PART 43.2 - PENGANTAR TIDUR

3.5K 235 13
                                    

KAYRA masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Jovi menghubunginya?

Dengan cepat ia mencubit pipinya sendiri.

"Aw!"

Bukan mimpi.

"Angkat nggak ya?..." ucapnya pelan.

"Mungkin aja penting." Akhirnya jari telunjuk itu menggeser layar ponsel. Dan tampaklah wajah Jovi dengan rambut masih basah di sana. Cowok itu terlihat sedang bersandar di kepala ranjang.

"Hai!" sapa Jovi di seberang sana.
Kayra masih belum yakin betul. Jovi menghubunginya. Namun ia mencoba membuang semua pemikiran negatifnya tentang Jovi.

"Kak Jo."

"Dek... kamu marah banget ya sama Kakak?"

Kayra bergeming.

"Kay cuma nggak suka Kak Jo anarkis gitu. Kay nggak mau Kak Jo jadi orang kasar..." Kayra berucap sambil menggeleng pelan.

"Iya, maaf. Kak Jo bodoh. Kak Jo labil. Dan lagi... ehm... cowok yang kemarin itu siapa kamu, Dek?"

"Itu Kak Allen. Sepupu Kay."

Jovi menelan ludahnya seketika.
"Ehm...Kak Jo minta maaf, Dek. Tolong bilangin sama dia. Kak Jo nyesel, ya?"

Kayra mengangguk.

"Kak Jo... Kak Jo udah nggak peduli lagi, ya sama Kay?"

"Ha? Nggak lah... Kak Jo peduli sama kamu. Kenapa nanya gitu?"
Kayra menyingkap poninya ke samping sambil menatap wajah Jovi dengan tatapan hambar. "Kay ngerasa Kak Jo beda akhir-akhir ini," ucapnya lirih.

"Hei, Kak Jo nggak berubah. Ini Kakak, nggak ada apa-apa. Percaya deh. Ya... mungkin akhir-akhir ini Kak Jo jadi emosian. Maaf kalo kamu terganggu. Dan untuk kejadian yang waktu itu, Kak Jo bener-bener nyesel Dek... Kak Jo nggak bisa kontrol emosi."

"Terus kenapa pas ada mini pensi Kak Jo nggak datang? Kak Jo nggak mau ketemu Kay?"

Jovi menghela napas sejenak. "Kak Jo ada urusan penting, Dek. Kamu jangan negative thinking dong..."

"Iya, iya, Kay minta maaf."

"Gitu dong senyum."

Kayra dengan terpaksa menarik bibirnya.

"Kak Jo kangen kamu, Dek," ungkapnya jujur. Kayra terlihat kaget dengan ucapan spontan itu. Namun ia mencoba menutupinya.

Kay juga Kak... tapi Kay nggak bisa ngomongnya. Akhirnya Kayra hanya memberikan senyuman kecil.

"Ehm... Kak Jo, Kak Jo pipinya tirusan sih?" Kayra dengan pandai mengubah topik pembicaraan.

Jovi menyentuh pipinya dengan keheranan. Lalu ia mengendikkan bahunya.

"Kak Jo jangan lupa makan... nanti kalo Kak Jo sakit gimana?" Jovi tersenyum tipis, ini yang paling disukainya.

"Iya, Dek... Kak Jo cuma kecapean aja."

"Ehm... kamu nggak mau tahu siapa cewek yang ketemu di depan bioskop waktu itu?" Jovi bertanya dengan menarik turunkan alisnya.

"Ehm... nggak! Buat apa? Kay nggak mau bahas tentang itu." Kayra berucap sebal.

"Bener?..." Jovi terus mendesaknya dengan tatapan jahilnya hingga beberapa saat kemudian Kayra akhirnya menyerah.

"Iya, iya. Siapa dia?!"

"Dia itu murid Kakak."

"Murid?"

"Hm..." Jovi mengangguk.

Komisi Disiplin✔Where stories live. Discover now