Seina nampak tersenyum lebar saat matanya berhasil menangkap Meka yang baru saja menginjakan kakinya di lantai rooftop

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seina nampak tersenyum lebar saat matanya berhasil menangkap Meka yang baru saja menginjakan kakinya di lantai rooftop.

Meka menyodorkan salah satu cangkir kopi susu yang berada di tangannya kepada Seina, yang diterima oleh Seina dengan senang hati.

"Jadi ... ada masalah apa?" Meka nampak membenarkan kacamatanya, menaikannya ke atas kepala.

Seina masih bergeming. Gadis berambut hitam kecokelatan itu masih menikmati hirupan kepulan asap dari cangkir kopi di tangannya.

"Kebiasan deh seneng banget bikin gue penasaran," decak Meka setelah menyesap kopi susu miliknya.

Seina terkekeh, "Muka lo lucu kalo lagi penasaran atau bete gitu."

"Yaudah Sei, buruan bilang! Kerjaan gue belum selesai, gak enak sama yang lain," desis Meka.

Seina menyesap sedikit kopi susunya sebelum akhirnya mulai bicara, "Ka, gue dipaksa nikah."

Meka nyaris menyemburkan kopi yang berada di dalam mulutnya kalo saja Seina tidak merentangkan tangannya untuk melarang Meka melakukan itu.

"Kok bisa?" Mata Meka membola dengan sempurna.

"Dijodohin orangtua?" tambah Meka.

Seina menggelengkan kepalanya, "Bukan!"

"Terus?"

"Dare!" Setelah itu Seina nampak menggeleng-gelengkan kepalanya selagi kedua matanya ia pejamkan.

Yang dilakukan Seina adalah bentuk respon alami dari tubuhnya.

Meka sendiri sudah Seina anggap seperti kakak sendiri walau hanya berbeda satu tahun. Seina sudah sering mendapat wejangan dari Meka jadi untuk saat ini Seina sudah bisa menebak apa yang akan Meka lakukan.

"Dasar gila!" Tangan Meka bergerak memukul lengan Seina.

"Bukan gue," desis Seina.

"Serius, Ka! Bukan gue yang main dare or dare-nya. Temen-temen gue pas reuni kelas beberapa hari lalu, yang dapet dare juga si Arga! Gue korban," desis Seina menjelaskan.

"Arga? Musuh lo?" tanya Meka. Rasanya telinganya tidak asing dengan nama itu, karena memang Seina pernah membicarakan Arga sebelum hari reuni kelas.

Seina menganggukan kepalanya.

"Ah gila sih temen-temen lo," kekeh Meka.

"Ih kenapa lo ketawa?"

"Mungkin sekarang pemikiran gue sama kayak temen-temen lo," jawab Meka.

"Kenapa? Jadi lo setuju gue nikah sama Agar-agar itu karena dare gitu?" Seina menatap Meka penuh selidik.

"Gak juga, coba deh ceritain awalnya gimana bisa dapet dare begitu," pinta Meka.

Akhirnya Seina menceritakan semuanya. Mulai dari dia yang ditipu teman-temannya untuk kehadiran Arga sampai dare yang diberikan teman-temannya.

"Jadi kalian cuma punya waktu 2 bulan? Ah gila! Emang ngurus pernikahan sesimple itu," komentar Meka.

"Ih kok yang lo komentarin itu sih?!"

"Lah gue harus komen apa? Kan lo juga udah setuju buat jalanin tuh dare gila. Jangan-jangan emang harapan lo kali bisa nikah sama Arga." Meka menjulurkan lidahnya untuk menggoda Seina.

"Ih amit-amit!" Seina nampak mengetuk-ngetuk meja dan kepalanya berkali-kali.

"Lagian kalo gue sama Arga gak jalanin, mereka semua bakal tetep bikin pernikahannya terlaksana dengan cara mereka sendiri, dan ... gue gak yakin cara mereka bakal normal," desis Seina.

Meka kemudian terkekeh seraya menggelengkan kepalanya. Astaga ... ada-ada saja!

"Jadi tadi muka lo ditekuk karena mikirin masalah ini?"

"Iya dan karena tadi Arga yang antar gue dan ya jelas nanti sore dia juga yang bakal jemput gue!" Emosi Seina nampak kembali meluap-luap.

"Biar apa?"

"Dia kekeuh mau gue kenalin ke orangtua gue karena dia mau cepet-cepet bawa orangtuanya ke rumah. Dia pengen cepet-cepet nikahin gue karena katanya dia mau ketenangan hidupnya lagi. Ya iyasih, temen-temen emang jadi bener-bener neror buat ngingetin darenya," cerita Seina.

Meka nampak mengangguk-anggukan kepalanya seraya sesekali terkekeh kecil, ada sesuatu yang ia pikirkan.

"Gue rasa sih sebenernya kalian tuh suka satu sama lain cuma ya gengsi karena orang-orang udah terlajur ngecap kalian sebagai musuh bebuyutan," kekeh Meka.

"Astaga! Gue kepikiran buat jadian sama dia aja gak pernah sama sekali," desis Seina.

"Kenapa sih cerita sama lo malah gak dapet solusi?" Seina mulai bangkit dari duduknya.

"Mau ke mana, Sei?"

"Turun! Masih banyak kerjaan." Setelah itu Seina bergerak meninggalkan rooftoop, membiarkan Meka sendiri untuk menghabiskan kopinya lebih dulu.

"Ada-ada aja."

---
Gengsi yah? Hm😚

Instagram:
(at)ashintyas
(at)oreovanila.story

Serang, 8 Mei 2018

Love,
Agnes

Musuh Tapi Menikah? [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now