30. Ferris Wheel

6.9K 667 106
                                    

Siapa yang mau nangis liat notif update cerita ini? Aku juga mau nangis soalnya. Astaga ini part paling melelahkan buat di tulis. Well, mulai dari part ini sih sebenernya karena yang belakang juga bakal lebih parah.

Makasih ya kalian udah sabar. Wkwk meskipun ada satu dua orang sampe message aku nny in kapan update sih. Tp gpp. Maaf ya kalian nggu lama...

Enjoy! ^^

***

Jam baru menunjukkan pukul 5 pagi. Soojung dan Sehun masih sama-sama terlelap dibalik selimut. Merasakan pergerakan dari sampingnya, Sehun membuka matanya, memperhatikan Soojung yang menggeliat dan mengerjap-ngerjapkan matanya, terlihat begitu menggoda karena wajah linglungnya yang baru saja bangun.

“Ingin menerkamku lagi?” Ledek Sehun menatap Soojung penuh arti. Soojung langsung memalingkan wajahnya yang memerah dan tak lupa memasang wajah kesal. Sengaja sekali pria itu mengejeknya yang semalam meninggakan begitu banyak tanda kemerahan di tubuh Sehun.

Melihat wajah kesal Soojung yang lucu, Sehun tidak tahan lagi. Pria itu menarik tubuh Soojung untuk di dekapnya, berakhir menciumi bahu polos Soojung.

“Semalam kau menangis. Ada apa?” tanya Sehun. Dia baru teringat bahwa semalam dia sempat melihat air mata Soojung sebelum jatuh tertidur karena kelelahan.

Soojung membiarkan Sehun terus menghujani bahunya dengan ciuman dan malah melarikan jarinya membentuk pola abstrak di dada bidang Sehun. Kepalanya masih tidak bisa mencerna ada apa dengan semua kehidupannya saat ini.

“Bukan apa-apa. Itu hanya karena kata-katamu yang terakhir itu.” Jawab Soojung malu-malu. Sehun berusaha mengingat ucapan mana yang dimaksudkan oleh Soojung. Dia sama sekali tidak bisa mengingatnya.

Melihat Sehun yang kesulitan mengingat, Soojung menatap Sehun dengan pandangan jengkel.

“Dasar bodoh.” Desis Soojung lalu membelakangi Sehun, membuat pria itu heran dan serba salah.

‘brengsek pikirlah Oh Sehun, kenapa kau membuatnya menangis lagi?’

“Sayang, kumohon beritahu padaku ucapan mana yang kau maksud...” rayu Sehun mencoba mengorek informasi. Tidak hentinya Sehun mencolek bagian samping payudara Soojung dari balik selimut.

Soojung yang risih akhirnya berusaha menjawab. “Itu lho, yang kau ucapkan saat ronde ketiga...” Sehun mengernyit bingung, masih tidak bisa menemukannya.

Dia mencoba menebak secara asal, menggantungkan nasib pada peruntungannya pagi ini.

“Yang aku berkata akan membunuh Myungsoo jika pria itu masih mengganggumu? Sekhawatir itukah kau dengan nyawanya?” tanya Sehun percaya diri kemudian mendengus, menganggap hal itulah yang membuat sang istri menangis.

“Bukan itu Oh Sehun!! Dasar pria tidak peka!” Soojung malah dengan anarkis merenggut selimut yang menutupi tubuh Sehun lalu meraih bantal dan menghantamkannya bertubi-tubi ke kejantanan Sehun.

“Lalu yang mana?!” Sehun mulai frustasi. Tangannya menahan serangan Soojung yang bertubi-tubi kearah benda kesayangannya.

“Yang kau ucapkan saat kemarin malam!” jawab Soojung kesal. Karena lelah, dia memilih menghentikan perbuatannya dan duduk sambil bersedekap kesal membelakangi Sehun.

“Ahh itu? Hei, kau marah padaku?” Sehun berseru senang karena pada akhirnya tahu ucapan mana yang membuat Soojung menangis. Dia juga jadi merasa tidak enak karena wanitanya mulai kesal dan membelakanginya lagi

Soojung tidak mau menjawab Sehun. Dia kesal melihat wajah pria itu dan memilih untuk mendiamkan Sehun si pria tolol.

Dengan manja Sehun memeluk Soojung dari belakang, mengabaikan ketelanjangan mereka pria itu menempatkan dagunya di pundak Soojung dan menghirup aroma tubuh sang istri disana.

[END] Daddy's Little PrinceWhere stories live. Discover now