PROLOG

43.3K 1.6K 84
                                    

"DUH.... apa lagi ya?"

"Pita udah, tinggal dipakai besok. Kaus kaki beda warna juga udah. Biru sama pink." Cewek itu menyentuh satu persatu barang yang sudah terpampang nyata di ranjang. Sedangkan ia berdiri sembari memakukan siku pada telapak tangan. Mengetuk-ketukkan jari telunjuk ke dagu. Mencoba mengamati barang-barang yang mungkin terlupakan.

Drrrt... Drrrt...

Seketika ponsel di nakas bergetar. Ia membuka pesan yang masuk. Ternyata dari grup chat sekolah. Ya, sekolah yang akan menjadi tempat barunya menimba ilmu setelah tamat dari dunia putih biru.

"Barang-barang yang harus muba bawa," ejanya seraya menggulir layar ponsel.

"Satu, setiap kelompok barang bawaan harus sama. Jika ada yang salah, maka semua akan terkena hukuman." Cewek itu bergidik.

"Ya.... kalau ada yang kelupaan gimana? Rodriguez kejam, ih, tapi.... yaudah lah, namanya juga perintah." Ia mengembuskan napas pelan dan melanjutkan membaca chat.

"Barang bawaan setiap hari akan berubah-ubah sesuai perintah, karena itu jangan sampai tertinggal informasi. Karena akan ada konsekuensi yang siapa menanti." Ia membaca pelan sambil terus menggulir pelan layar ponsel itu.

"Pertama, minuman ulat makan daun. Hah?" Ia ternganga. Lalu membaca ulang.

Tidak salah? Pikirnya.

"Mungkin ini kali ya, yang namanya clue." Cewek itu manggut-manggut.

"Kedua, roti tanpa gula dan garam. Sisi empat."

"Jangan lupa bawa pulpen pas."

"Aha! Kay tahu apa itu!" ujarnya senang. Kemudian ia beralih ke bagian bawah, sepertinya itu syarat terakhir yang harus dibawa oleh murid baru.

"Biskuit 3D."

"Oke, gitu aja kan?" ucapnya riang lalu melangkah keluar kamar dengan membawa serta ponselnya. Ia mengetikkan kata kunci clue yang ia dapatkan. Dan tebakannya benar. Dengan segera ia menuju dapur dan membuka lemari es.

"Untung ada yang merek ini." Ia mengambil minuman teh dengan botol bergambar ulat memakan pucuk daun teh.

"Biskuit 3D? Ehm...." Ia kembali menggulir hasil browsing-nya.

"Oh.... ternyata biskuit ini? Di kulkas juga ada." Lagi-lagi ia dibuat tersenyum lega karena barang-barang yang diperlukan mudah didapatkan. Ia merasa keberuntungan memihaknya kali ini.

"Satu lagi, roti tawar."

Setelah membawa ketiga barang tersebut, ia berjalan ke kamarnya lagi dengan langkah penuh percaya diri.

"Duh.... nggak sabar gimana besok. Pasti seru!" ujarnya riang. Ia memasukkan barang-barang tadi beserta barang yang lain ke dalam tas punggungnya. Setelah dirasa ranjangnya bersih dari barang-barang tadi, ia membaringkan tubuhnya yang memang sudah letih itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ia tidak boleh sampai telat.

Dan lagi, ia menatap layar ponselnya untuk membaca info yang baru saja masuk.

"Selalu ingat nama kelompok yang sudah dibagi. Jika ada yang lupa maka siap-siap hukuman menanti," ejanya pelan.

"Ugh.... kejam!" Cewek itu bergidik ngeri.

"Oke, Kay nggak boleh sampai telat, besok harus berangkat pagi! Ingat nama kelompok. Archimedes!"

"Archimedes!"

"Archimedes!" ocehnya terus menerus.

Tidak lama kemudian ia memejamkan mata dan mulai memasuki alam mimpi setelah mulutnya terus saja mengucapkan kata tersebut berulang kali.

***

Thanks for reading. If you like this story please give votes and comments. Thanks ;)

Komisi Disiplin✔Where stories live. Discover now