Seakan memang tidak pernah ada pertanyaan yang mendapat jawaban.

Kilasan ingatan tentang percakapannya dengan Aliky saat itu tiba-tiba saja terputar tanpa komando. Membuat hati Elina semakin sesak.

"Kamu ingin bertemu dengan Papa? Mama akan membawanya kepadamu. Mama berjanji, tapi buka matamu dulu sayang. Jika kamu bangun Mama akan membawa Papa kehadapanmu, Mama Janji! Mama berjanji. Please wake up, Aliky... "

Tanpa Elina sadari, dia telah membuat janji pada Aliky. Yang seharusnya selama ini selalu dia sembunyikan. Tentang kebenaran sang 'Papa' dari putranya.

Semoga saja hal itu tidak akan menjadi sesuatu yang akan di sesali Elina nantinya.

Semoga saja.

"Elina.. " suara seorang wanita membuat Elina tersentak.

Dengan terburu-buru dia menghapus air mata di pipinya. Lalu berbalik ke belakang, disana berdiri seorang wanita cantik yang selama ini tahu kebenaran siapa sebenarnya Aliky.

"Atha, bagaimana bisa kamu berada disini?" tanya Elina bingung.

Bukannya menjawab Atha justru langsung memeluk tubuh Elina dengan lembut. "Dia pasti akan segera membuka mata, jangan kehilangan harapan. Kamu harus kuat demi Aliky"

Atha membisikan kalimat dengan begitu lirih, membuat hati Elina menjadi sangat terharu. Air mata yang tadi sempat dia hapus kini kembali mengalir dengan deras.

Dalam pelukan Atha, Elina kembali menumpahkan kesedihannya. Dengan lembut Atha mengelus punggung Elina. Dia sangat tahu bagaimana perasaan Elina saat ini, dia juga seorang ibu. Hatinya pasti juga sangat hancur jika salah satu dari ketiga anaknya mengalami kejadian seperti Aliky.

Atha membiarkan Elina menangis sepuasnya, mengeluarkan semua beban yang dia tanggung sendirian. Dia tahu jika selama ini tidak ada siapapun yang memihak pada Elina. Tidak ada yang bisa dijadikan tempat sandaran, satu-satunya alasan dia bisa bertahan adalah Aliky.

Dan kini saat melihat Aliky terbaring koma pertahanan Elina hancur berkeping-keping. Mungkin sekarang Elina diibaratkan sebuah kayu lapuk yang di sentuh maka akan langsung hancur tak berbentuk.

Setelah puas menangis Elina dan Atha kini duduk di bangku Taman rumah sakit. Keduanya masih terdiam di tempat, Atha masih enggan bertanya karena dia ingin Elina sendiri yang menceritakannya. Karena memang sangat sulit untuk menceritakan kronologi kejadian yang menurut seseorang sangat mengerikan untuk diingat.

"Maaf aku malah membuat bajumu basah" lirih Elina akhirnya.

Atha menaikan satu alisnya bingung, dia menoleh ke arah Elina dan tertawa kecil.

"Tidak usah dipikirkan, Elina. Yang terpenting kamu merasa lebih baik. Sudah lega bukan setelah menangis?" tanya Atha lembut.

Elina menganggukkan kepalanya dan tersenyum lemah. Dalam hati dia sangat bersyukur karena Atha berada di dekatnya sekarang.

"Aku akan memberitahu Raiki tentang Aliky"

"Apa kau yakin?! Bukankah kau pernah mengatakan padaku jika hal itu tidak akan pernah kau katakan pada Raiki. Jika sebenarnya Aliky adalah putranya" Atha sangat terkejut dengan pengakuan Elina barusan.

Dia tidak menyangka jika akhirnya Elina akan membuka kebenaran yang selama ini dia tutupi.

"Iya, Aliky sangat ingin tahu dimana Papanya. Aku tidak mungkin menjadi ibu yang egois dengan merahasiakan hal ini selamanya. Aliky harus tahu jika sebenarnya Raiki adalah ayah kandungnya."
Terang Elina. 

CAN'T STOP [COMPLETE]Where stories live. Discover now