebaikanmu, Hana."

Itulah yang sering Felicia dan Hiromi katakan kepadaku. Mungkin Tuhan tidak ingin melihat hambaNya disakiti oleh orang - orang lain.

Tbc

Tidak tahu mau kasih judul apa jadi aku beri judul seperti itu saja deh. 😂😂😂

Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )Where stories live. Discover now