Dua Puluh Tiga

6.5K 839 64
                                    

"Panas banget, ke dokter aja ya" ucap gue yang sedang memeriksa suhu tubuh Celine.

Celine menggeleng, "Nggak mau bun" jawabnya lirih menolak ajakan gue.

"Kak, panas banget"

"Papa aja nggak peduli bun"

Gue menegak air liur gue kasar, gue tahu rasa hatinya Celine saat ini. Semenjak kejadian tadi siang, Chanyeol sama sekali nggak menghiraukan Celine.

"Kak..."

Celine menggeleng dan merubah posisinya dengan memeluk guling panjang kesayangannya. Gue beranjak menuju kamar menemui Chanyeol.

"Yeol.." panggil gue pada Chanyeol yang sibuk menggerakan jarinya pada keyboard laptop.

Chanyeol menoleh ke arah gue, "hmm?" dehemnya seakan bertanya kenapa.

"Um.. Kakak panas banget Yeol badannya" ucap gue sangat pelan sembari menggigit ujung bibir bawah gue.

Chanyeol sedikit agak sensitif perihal kejadian siang tadi, gue jadi rada takut buat bicara sama dia sekarang.

Chanyeol beranjak berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan gue, "Kamu bawa ke dokter ya!" pinta nya sambil memegang bahu gue.

"K-kamu?"

"Aku nggak bisa, kamu aja ya. Bawa sekarang takut Celine kenapa napa" ucap Chanyeol yang langsung berjalan ke arah nakas.

Gue menghela nafas, "Yeol, Celine butuh kamu bukan aku. Aku udah ajak dia ke dokter, tapi dia nolak dan bilang kalo kamu aja nggak peduli sama dia. Jadi ngapain aku peduliin dia" ucap gue jelas.

"C-celine-"

"Iya, kamu harusnya nggak gini. Jangan kekanak-kanakan dong Yeol! Celine masih kecil, belum paham apa-apa" kata gue memotong ucapan Chanyeol.

Chanyeol berjalan keluar kamar dan gue mengikuti di belakangnya. Chanyeol memasuki kamar anak-anak dan berdiri di dekat pintu, "Cel, ke dokter sana" ucapnya dingin.

Celine tak bergeming sedikitpun hanya menenggelamkan wajahnya dibalik bantal gulingnya.

"Celine!" pekik Chanyeol.

Celine menggeleng, "Nggak usah pa" jawabnya dengan sangat pelan dan dalam posisi yang sama.

"Yeol..." gue memegang bahu Chanyeol dengan memberi isyarat supaya Chanyeol mendekat ke arah Celine.

Tapi, Chanyeol malah berbalik badan keluar kamar. "Yeol!" panggil gue yang mengikutinya.

"Kamu bawa dia ke dokter. Paksa aja" ucapnya menyuruh gue. Gue mengerutkan dahi tak percaya, "Yeol, tapikan-" belum selesai gue bicara Chanyeol meninggalkan gue dan sedikit berteriak. "Paksa kalo nggak mau!" ucapnya.

Gue menghela nafas, dan kembali ke kamar anak-anak. "Kak, yuk ke dokter sama Bunda" ajak gue yang kini duduk di tepi kasur Celine.

"Nggak usah bun"

"Kak, jangan susah dong" ucap gue membujuk rayu Celine. Celine merubah posisi menatap gue, airmatanya sudah penuh. "Kenapa nggak papa yang nyuru aku berobat?" tanyanya.

"Kak, walaupun papa marah, tapi sebenernya khawatir sama kakak. Papa yang nyuruh Bunda buat ajak kakak ke dokter" jelas gue sambil mengelus puncak kepalanya.

Tangisan Celine udah beralih ke sesegukan, "B-bunda.. hikss..." pekiknya yang berhambur memeluk gue.

"Iya, yaudah yuk berobat" ajak gue. Celine akhirnya mengangguk dan gue langsung menggantikan bajunya.

Baru aja gue mau keluar kamar, Chanyeol menghampiri gue yang masih di dalam kamar anak-anak. "Udah belum?" tanya nya di ambang pintu.

"Hng?"

Chanyeol as My HusbandWhere stories live. Discover now