JDS-17

1.6K 71 2
                                    

Apalagi halangan baru untuk gue bisa dapetin lo? Udah berapa kali gue sakit dan apa gue harus ngerasa sakit yang lebih dalam?
-JinggaBrovi

Jingga memasukkan handphone nya ke dalam saku rok sekolah nya lalu berjalan menuju pintu keluar. Jingga bersenandung di dalam hati lalu terdongak melihat seorang gadis berjalan ke arah nya. Ya gadia itu adalah si peneror kemarin, jantung Jingga berdetak tidak karuan, hati nya bergeming dan ingin lari saja dari rumah sakit, namun apa daya sekarang peneror itu sudah di hadapan nya.

"Gak perlu terkejut Jingga". Ucap nya.

"Ngapain lo?" Tanya Jingga dengan sedikit meninggi.

"Gue tahu gue salah, dan gue mau minta maaf sama lo". Ucapnya lagi, Jingga cukup mengerti dan memahami seseorang, boleh 'kan memberi kesempatan kedua kepada seseorang? Kan manusia juga pernah buat salah.

"Iya udah gue maafin".

"Kok lo murah banget maafin gue?" Tanya nya bingung dan memperhatikan Jingga tak mengerti.

"Allah aja memaafkan hamba nya, gue yang cuma manusia bisa apa?" Tanya Jingga lalu berjalan meninggkan gadis tersebut.

"Oke Jingga, kita bakal ngerebutin Samudra dengan cara damai". Jingga berbalik lalu mngibaskan tangan nya di bahu gadis tersebut.

"Oke, siap kalah". Ucap Jingga dengan senyum devilnya lalu Jingga pergi meninggalkan gadis tersebut. Jingga berhenti di gerbang rumah sakit dan celingak celinguk kanan kiri.

Tittttt!! Titttt!!

Klakson Gery terdengar di telinga Jingga, Jingga memokuskan pandangan nya kepada mobil Gerry di hadapan nya, dengan cepat Jingga berlari menaiki mobil yang dibawa Gerry.

"Mau ujan nih kek nya". Ucap Jingga saat baru mndaratkan bokong nya di kursi sebelah Gerry. Gerry hanya mengangguk lalu tancap gas untuk berjalan lebih jauh.

"Bang gue tadi ketemu sama peneror itu lagi". Ucap Jingga memperhatikan jalan di hadapan nya. Gerry beralih menatap Jingga khawatir.

"Diapain lagi lo sama dia?" Tanya Gerry dengan intonasi meninggi.

"Dia mintak maaf".

"Hah?" Gerry sangat tidak yakin karena gadis seperti itu adalah contoh gadis yang licik, palingan Jingga juga bakal disakitin lagi.

"Iya, dia bilang gue sama dia bakalan bertarung mencari cinta nya Samudra". Pandangan Jingga masih fokus ke jalanan, ia memperhatikan tetes demi tetes hujan yang turun dari langit.

"Lo pasti menang". Gerry tersenyum simpul lalu melajukan mobil nya lebih kencang agar cepat sampai di rumah.

✍✍✍

"

Pagi anak-anak". Sapa guru manis yang bernama Lidya tersebut. Lidya mengajar pelajaran bahasa indonesia.

"Pagi buk". Ucap mereka serentak di kelas X3

"Milie bisa maju depan sebentar?" Tanya guru tersebut. Milie yang duduk di sebelah Genus langsung berdiri dan berjalan ke hadapan guru tersebut, semua langsung ribut dan berbicara dengan teman di sebelah nya.

Jingga di Samudra [Completed]Where stories live. Discover now