JDS-27

1.3K 86 1
                                    

Simpan lah kebahagiaanmu dahulu, karena siapa yang akan mengira akan datang kemalangan dengan cepat diluar alam sadarmu
_JinggaBrovi

Dengan langkah cepat Jingga berjalan ke meja resepsionis, tangan nya gemetar ingin melihat Vanila, ia ingin segera melihat wajah sahabat nya tersebut, sedangkan Samudra memegangi tangan nya kuat berusaha menenangkan nya.

"Sust, atas nama Vanila Putri di ruangan berapa ya?" Wanita memakai pakaian serba putih tersebut melihat Jingga sekilas lalu beralih ke komputernya.

"Tunggu sebentar ya". Ujar nya, lalu mengetikkan sesuatu di keyboardnya yang sudah dipastikan nama Vanila, tak lama kemudian Scorpio, Angel, Gerry, Queena, January, Amanda, Fatiah dan Marvin datang mendekat ke meja resepsionis.

"Masih di ruang UGD". Jingga mengangguk berterima kasih lalu berjalan secepat mungkin ke UGD, begitu pula dengan Angel dan Fatiah yang sangat khawatir, di depan ruang UGD ada Leo yang sedang duduk sambil tangan untuk menumpu wajahnya.

"Leo?". Sapaan itu membuat Leo menegakkan kepala nya melihat semua teman-teman nya yang datang, Leo tersenyum walau terselimuti kecemasan disana.

"Vanila gimana?" Tanya Jingga, Leo menggidikkan bahunya.

"Dokter nya belom keluar dari tadi Ga". Jawab Leo, lalu semua mencari tempat ternyaman untuk duduk, Jingga melihat dari kaca pintu, namun usaha nya nihil karena kaca pintu tersebut blur dari dalam.

"Hhhhhh". Desah Jingga keluar mendapati kegelisahan di dalam hatinya, Samudra datang lalu mengelus pelan punggung tangan gadisnya tersebut.

"Tenangin diri kamu, Vanila baik-baik aja". Kerongkongan yang sudah mengering bisa dipastikan bahwa sesaat lagi mata itu akan menumpahkan air yang tertahan, namun Jingga masih menahan nya agar tidak keluar.

"Kemungkinan Vanila baik-baik saja itu cuma 1% Am." Samudra menangkup wajah Jingga dengan satu tangan nya lalu memaksa Jingga melihat ke arah nya, menatap mata nya. Namun di mata Jingga tersimpan kesedihan atas Vanila, mata yang sudah berkaca-kaca, dengan cepat Samudra mendekatkan dirinya kepada Jingga dan memeluknya.

"Jangan nangis, kita yakinin aja ke satu persen nya". Air mata Jingga berderai di pelukan Samudra, ia merasakan kehangatan yang berbeda setiap kali Samudra memeluknya.

Ceklek

Pintu UGD terbuka menampakkan wajah dokter dengan pergerakan keluar dengan cepat, namun terhenti.

"Dokter, Vanila kenapa?" Dokter tersebut langsung berbalik melihat ke arah seseorang yang bertanya dengan tangisan.

"Jingga?" Jingga terbelalak lalu melihat bahwa yang memanggilnya tersebut adalah Dokter Ridwan, dokter yang pernah menolong Vanila juga saat itu, Dokter yang sedia diwawancarai karena tugas akhir dari Jingga adalah mewawancarai seorang yang mungkin sangat disukainya, Jingga sangat menyukai dokter dan cita-cita nya adalah menjadi seorang dokter walaupun otaknya tidak mampu dalam IPA, jika sudah jodohnya maka apapun pekerjaan itu akan didapatkan nya bukan?

"Dokter Ridwan? Alhamdulillah Dokter Ridwan yang ngatasin Vanila, Vanila kenapa?" Semua yang ada disana heran karena bagaimana bisa Jingga mengenali dokter tersebut, namun keheranan tersebut hanya bertahan beberapa detik lalu teman-teman nya kembali terdiam.

"Seperti yang sudah saya bicarakan waktu itu, kalau sudah begini, ya sangat susah untuk mengobatinya kembali." Dokter tersebut terlihat sangat sedih. "Saya duluan Jingga, saya akan berusaha semampu saya." Kata itu mampu menghipnotis Jingga membuatnya sedikit tenang, namun sakit di belakang, apakah terjadi lagi masa itu? Jingga berteman dengan Vanila memang dari SMP dulu, beda jika ia berteman dengan Angel dan Fatiah.

Jingga di Samudra [Completed]Where stories live. Discover now