36. Farewell

5.2K 655 192
                                    

Kejutan! Asik ga nih langsung di apdet besokannya? Deuh maapkeun ya aku ga bales comment atu2 kyk biasa. Bukannya aku somse shay, tp kalian kan lg ngambek krn kalimat penutup part kemarin yg bikin deg deg serrr. 😂 Aku bingung mo njawab opo. So, jgn heran dan enjoy aja. ^^

***

Kalian mengerti perasaan saat melihat kesayangan kalian terluka dan kalian hanya bisa berdiri kaku? Dari puluhan tahun kehidupannya berlangsung, tidak pernah Sehun merasa dirinya sehancur ini. Hanya dengan melihat cairan merah yang tumpah dimana-mana, perasaannya bergejolak, jauh lebih mengerikan daripada saat dia kehilangan Sica. Entah kenapa mungkin memang Soojung lah yang mengantongi separuh jiwanya.

Bunyi sirine polisi terdengar dari jauh. Tapi tidak ada yang menghiraukan. Baekhyun sibuk mengeluarkan Suzy dari mobil Kai yang nyaris hancur sebelah, sementara Irene memeluk erat Hunso yang sudah menangis meraung-raung. Belum cukup dengan semua itu, Chanyeol benci bagaimana setelah semua kekacauan ini, kedua wanita sialan itu masih bernafas. “Brengsek...” makinya dengan suara lirih.

Mereka bergerak bagaikan robot, tanpa suara dan kaku, memindahkan tubuh-tubuh yang terluka ke dalam Ambulance yang berdatangan. Sampai dirumah sakit pun, hanya ketidakberdayaan yang menyelimuti sekeliling tubuh mereka.

Ketika Soojung menghilang dari pandangannya, tubuh Sehun ambruk bersamaan dengan pintu Emergeny Room yang tertutup. Irene berinisiatif membawa tubuh lemah Hunso kedalam dekapan Sehun. Keduanya sudah berhenti mengeluarkan air mata, namun siapapun bisa melihatnya, bagaimana keduanya menunggu kehancuran merenggut.

“Appa... Eomma...” rengek Hunso. Anak itu sungguh merasa bersalah. Jika saja dia tidak berlari sembarangan seperti tadi... Andaikan saja semua orang tidak berusaha menyelamatkannya...

“Tenanglah, berdoa saja untuk Eomma.” Balas Sehun sambil membawa Hunso dalam dekapannya lagi. Dia sendiri amat kalut dan ketakutan.

‘Aku tidak pernah bersungguh-sungguh meminta sesuatu seperti ini. Kau boleh ambil semua hartaku hingga tak bersisa. Tolonglah Tuhan, jangan dia...’ batin Sehun dalam hati. Dia memejamkan mata dan bersungguh memohon dalam diam.

Yang lainnya juga tidak berminat untuk bicara sama sekali. Irene menenggelamkan kepalanya ke bahu Suho, memikirkan betapa bodohnya dirinya yang tidak becus menyelamatkan Hunso. Bahkan Baekhyun terlihat frustasi karena keadaan Suzy dan Soojung.

Begitu lamanya waktu berlalu, sama sekali belum ada kabar mengenai Suzy, Soojung, dan Im Ahjussi. Berkali-kali perawat dan dokter berlalu-lalang tanpa menghiraukan tatapan cemas mereka. Setelah tepat 4 jam berlalu, salah seorang petugas medis menghampiri mereka, membuat mereka semua reflek berdiri dan mendekat.

“Nona Bae hanya mengalami pendarahan luar akibat tergores kaca mobil yang pecah. Untuk Pak Im, mohon maaf, sewaktu terjatuh beliau mematahkan tulang lehernya, kami sungguh mneyesal karena tidak berhasil menyelamatkannya.” Pukulan telak yang pertama.

Tubuh lemah Hunso yang sudah berjam-jam terkena bius serta tidak diberi makan langsung melemas dalam pelukan Sehun. Dia begitu terkejut dengan kenyataan yang mengerikan ini. Saking terkejutnya, lidahnya sampai terasa kelu. Air matanya seperti macet, tidak mau menampakkan diri meskipun dia merasa sedih.

“Hunso-ya!” Sehun merasakan keanehan pada putranya.

Dua orang perawat langsung menghampiri Sehun dan membantunya membawa Hunso ke ruang pemeriksaan.

“Sehun, kau disini saja. Aku dan Chanyeol akan menjaganya.” Sulli menepuk bahu Sehun cepat dan mengajak Chanyeol mengikuti perawat yang sudah berjalan cukup jauh.

Kembali fokus pada sang petugas medis, Sehun bertanya dengan perasaan was-was. “Lalu bagaimana keadaan istriku?”

“Pertama, kandungannya baik-baik saja.  Janinnya memang hampir tidak terselamatkan, tapi sekarang sudah tidak bemasalah. Dokter tadi memberi penguat kandungan juga.” Semua orang yang ada disana menghela nafas lega bersamaan.

[END] Daddy's Little PrinceWhere stories live. Discover now