JDS-8

1.9K 105 0
                                    

Sahabat, orang yang akan mengerti dengan keadaan kita❣
-JinggaBrovi

"Eh Ga, tukeran tempat duduk dong". Angel yang resah duduk di sebelah Vanila meminta Jingga untuk menukar tempat duduk, namun keadaan tidak mendukung, Buk Lina si guru matematika yang gendut sedang mengajar di depan mendengar gresak-grusuk Angel.

"Angel! Kamu ngapain?" Tanya Lina dengan nada sedikit tinggi.

"Ini buk, dalam meja saya ada kecoak". Pandangan seluruh kelas menuju Angel yang bisa dibilang ngawur.

"Beneran?". Tanya Lina lagi dengan ekspresi jijik.

"Iya buk, biasa nya sih kalo ada kecoak Jingga bisa ngatasin buk". Alibi Angel agar bisa berpindah tempat duduk. Vanila yang mendengarkan itu tidak melihat ke sebelahnya namun dengan ekspresi Bete nya tetap menghadap ke depan. Jingga melototi Angel.

"Benar Jingga?" Tanya Lina tidak yakin, namun karena terpaksa Jingga mengangguk pelan.

"Yaudah, tukeran duduk nya". Perintah Lina membuat senyum di pipi Angel mengembang. Angel berdiri dan berjalan ke meja Jingga.

"Liat lo ntar". Ancam Jingga pelan dan membuat Angel nyengir.

"Gak ada kecoa kok buk". Ucap Jingga lalu duduk di kursi yang semula nya diduduki Angel. Lina kembali melanjutkan pelajaran.

Jingga memalingkan pandangan nya kepada Vanila yang bisa di bilang sangat fokus memahami pelajaran dari Lina, si guru matematika.

'biasa nya lo juga gak pernah belajar Van'. Batin Jingga, lalu Jingga menuliskan sesuatu di kertas dan meremas kertas tersebut dan melemparnya tepat di kepala Vanila. Vanila mengaduh kesakitan lalu beralih memandang Jingga kesal. Dan melanjutkan memandang Lina di depan kembali.

Jingga menulis kembali di kertas, meremas dan melemparnya lagi ke meja Vanila, Vanila memandang Jingga dengan ujung mata nya lalu tidak menggubris Jingga sama sekali.

Untuk yang ketiga, Jingga menulis kembali lalu melemparkan kembali ke meja Vanila.

"Jingga!". Teriak Lina membuat Jingga tersentak dan tidak memandang Vanila lagi.

"Iya buk". Jawab Jingga polos.

"Jingga, Vanila, keluar! Bersihin toilet". Hukum Lina tanpa basa-basi namun Vanila langsung memandang Jingga benci.

"Buk, Vanila gak ngapa-ngapain buk, Jingga aja yang noer-noer Vanila pake kertas buk". Adu Vanila kepada Lina.

"Gak mau tahu! Karna tahu nya gak mau! Kamu sama Jingga keluar dan bersihin toilet". Teriak Lina dan membuat Jingga dan Vanila langsung berlari ke luar kelas. Di perjalanan ke toilet Vanila tidak berbicara sedikitpun, begitu juga dengan Jingga. Jingga mengambil pel dan langsung mengepek lantai dan Vanila mengambil Clean dan menyemprotkan nya ke cermin toilet dan langsung membersihkan nya.

"Gara-gara lo nih". Omel Vanila masih membersihkan cermin tersebut.

"Gue bakal makasih banyak nih sama Buk Lina". Ucap Jingga semangat dan tambah semangat mengepel lantai.

"Lah napa?" Tanya Vanila penasaran.

"Ada waktu gue buat ngomong berdua sama lo". Jawab Jingga cepat.

"Ngimpi aja". Ucap Vanila ketus. Jingga tidak menjawab hingga tercipta keheningan diantara keduanya kembali.

"Terserah lo mau denger apa engga yang penting gue cerita in ini ke elo, dan Fatiah sama Angel gak tau". Jingga masih asyik mengepel sedangkan Vanila berhenti dan memandang Jingga tak mengerti.

"Lo tahu? Ada gadis ngancem gue buat ngejauhin Samudra?" Tanya Jingga kepada Vanila, Vanila menggeleng.

"Lo pikir gue gak suka sama Samudra? Gak sayang sama Samudra? Lo salah kalo mikir gitu, dari awal sekolah gue suka sama Samudra, trus Samudra juga ngedeketin gue, gatau kenapa gue nyaman sama Samudra. Lo ingat kan waktu Samudra ngasih gue buket bunga? Pas gue pulang gue dihampirin sama seorang gadis trus dia nangis di hadapan gue dan bilang kalo dia udah lama sayang sama Samudra, karna gue kasihan gue janji ke dia buat ngejauhin Samudra, akhir-akhir ini gue deket lagi sama Samudra dan dia teror gue lagi karena itu gue coba untuk ngejauhin Samudra lagi, karena gue takut Van, gue takut. Takut banget, apalagi lo ngejaihin gue. Gue gak sanggup Van". Setetes air mengalir begitu saja dari mata Jingga, Vanila mendekati Jingga dan menghapus air mata Jingga.

BUKKK!!

Jingga terhoyong ke belakang karena Vanila yang menjatuhkan tubuh nya memeluk Jingga.

"Maafin gue Ga". Ucap Vanila dalam tangisnya, Jingga membalas pelukan Vanila erat.

"Gak, lo gak salah Van, lo bener gue yang egois, karna mau nyelamatin diri gue sendiri gue ngorbanin rasa sayang orang ke gue". Ucap Jingga masih dalam tangis nya, Vanila tidak berkutip ia tetap memeluk Jingga.

"Maafin gue yang gak ngerti sama elo Ga". Vanila melepaskan pelukan Jingga lalu mengapus air mata Jingga dengan telapak tangan nya.

"Mungkin kalo gue jadi lo yang bakalan gue lakuin sama kayak elo Ga". Ucap Vanila lagi dan air mata Vanila yang terus mengalir, Jingga juga menghapus air mata Vanila lalu mereka berpelukan kembali.

"Jangan jauhin gue Van, lo kan sahabat gue". Rengek Jingga dalam pelukan Vanila. Vanila melepaskan pelukan tersebut lalu mengangguk kecil

"Udah bersih kek nya, keluar yok?" Ajak Vanila dan menarik tangan Jingga ke luar dari toilet.

"Eh tadi di kelas lo ngapain sama Leo?" Tanya Jingga dengan senyum indah nya.

"Ntar gue ceritain, eh kita ke kantin aja yok? Ngapain ke kelas ketemu ibuk gendut". Ajak Vanila yang membuat Jingga terkekeh pelan.

"Leo tadi bawa in gue makanan, banyak lagi, gue laper banget, tau aja dia. Trus dia merhatiin gue lekat banget, baru nyadar gue kalo Leo itu ganteng, pantesan banyak yang melting sama Leo". Puji Vanila sesampainya mereka di kantin sekolah.

"Cie yang jatuh cinta". Goda Jingga, pipi Vanila langsung memerah.

"Apa sih Ga". Vanila langsung salah tingkah dengan goda an Jingga, mereka memesan pical kepada Mbak Pera dan duduk di meja kembali menunggu pesanan mereka datang.

"Asal lo tau, tadi Leo teriak bilang gini, Vanila i love you". Pipi Vanila tambah memerah Jingga menoel sedikit sikut Vanila dengan Sikutnya yang membuat Vanila salah tingkah

✍✍✍

Jangan lupa klik bintang guys😉

Jingga di Samudra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang