24. Shit Game.

92 5 0
                                    

"Mutiara indah yang harus ku jaga." -Rendi Saputra.



Santi pikir Egi tidak bersungguh dengan perkataannya tentang cowok itu yang akan pindah kembali ke Indonesia. Nyatanya dia sangat serius.

Setelah beberapa minggu Egi mengurusi surat-surat ke pindahan nya kini adalah hari pertama Egi masuk ke sekolah.

Dan yang paling menyebalkannya lagi mama dan papa malah mengusul kan Egi untuk tetap tinggal di rumah nya. Santi tidak dapat mengelak jika Ada rasa tidak nyaman setiap kali ia berada di dekat Egi. Karena cowok itu semakin gencar menunjukan perasaannya terang-terangan.

Sebenernya Santi peka tapi ia memilih untuk pura-pura tidak tau karena ia tidak ingin hubungan baik Rendi dan Egi hancur hanya karena dirinya.

"Heh bengong aja," Rendi mengibaskan tangan kanannya di depan wajah Santi, membuyarkan lamunan cewek itu.

"Ren kamu belum sarapan lho." kata Santi.

Rendi terkekeh kemudian mengacak rambut pacar nya. "Jadi dari tadi kamu bengong cuma mikirin aku belum sarapan? Ah sosweet nya."

"Ya udah simpen dulu hape nya terus sarapan dulu." Perintah Santi.

Rendi hanya nyengir. "Tapi tangung, bentar ya." bantah Rendi keras kepala.

Cowok itu kembali berkutat dengan handphonenya melanjutkan permainan Mobil legend favorite nya. Santi kesal karena akhir-akhir ini Rendi lebih mementingkan game sialan itu.

"Ren, kamu tuh bikin saya bete," Kata Santi kesal.

"Iyah sayang bentar doang kok." ucap Rendi tanpa sedetik pun teralihkan.

Tidak tau jika garis wajah pacarnya sudah sangat kesal di buatnya.

Santi beranjak berdiri kemudian melangkah pergi dari kantin meninggalkan Rendi yang malah asyik sendiri.

Ia kembali masuk ke dalam kelas yang masih nampak terdapat beberapa siswa yang sudah datang.

"Haii,"

Santi menghela nafas kesal ketika mendapati Egi yang mendatangi kelas nya.

"Sayang ya, gue gak sekelas sama lo." Egi duduk di sebelah Santi. Dia memperhatikan wajah Santi. "Muka lo kenapa di tekuk kayak gitu, lagi kesel ya." Tebaknya.

"Enggak."

"Udah gak usah boong tadi gue liat lo sama Rendi di kantin, si Rendi nyuekin lo ya."

"Egi kalo kamu tau saya sedang kesal harus nya kamu diam saja." kekesalan Santi mulai meningkat.

"Okee gue diem." Egi menepuk bibir nya yang sedari tadi tak pernah mengerem. Tali hanya bertahan beberapa detik. Sebelum kembali bicara. "Emang nya si Rendi nyuekin lo karena apa?"

Santi mendengus. Dia memilih mengeluarkan laptop dan melanjutkan cerita yang belum selesai. Meskipun dia sadar itu menarik perhatian Egi, sampai cowok itu melirik laptopnya.

"Lo penulis?"

Santi mengangguk. "Ini adalah cerita kedua yang saya buat."

"Ohya? Itu artinya lo udah nyelesain cerita pertama." Komentar Egi.

Santi mengangguk lalu merogoh sesustu dari dalam tasnya. Novel berjudul 'it's love' yang merupakan karya pertamanya.

"Mau baca gak?" Tawarnya kepada Egi.

Sebenernya membaca novel bukan tipe Egi, dia lebih suka membaca komik seperti yang lainnya. Karena lebih seru menatap hambar daripada deretan kata. Tapi berhubung Santi menawari sepertinya tidak alasan unuk menolak membaca hasil karyanya.

ELSAWhere stories live. Discover now