PART 26.2 - REBUT?

7.3K 490 35
                                    

Jangan katakan dirimu laki-laki sejati jika hanya satu perempuan saja yang kau hargai, yaitu kekasihmu.
###

BRAK!!!

Kayra membuka pintu kelas dengan keras hingga semua temannya melihat ke arahnya.

Ia langsung duduk lalu menenggelamkan wajahnya di lipatan kedua lengannya yang ia lipat di meja.

Ratih yang melihat Kayra tiba-tiba seperti itu dari perpustakaan langsung menghampiri temannya itu.

"Hei! Kenapa?" tanyanya.

Kayra menggeleng. Beberapa teman perempuannya mendekat ke bangku Kayra.

"Cerita sama kita. Ada yang bully kamu?" Kayra menggeleng di sela isaknya yang tidak terdengar.

"Ada yang jahatin kamu?" taya Bila.

Kayra makin terisak. Teman-temannya bingung.

Yah, di kelas Kayra juga jam kosong. Mungkin semua guru rapat.

Sedangkan temannya yang laki-laki banyak yang ke kantin dan sisanya berdiam di kelas. Seperti Deka dan Fano. Mereka sepertinya berubah profesi menjadi penjaga pintu kelas 11 IPA 1 sepertinya.

"Kayra!"

Teriakan itu! Itu Jovi.

Fano dan Deka segera menghadang Jovi yang berteriak-teriak seperti orang komdis yang sedang membentak muba.

Kayra mengusap air matanya sambil masih terisak kecil. Menatap siapa yang berada di depan pintu kelasnya.

"Jovi?" kata Bila.

"Kamu... diapain Jovi?" Ratih menyahuti.

Kayra tidak menjawab. Sedangkan dua teman perempuannya sepertinya sudah bisa menyimpulkan apa yang membuat Kayra bersedih sampai menangis.

"Fan! Dek! Jangan biarin tuh komdis masuk!" teriak Bila ke arah dua cowok tadi.

"Oke!" sahut Deka keras.

Sedangkan Jovi yang mendengar jelas jika dia dilarang masuk hanya bisa menggertakkan gigi dan mengepalkan tangannya.

"Biarin gue masuk sebentar!" katanya dingin.

"No no no no no," kata Deka sambil menggerakkan telunjuknya. Pertanda tidak. Biasa... gaya andalannya.

"Gue mau ketemu sama Kayra, minggir!" ujarnya lagi.

"Dibolehin nggak nih?" teriak Fano ke arah meja Kayra.

Kayra menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya lalu menggeleng.

"Mending lo balik aja ke kelas lo Jo. Dia nggak mau ketemu sama lo!" ujar Fano dengan gaya khasnya.

Jovi mengepalkan tangannya. Ingin sekali ia menerobos masuk, tapi ia juga masih memiliki tata krama. Apalagi ini kelas lain.

Ia mengembuskan napasnya pelan.

"Dek! Kak Jo tahu kamu marah. Nanti Kak Jo tunggu di kelas kamu, Kak Jo akan jelasin semuanya. Kak Jo janji! Please... kasih kesempatan buat Kakak," teriaknya keras. Ia mengarahkan suaranya ke arah dalam kelas.

Fano dan Deka melotot takjub. "Adek, Adek! Udah, sana. Habis ini guru sejarah mau masuk. Lo mau try out kan? Sana!" usir Fano dengan nada becanda agak menyebalkan.

Jovi menatap kedua cowok menyebalkan itu dengan raut wajah kesal. Lalu dengan pelan mulai menjauhi tempat itu.

Sedangkan di kelas Kayra masih terisak. Ia mendengar dengan jelas teriakan Jovi barusan.

Komisi Disiplin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang