JDS-12

1.7K 84 0
                                    

Susah memperjuangkan orang yang hati nya entah untuk siapa
-SamudraPratama

Ayam sudah mulai berkukuk di pagi hari, meja makan pun sudah mulai berisi banyak nasi dan lauk pauk, memang ini sarapan wajib keluarga Brovi. Tidak sama dengan orang kaya pada umum nya yang makan pagi hanya dengan selai, roti, susu dan buah-buahan. Kata Bromo begini.

'gak sedep rasanya kalo makan gak pake nasi' dan kata-kata itu mendalam bagi keluarga Brovi.

"Ayah". Panggil Jingga dari samping Bromo. Bromo melihat Jingga lalu tersenyum kepada anak gadisnya itu.

"Apa sayang?" Tanya Bromo.

"Bunda sini deh". Panggil Jingga kepada Viona yang masih berjalan membawa sup ke arah mereka. Jingga celingak-celinguk melihat sekitar membuat kedua orang tua nya saling tatap dan heran.

"Ngapain nak? Bunda sibuk nih". Elak Viona dengan wajah sok sibuk.

"Tunggu bentar napa bun? Ini baca, teroran orang ini buat Jingga takut". Jingga memperlihatkan Chat dari gadis tersebut kepada ayah bunda nya, dengan cepat Bromo dan Viona melihat ke arah handphone lalu membaca nya. Setelah selesai Bromo kelihatan sangat marah, sangat sangat marah. Begitu juga dengan Viona.

"Siapa dia Jingga?" Tanya Viona dengan penekanan kata.

"Bun jangan marah-marah, Jingga takut". Jingga menundukkan kepala nya. Viona mendekati Jingga dan memeluknya sebentar.

"Sayang kamu harus ceritain ke ayah apa yang terjadi nak". Ucap Bromo pelan melihat anak nya ketakutan. Jingga bukan ketakutan melihat Bunda nya marah, namun karena si peneror tersebut. Jingga dengan jelas dan padat tanpa mengurangi atau melebihkan menceritakan semua nya kepada Bromo dan Viona.

"Handphone kamu ayah yang megang". Bromo mengambil handphone di tangan Jingga lalu pergi entah kemana, sedangkan Viona melihat anak nya menangis langsung menghapus air mata yang mengalir di wajah manis anak nya.

"Jadi ini alasan kamu ngejauhin Samudra sayang?" Tanya Viona, Jingga hanya mengangguk, lalu menatap manik mata ibu nya.

"Bun jangan sampe tahu Bang Gerry sama Ginzo ya bun, ntar mereka cemas". Mohon Jingga, namun ia tidak melihat dibelakangnya Gerry telah menguping segala pembicaraan mereka, dengan tingkah sok tidak tahu Gerry mendekati dua wanita tersebut.

"Jingga nape lo nangis? Dicuekin Samudra lo?" Ledek Gerry, Jingga dengan cepat menghapus air matanya, Viona juga melanjutkan merapikan meja makan.

"Apaan sih bang, tadi mata gue masuk lalat, Bunda bantuin ngeluarin lalat nya". Alibi Jingga.

'masih aje lo boong sama gue Ga, lalat mana bisa masuk ke mata lo ogeb' batin Gerry.

✍✍✍

Samudra berjalan ke meja makan keluarga nya dengan seragam yang sudah rapi tidak lupa tas ransel nya.

"Aduh emak gue masak nya enak nih". Samudra mencolek satu ikan nya dan memakan di meja makan.

"Sam! Yaelah ni anak bandel, kek kucing lo! Letak gak?" Perintah dari Vita hanya angin berlalu bagi Samudra ia tetap memakan ikan tersebut tanpa memperdulikan Vita.

"Sam!" Vita membolalakkan mata nya namun tidak juga ditanggapi Samudra.

"Yowes rapopo Sam! Uang jajane gue potong!". Samudra langsung meletakkan ikan yang barusan dimakan nya keatas piring.

"Mama Vita yang cantik gaboleh gitu mah, ntar Sam beli bensin pake apa? Beli nasi pake apa? Ngajak Jingga nge-date pake apa?" Samudra memasang puppy eyes nya.

Jingga di Samudra [Completed]Where stories live. Discover now