JDS-35

1.2K 40 4
                                    

Bahagia ku padamu, namun kau menyia-nyiakan nya
Dan kita berakhir disini tanpa aku mau, dan itu adalah keputusan mu
_SamudraPratama

Jingga melihat nilainya yang satupun tidak ada yang remedi, ia sangat senang dibalik kesedihannya, sedih ketika baru saja tadi ia dikatakan jalang oleh seseorang dan tadi dia dicuekin oleh Samudra, Jingga berfikir kalau ini bukan supprise karena  ulang tahun nya sudah lewat, dan ada apa ini? Mengapa baru beberapa hari ini ia bahagia dan kembali tersakiti lagi?

"Ga, lo gapapa?" Jingga menganggukkan kepalanya, Marvin yang bertanya hanya bingung karena tidak biasa-biasa nya Samudra bersifat seperti ini, pernah tapi dulu. Dan sifat itu kembali lagi? Marvin mendekati meja Fatiah dan bercengkrama disana, tidak peduli dengan sahabatnya Jingga hanya diam di meja nya sambil memikirkan segalanya.

Dilain tempat, Gerry sedang berjalan menuju kelas Jingga bersama January, Mereka tampak terkikik tawa entah apa yang mereka katakan, sesampainya di pintu kelas Jingga, Gerry melihat Jingga yang merenung.

"Ry, Jingga kenapa ya?" Tanya Gerry kepada January, January melihat ke Jingga dan menggelengkan kepalanya.

"Jangan sampai Jingga banyak fikiran lagi, nanti dia sakit lagi, gue gamau." Tanpa pamit Gerry langsung berlari ke kursi Jingga, tersenyum lalu menarik tangan Jingga. "Jangan tarik bang, sakit." Teriak Jingga, semua pandangan beralih kepadanya.

Gerry merenggangkan tangan nya sedikit agar Jingga tidak merasa sakit lalu membawa Jingga ke taman belakang sekolah. Mereka duduk di satu kursi taman.

"Lo kenapa?" Gerry memulai pembicaraan, Jingga melirik Gerry sebentar dan menghadap kepadanya. "Gapapa bang."

"Gak mungkin gapapa, Ga."

"Emang gapapa bang."

"Lo lagi banyak fikiran, cerita sama gue." Gerry benar, fikiran Jingga sangat banyak bercabang-cabang sekarang, tapi mulutnya kelu untuk mengatakan semuanya kepada Gerry, Jingga hanya diam.

Gerry menghembuskan nafasnya kasar. "Cerita sama gue Ga, gue gak mau lo sakit kayak kemarin lagi, lo udah nyakitin gue Ga, lo nyakitin Ayah Bunda, lo nyakitin kita Ga, lo bahagia lihat kita sakit hanya karna liat lo lemah? Lo adek gue, sekalipun orang bilang lo apa, sekalipun orang ngejauhin lo, lo tetep adek kesayangan gue, bagi kesedihan lo itu ke gue Jingga Brovi!" Entah sejak kapan air mata berhasil lolos dari mata Jingga, ia menatap Gerry dengan sendu, ia juga tidak ingin memiliki masalah, siapa juga yang menginginkan masalah bukan? Hidup damai nyatanya emang susah didapatkan. Jingga memeluk Gerry erat, Gerry mengelus pucuk ramput Jingga.

"Samudra jahat bangg... Hiksss... Hiksss... Samudra jahat.... Hiksss... Jahatt..." Jingga memukul dada bidang Gerry, sebagai ucapan jika ia sangat butuh tempat pelampiasan sekarang.  Gerry hanya terdiam, masalah hubungan percintaan adik nya tidak boleh ia usik, lagian Samudra adalah teman nya sendiri, tidak mungkin Gerry akan menemui Samudra dan menghajarnya kan? Perasaan gabisa dipaksakan, benar gak?

Jingga masih menangis di dalam pelukan Gerry, Gerry tidak tahan melihat adik kesayangan nya itu menangis, sungguh sangat tidak tahan. Gerry memegang bahu Jingga berusaha agar pelukan nya terbuka lalu Gerry memegangi pipi Jingga, Jingga terdiam.

"Lo gaboleh nangis Ga, dokter udah nyuruh lo buat banyak-banyak istirahat, kalau lo masuk RS lagi gue gak bakal maafin diri gue sendiri yang gak bisa jagain lo." Gerry menghapus air mata Jingga.

Jingga melihat ada seorang wanita cantik di belakang Gerry sedang melihat mereka dengan senyum yang mengembang, Jingga mengode Gerry dengan melotot ke Gerry. "Lo apaan sih Ga, baru juga gue tenangin udah main melotot aja." Jingga menghembuskan nafas kesal nya.

Jingga di Samudra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang