Secret # 28

2.4K 481 20
                                    

Hampir saja Yeonsa tersedak minuman yang sedang diteguknya ketika Jungkook tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang.

"Mencariku?" tanyanya dengan wajah tanpa dosa.

Melihat Yeonsa yang hanya mendelik ke arahnya, Jungkook malah mengambil es jeruk Yeonsa dan menyeruputnya hingga nyaris tak bersisa. Mungkin hanya tinggal seteguk lagi.

Mata Yeonsa makin mendelik marah melihat Jungkook bersendawa sehabis menandaskan minumannya tanpa belas kasihan.

"Tak mau tahu! Pokoknya kau harus mengganti minumanku!" protes Yeonsa seraya menatap gelas minumannya dan Jungkook bergantian.

"Anggap saja itu traktiran karena kau sudah jadian dengan Taehyung sunbae," kekeh Jungkook penuh kemenangan.

Mendengar nama itu disebut, wajah Yeonsa kembali menjadi murung.

"Itu yang ingin kubicarakan denganmu." Yeonsa berujar lirih seraya meletakkan kembali gelasnya ke meja kantin.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu yang buruk dengan hubungan kalian?" tanya Jungkook dengan raut wajah khawatir.

"Sejak awal, kebersamaan kami hanyalah sebuah kesalahan. Aku tidak ingin kesalahan itu membuat kami terluka semakin dalam. Jadi, aku mengakhirinya."

Pupil Jungkook membesar, tanda ia begitu terkejut.

"Dia begitu menyukaimu, Yeonsa. Kenapa kau melepaskannya begitu saja?" Jungkook menyesalkan tindakan sahabatnya itu.

"Apa yang kau ketahui tentangnya? Apa dia yang memintamu untuk membuatku dekat dengannya? Dia bilang kau yang sengaja memasukkanku dalam kepanitiaan acara amal fakultas agar kami bisa dekat. Apa itu benar?" tuntut Yeonsa.

Jungkook menghela napasnya. Menatap Yeonsa dengan tatapan iba campur rasa bersalah.

"Dia benar. Aku yang melakukannya."

"Tapi, kenapa?"

"Dia sudah mencarimu hampir setahun, Yeonsa. Dia jatuh cinta padamu sejak pertama kali melihatmu menolong seorang nenek menyeberang di pinggir jalan. Hingga akhir semester lalu kami lumayan dekat karena sering bertukar pendapat di klub seni. Dia sempat bertanya mengenai gadis yang ada di fotonya, apa aku mengenal gadis itu atau tidak. Aku mengenali jaketmu. Itu jaket pemberianku di hari ulang tahunmu yang ke tujuh belas. Aku sangat ingat karena itu jaket custom yang hanya dibuat dengan satu model sesuai permintaanku."

"Dan kau langsung memberitahunya kalau itu aku?" tanya Yeonsa memotong.

"Tidak. Aku mencari tahu dulu apa maksud ia mencarimu."

"Lalu?"

"Setiap hari ia berkeliling kampus bahkan kampus lain untuk mengambil foto sembari mencari gadis pemilik jaket yang ada di fotonya. Hingga di awal semester ini ia bilang sepertinya sudah menemukanmu. Perasaannya mengatakan begitu, saat kita berada di satu kelas di beberapa mata kuliah. Ia sering melihatmu membantu beberapa teman kita yang kesusahan.
Kau ingat pernah menolong si nerd di kelas kita yang di-bully oleh Yoongi sunbae dan kawan-kawannya? Dia menyaksikan semuanya dan sejak saat itu ia jadi terobsesi padamu."

Yeonsa tertegun mendengar penuturan Jungkook.

"Hingga aku pun ikut memperhatikan gerak-gerak Taehyung sunbae. Sepertinya ia begitu tulus padamu. Buktinya ia lebih memilih memperhatikanmu secara diam-diam selama berbulan-bulan. Dia tidak langsung mendekatimu. Kupikir kalian akan cocok. Hingga akhirnya kesempatan itu datang. Pembentukan panitia acara amal. Aku ingin kalian menjadi lebih dekat. Lalu aku memberitahunya kalau gadis yang ada di foto itu memang dirimu."

Yeonsa masih terdiam saat Jungkook mengakhiri ceritanya.

"Yeonsa, kau sahabatku dan aku menyayangimu. Aku ingin kau hidup bahagia dengan bertemu orang yang bisa membahagiakanmu. Kau tidak ingin seumur hidup hanya berteman denganku, kan? Kau butuh pendamping hidup kelak. Perlahan bukalah hatimu untuk orang yang benar-benar memperhatikanmu. Berhentilah berharap pada orang yang sama sekali tidak melihat keberadaanmu."

"Kata-katamu sama sepertinya," gumam Yeonsa lirih.

"Apa yang bisa kau harapkan dari Kim Namjoon? Apa kau akan menghabiskan seluruh sisa umurmu hanya untuk menatapnya bahagia bersama orang lain? Sadarlah Yeonsa!" Jungkook berkata gemas.

"Apa aku salah kalau menyukainya? Dia yang selama ini selalu menyemangati hari-hariku dengan tulisannya dan keberadaannya. Apa aku salah?" Yeonsa bertanya dengan mata berkaca.

"Kau boleh tetap mengaguminya, tapi kau juga berhak untuk bahagia. Jangan siksa hidupmu dengan hal-hal seperti itu. Kupikir perasaanmu padanya hanya sekedar rasa kagum. Tidak lebih!"

Yeonsa tersenyum miris mendengarnya. Kata-kata Jungkook persis seperti yang diucapkan Taehyung padanya. Benarkah perasannya pada Kim Namjoon hanya sebatas kagum?

Saat itu, Taehyung lewat di samping meja mereka. Biasanya ia akan dengan seenaknya bergabung lalu mengganggu Yeonsa hingga gadis itu mendengus kesal. Kali ini ia lewat begitu saja tanpa menoleh atau pun menyapa. Menyisakan perasaan aneh di hati Yeonsa. Seperti ada sesuatu yang hampa di dalam sana.

"Kau lihat dia?" tanya Jungkook memberi isyarat ke arah Taehyung yang makan seorang diri di meja sudut kantin.

"Kenapa?" tanya Yeonsa keheranan.

"Tidakkah dia mirip sepertimu? Dia selalu menyendiri seperti itu. Makanya aku berpikir kalian sangat cocok. Kalian bisa saling mengisi di hari-hari kalian yang sepi." Jungkook menyeringai usil.

"Diamlah! Aku lebih suka sendiri dari pada bersama orang yang melarangku ini dan itu," sungut Yeonsa.

"Memang apa yang dia lakukan?" tanya Jungkook penasaran.

"Dia marah saat melihatku hanya berdua dengan Kim Namjoon. Padahal saat itu kami tidak hanya benar-benar berdua. Dia marah lalu membentakku. Belum pernah ada yang membentakku seperti itu." Yeonsa menampakkan ekspresi kesalnya.

"Dia cemburu!" Jungkook terkekeh.

"Tapi, cemburunya keterlaluan! Aku tidak suka!" tukas Yeonsa.

"Percayalah, banyak gadis di luaran sana yang ingin pasangannya bersikap seperti Kim Taehyung. Namun, sekeras apa pun mereka berusaha, mereka tak mendapatkannya. Kau beruntung punya seseorang yang posesif dan protektif terhadapmu seperti itu."

"Beruntung kepalamu!" Yeonsa sudah hampir menjitak kepala Jungkook saat ia melihat ada seorang gadis yang datang menghampiri Taehyung. Gadis itu tersenyum, tetapi Taehyung hanya menanggapi seadanya.

"Dia anak akutansi. Kakak tingkatnya Jineul. Mengejar-ngejar Taehyung sejak dua tahun lalu, tapi Taehyung tak menyukainya," ujar Jungkook sebelum Yeonsa bertanya.

"Kau bohong!" tukas Yeonsa tak percaya.

"Tidak percaya? Taehyung itu banyak penggemarnya dari yang sembunyi-sembunyi hingga yang terang-terangan seperti gadis itu. Tapi, yang dia lihat hanya dirimu. DIRIMU! Si makhluk spesies langka yang suka menyendiri sepertinya."

"Dia bilang semua gadis yang disukainya menolaknya. Dia bilang hanya aku yang mau jadi pacarnya," ujar Yeonsa keheranan.

"Dan kau percaya?" Jungkook kembali terkekeh melihat kepolosan sahabatnya itu.

"Lalu, aku harus percaya pada siapa?"

"Percayalah pada sahabatmu ini. Dia berbohong. Dia bilang begitu agar kau simpati padanya dan sudah jelas kan kalau dia tidak ingin membuatmu cemburu meski nyatanya kau tidak terpengaruh sama sekali."

"Seperti itukah seorang Kim Taehyung?" tanya Yeonsa tanpa sadar mulai mencari sosok Taehyung lagi. Gadis itu masih berada di sana.

"Cobalah kau perhatikan kesehariannya. Jangan terfokus pada Kim Namjoon saja. Sesekali kau harus melihat yang lain. Apalagi Kim Taehyung yang sudah jelas menyukaimu. Berbaliklah menjadi pengagum rahasianya." Jungkook mengedipkan sebelah matanya kemudian tersenyum.

===== To Be Continued =====

[Sudah Terbit] Secret Admirer ✓Where stories live. Discover now