JDS-36

1.2K 50 2
                                    

Jika penyesalan datang dari belakang, berarti aku adalah orang yang paling menyesal karena telah menyia-nyia kan mu
_SamudraPratama

"Ngapain lo kesini?" Marah Gerry ketika melihat Samudra sudah berada di ruang inap milik Jingga, Setelah Jingga ditinggal oleh Samudra, Jingga menangis hingga kondisinya lemah dan terbaring lagi di kasur rumah sakit. Hati wanita mana yang tidak sakit apabila lelaki nya meninggalkan dalam keadaan yang tidak memungkinkan, malah orang lain yang telah memopong Jingga ke rumah sakit, yaitu Aldo.

Samudra tidak menjawab pertanyaan Gerry, ia hanya diam menatap Gerry dengan tatapan yang sulit diartikan. Samudra beralih melihat ke Aldo lalu menarik krah bajunya dan melayangkan satu pukulan di pipinya.

Bugh!!

Bughh!!

Pukulan yang ketiga tidak berlanjut, karena lengan Samudra ditahan oleh Gerry, Samudra memperhatikan tangan yang memegangi lengannya. "Lepas!" Perintah Samudra, namun Gerry tidak melepas dan malah memukul Samudra balik.

Bughh!!

Ujung bibir Samudra berdarah, ia melepaskan cengkraman nya di krah baju Aldo dan beralih menatap Gerry dalam.

"Lo bakal nyesel udah nonjok gue, setelah lo tahu yang sebenarnya..."

Samudra menunjuk dada Aldo yang terdiam kaku disana.

"Dia.."

"Dia yang bakal lo benci." Gerry tidak mengerti apa maksud dari Samudra, baginya perkataan Samudra itu hanyalah omong kosong saja.

Samudra berjalan menjauhi kamar Jingga, ia sangat bersalah, dan inti masalah ini berasal dari seorang Aldo. Jingga masuk rumah sakit karena Samudra, karena Samudra yang terlalu cemburu dengan kedekatan Jingga dengan Aldo hari itu, namun setelah mendengarkan percakapan serius dari dua orang di belakang gedung membuatnya mengerti, siapa yang bersalah disini.

Samudra masuk ke dalam mobil, melaju membelah padatnya kota Jakarta, Samudra tidak mau pulang karena Afdal dan Vita pun tidak ada di rumah, ia bingung harus kemana.

Drrrtttt drrttt drrrttt drrrtt
Drrrtttt drrttt drrrttt drrrtt

Marvin is calling.

"Hallo Vin."

"Dimane lo?"

"Dijalanan, emang kenapa?"

"Enggak, gue sama anak-anak lagi di markas nih, lo kesini gue tungguin."

"Okeoke tunggu aja, gue otw."

Tuttt tuttt tutt

Samudra mematikan sepihak telepon, Samudra bisa menceritakan ini kepada semua sahabatnya, Markas yang dimaksud Marvin adalah apartemen milik mereka berempat yang sudah sangat jarang digunakan nya untuk berkumpul karena urusan masing-masing.

Tak butuh waktu lama akhirnya Samudra sampai di sebuah gedung yang tinggi, ia memasukinya dan melihat disana sangat sepi, membutuhkan lift untuk sampai di apart nya, yaitu di lantai 34. Samudra sampai di depan pintu lalu memasukkan kata sandi, pintu terbuka dan Samudra melihat ketiga sobatnya itu sedang makan cemilan di depan televisi.

Tanpa alih-alih, Samudra langsung menghamburkan diri nya di sofa tanpa melihat siapa yang sedang duduk disana.

"Panas oiii, sanaa." Usir Scorpio ketika mendapati Samudra sudah bertengger di pahanya.

"Alala, buat gue seneng kek." Ucap Samudra lalu berjalan menjauhi mereka dan memilih duduk lesehan di bawah sofa, beralaskan karpet berbulu lembut. "Gimana Sam?" Akhirnya Leo mulai berbicara.

Jingga di Samudra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang