JDS-1 (revisi)

8.3K 373 0
                                    

Sebelum membaca cerita ini diharapkan mengklik tombol bintang di bawah, vote dan follow itu gratis, jadi kalau kamu klik vote dan follow berarti kamu udah ngedukung buat penulis membuat karya-karyanya setiap hari, jadi jangan lupa vote karena vote itu gratis.

Enjoyyyy

***

Melihat senyum mu saja sudah membuat ku senang, apalagi bertemu dengan mu setiap hari, mungkin nama nya surga dunia kali ya?

-SamudraPratama

Jingga, si mata jengkol dengan bibir tipis terlukis di wajahnya. Kelas X³ mungkin kandang ternyenyak selama ia bersekolah di SMA Pancasila, memiliki teman akrab yang bernama Angel, Vanila dan Fatiah.

"JINGGA!!" Suara yang menggelegar di kelas tersebut membuat semua murid di kelas tertunduk takut, termasuk Jingga yang tadinya memainkan ponsel di dalam kolong meja, langsung menyimpan ponsel canggih nya. Jingga menatap Elie yang berada di meja guru, selalu saja memberikan tatapan itu, tatapan yang membuat bulu kuduk siswa merinding.

Jingga berdiri, ia tidak mau menjadi amukan Elie saat ini.

"I...i..ya buk". Dengan wajah yang memerah, gadis itu coba berbicara meski tergagap.

"Jingga, saya wali kelas kamu, nilai kamu". Elie menggeleng, guru dengan rambut blonde itu terlihat sangat geram. "Masyaallah".

Jingga hanya menunduk diam, lalu Elie memberikan selembar kertas kepada Jingga, Jingga mengambilnya. Ia tahu jika kali ini pasti nilainya kembali jelek bukan?

______________________________________________

Nama : Jingga Brovi
Kelas  : X³
______________________________________________

Matematika 56
Bahasa inggris 73
Bahasa indonesia 30
Agama 80
Ppkn 45
Pelajaran kejuruan 90

Rata-rata 63,33

______________________________________________

"Udah lihat?" Tanya Elie dengan tatapan super tajam kepada Jingga. Jingga hanya mengangguk.

"Kamu tau Samudra kelas X¹?" Tanya Elie lagi. Siapa yang tidak kenal dengan cowok berbadan atletis itu? Apalagi akhir-akhir ini Samudra tengah berusaha mendekati Jingga, dan beberapa kali juga Jingga tolak.

"Ngapain mangut-mangut gitu?" Pertanyaan Elie membuyarkan hayalan Jingga.

"En..enggak buk". Alibi Jingga.

"KENAL APA GAK?" Teriak Elie, Jingga menyapu wajahnya yang terkena cimpratan air ludah sang guru.

"Nggak pakek muncrat juga kali." Ucapnya lirih nyaris tak terdengar.

"Kamu belajar sama dia selama 1 bulan ini, kalau saya denger dari Samudra kalo kamu gak ikut extra sama dia, dengan terpaksa orang tua kamu saya panggil ke sekolah". Jingga hanya diam tak ingin menjawab pertanyaan guru tersebut. Lalu guru killer itu melihat Jingga tajam membuat Jingga takut, dari tatapan nya ia ingin kepastian dari Jingga. IYA IN AJA BIAR CEPAT GA.

Jingga kembali berjalan ke kursi nya. Jingga memang anak yang pemalas, pemalas dalam hal apapun yang bersangkutan dengan sekolah. Apalagi di deketin sama Samudra, dia bakal males.

"Ga, cepat lambat lo bakal deket sama Samudra". Vanila yang duduk di sebelah Jingga pun tersenyum sambil melihat Elie mengajarkan di kelas. Jingga menatap Vanila kesal.

'kenapa semua nya pada ngedukung gue sama Samudra? Kenapa?', batin Jingga.

✍✍✍

Jingga di Samudra [Completed]Where stories live. Discover now