PART 1.3 - SEBUAH RENCANA

27.4K 1.5K 47
                                    

Ada satu hal yang sering diremehkan banyak orang, yaitu 'Kedisiplinan'.
###

SEMUA muba merasa sangat ketakutan. Bagaimana tidak? Raut wajah komdis saja sudah mengisyaratkan akan ada hal buruk yang terjadi. Sungguh tidak berperasaan komdis itu.

"Tuh kan apa gue bilang, pasti tuh komdis bakal marah-marah. Lagian juga gak masuk akal gitu ngelilingi sekolah ini cuma lima belas menit!" celoteh salah satu siswa dari kelompok lain. Dan sontak itu membuat beberapa siswa di sekitar Kayra menoleh ke arahnya.

"Ooh jadi gini murid baru Rodriguez High School. Udah berani sama kakak senior, mau jadi apa? GAK USAH MANJA! KALIAN UDAH SMA SEKARANG! DISURUH KAYAK GITU AJA UDAH NYERAH, KITA DULU JUGA KAYAK GITU, TAPI NGGAK KAYAK KALIAN, MANJA!" bentak komdis yang dari tadi terlihat diam saja namun sekarang mulai angkat bicara.

Terik matahari terus bersinar. Waktu sudah menunjukkan jam setengah dua siang. Tapi mau bagaimana lagi, semua muba yang ada di lapangan saat ini hanya bisa pasrah.

Keenam komdis yang lainnya maju ke depan setelah salah satu dari mereka maju dan angkat bicara.

Salah satu komdis perempuan mendekat ke arah komdis yang tadi membentak.

Dan sekarang semua komdis mengalihkan pandangan ke arah semua muba, tentunya sama sekali tidak ada raut wajah yang memperlihatkan senyum terpancar secara ikhlas.

"Udah deh Kak, biarin aja mereka sekarang pulang. Besok kita lihat, masih gini apa udah berubah," komdis perempuan itu mencoba menenangkan kawannya.

"Gimana Kak? Kita akhiri aja orientasi hari ini?" tanyanya, kemudian menoleh ke yang lain seperti meminta pendapat.

"Yaudah. DENGAR SEMUANNYA! KITA SENGAJA NGASIH KERINGANAN BUAT KALIAN HARI INI, TAPI BESOK JANGAN HARAP! NGERTI?!" bentak komdis yang terlihat seperti ketuanya.

"INGAT! DI SINI KITA NGGAK MAIN-MAIN, KITA DIBERI AMANAH DARI DEWAN GURU BUAT NGEDIDIK KALIAN BIAR JADI PRIBADI YANG DISIPLIN, GAK CENGENG, TANGGUNG JAWAB DAN BERANI!" lanjutnya lagi.

"Silahkan pulang!" lanjutnya.

Semua muba membubarkan barisan dan keluar menuju pintu gerbang.

***

"Kay! Lo dijemput nggak?" Bella mendekati Kayra yang sedang menunggu di depan pos satpam.

"Iya bentar lagi juga dijemput, tadi udah kutelepon."

"Yaudah, duluan ya," kemudian Bella berlalu ke arah sebuah mobil sedan yang telah berhenti sedari tadi di samping trotoar.

Hari sudah mulai sore, semua muba sudah meninggalkan sekolah. Ada yang dijemput, mengendarai mobil, maupun motor.

Sepertinya hanya dia saja yang belum pulang, semua muba dan kakak kelas terlihat sudah meninggalkan sekolah. Namun masih ada juga beberapa mobil dan motor yang masih terparkir di area parkir. Mungkin itu milik beberapa guru.

"Neng nggak pulang?" seorang satpam tiba-tiba datang dan berbicara pada Kayra.

"Belum, Pak," ucapnya sopan.

"Masuk aja Neng, di luar kayaknya mau hujan," pria itu mempersilahkan Kayra untuk masuk ke dalam pos satpam karena tiba-tiba cuaca tidak memungkinkan untuk pulang sekarang.

Kayra pun masuk ke dalam pos satpam karena sudah mulai gerimis. Kayra duduk di kursi yang membelakangi pintu sambil menatap ke luar jendela. Hujannya sangat deras. Sesekali ia menengok ponselnya untuk mengecek apakah sopirnya membalas pesan tadi atau tidak.

Beberapa mobil dan motor yang diparkirkan di area parkir keluar dari area sekolah menerjang derasnya hujan.

"Pak Mamat lama banget sih nggak ke sini, udah hampir sore nih, masa Kay harus naik taksi? Mana dompet Kay tadi ketinggalan, nggak bawa payung lagi," gerutu Kayra dengan suara pelan. Sepertinya tidak terdengar oleh Pak Satpam yang dari tadi sibuk menonton TV yang ada di tempat itu.

Komisi Disiplin✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora